KONTAN.CO.ID - Tahun ini akan menjadi musim panen bagi PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Pasalnya beberapa proyek yang dijalankan JSMR sudah mulai menghasilkan.
Hal ini nampak dari realisasi kinerja operator jalan tol yang mulai menghijau di kuartal I-2023. Analis JP Morgan Sekuritas Indonesia Arnanto Januri pun menyebut, kenaikan pendapatan JSMR terdorong pengoperasian jalan tol Trans Jawa.
Arnanto juga menyebut terjadi penurunan leverage. Hasilnya, pada kuartal I-2023 terjadi perputaran pendapatan dan pertumbuhan EBITDA yang melampaui pertumbuhan beban bunga bersih.
Baca Juga: Jasa Marga Catat 335.394 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek di Libur Panjang Pekan Ini
Tak heran jika pada kuartal I-2023, JSMR berhasil mengerek laba bersih tumbuh 26,67% secara tahunan menjadi Rp 497,56 miliar. Sedangkan pendapatan naik 21,31% menjadi Rp 4,44 triliun.
"Kami memperkirakan tren ini akan terus berlanjut karena kami percaya JSMR berada dalam masa transisi menuju masa panen," jelas Arnanto dalam riset 29 Mei 2023. Dia juga menyebut jika JSMR menuai manfaat dari peningkatan trafik jalan tol Trans Jawa dan di saat bersamaan kebutuhan belanja modal terus berkurang.
Arnanto mencatat, JSMR cukup banyak mengeluarkan belanja modal selama pembangunan jalan tol Trans-Jawa pada tahun 2015-2019. Meski begitu, JSMR tidak berhenti menambah jalan tol. Di tahun ini, JSMR menargetkan bisa nambah jalan tol sepanjang 35 km lalu 43 km pada 2024. Menurut dia, JSMR akan membutuhkan belanja modal sebesar Rp 10 triliun per tahun.
Di samping itu, pada tahun politik yang akan datang bakal menjadi katalis tambahan karena proyek infrastruktur yang baru dibangun cenderung melambat menjelang dan selama tahun pemilu.
Arnanto memperkirakan, pertumbuhan tahunan majemuk atau CAGR laba inti JSMR akan mencapai 20% selama periode 2023-2025. Khusus tahun ini pendapatan JSMR diprediksi mencapai Rp 14,53 triliun. Sementara laba bersih JSMR diperkirakan sebesar Rp 1,98 triliun.
Baca Juga: Jasa Marga Proyeksi 907.376 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Nanti
Nah, tren pertumbuhan laba bersih diyakini akan memberikan efek positif ke harga saham JSMR. "Kami melihat potensi kenaikan valuasi pada re-rating, didorong oleh kinerja laba yang solid di kuartal-kuartal berikutnya karena pertumbuhan EBITDA yang terus melampaui pertumbuhan beban bunga bersih," papar dia.
Saham naik
Pada Selasa (13/06), saham JSMR berada di Rp 3.850 per saham, sekaligus level tertinggi dalam setahun terakhir. Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro melihat tren positif yang terjadi karena pasar menilai saham JSMR terlampau murah. Sehingga menjadi momen tepat untuk kembali mengakumulasi.
Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima berpendapat, kenaikan harga JSMR akibat dari apresiasi turunnya beban utang JSMR. Tren penurunan yield obligasi membuat tekanan beban bunga JSMR ikut menurun. Selain itu, JSMR juga konsisten menurunkan utang dari kisaran Rp 60 triliun di masa pandemi menjadi kisaran Rp 40 triliun. "Ini akan membantu menurunkan beban bunga dan memperbaiki bottom line JSMR," ujar dia.
Hingga akhir tahun, Raphon memperkirakan, pendapatan JSMR masih akan tumbuh 8,6% secara tahunan menuju Rp 18 triliun. Namun, laba bersih diproyeksikan turun 27% secara tahunan menjadi Rp 2 triliun. "Penurunan ini karena di 2022, JSMR membukukan one-off gain dari divestasi jalan layang Cikampek yang nilainya Rp 2,2 triliun," jelas dia.
Di sisi lain, Raphon menilai ada faktor risiko pertumbuhan JSMR yakni kebutuhan belanja modal yang berlebihan karena ekspansi. Meski begitu, dia menilai, JSMR akan mampu menjaga rasio utang.
Baca Juga: Mulai 5 Juni 2023, Ada Penyesuaian Tarif Ruas Tol Cipularang dan Padaleunyi
Raphon dan Michael Fillbery, analis Sinarmas Sekuritas merekomendasikan buy saham JSMR dengan target Rp 4.650 dan Rp 4.400. Kalau Arnanto menyarankan overweight dengan target Rp 4.100 per saham.