Jauh Pangan dari Iklim

Senin, 04 November 2024 | 06:03 WIB
Jauh Pangan dari Iklim
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Asnil Bambani Amri. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Asnil Bambani | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah ambisi besar menjadi negara mandiri pangan telah dilontarkan oleh Presiden Prabowo saat menyampaikan pidato kepresidenan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRI) pada 20 Oktober lalu. Sebuah komitmen besar yang gagal dilakukan oleh presiden-presiden pendahulunya.

Namun dari penyampaian cita-cita besar itu, Presiden Prabowo sama sekali belum mengulas tentang tantangan yang akan dilewatinya. Publik sangat paham, Presiden sebelumnya Joko Widodo gagal swasembada pangan karena melewati banyak tantangan. Alhasil, impor pangan justru membesar. 

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), angka impor beras tahun 2017 hanya 305.275 ton, sedangkan tahun 2023 menembus 3 juta ton. Impor beras Indonesia itu tentu membawa angin segar baik bagi petani, tetapi bukan petani di Indonesia melainkan petani di Thailand, Vietnam dan Pakistan.

Sejatinya tak ada perbedaan signifikan antara cita-cita Jokowi dan Prabowo soal kemandirian pangan ini. Di era Presiden terdahulu, cita-cita menjadi negara mandiri pangan masuk program prioritas yang dikenal dengan nama Nawacita. Namun apa daya, cita-cita itu tak pernah kesampaian. 

Memasuki tahun 2024 kondisinya juga masih sama, produksi beras tak mencerminkan upaya menuju ketahanan pangan. BPS mengestimasi, produksi beras tahun ini turun 2,43% menjadi 30,34 juta ton. Angka penurunan produksi beras tahun ini jauh lebih dalam dari angka produksi beras tahun 2023 sebesar 2,05%.

Nah, salah satu sebab-musabab dari turunnya produksi beras ini pernah diungkap Jokowi sebelumnya, yakni perubahan iklim. Adanya dampak iklim berakibat pada perubahan cuaca yang membuat gagal panen serta penurunan produksi pangan di seluruh dunia termasuk Indonesia. 

Namun yang menjadi masalah, belum ada pernyataan Presiden Prabowo terkait mitigasi iklim ini. Sementara, banyak petani mengalami gagal panen karena kekeringan, badai, banjir dan cuaca ekstrem. Belakangan ada upaya melakukan pembukaan areal pertanian baru, namun tentu tak akan banyak membantu jika mitigasi iklim tidak dilakukan.

Areal produktif pangan yang ada bahkan terancam dengan perubahan iklim. Jika tidak ada antisipasi, ancaman alih fungsi lahan seperti tahun sebelumnya akan terjadi. Saat lahan tak produktif menghasilkan cuan, petani akan mengalihkannya menjadi kontrakan atau sumber ekonomi lain yang lebih cuan.

Bagikan

Berita Terbaru

Arah Bank Digital ke Kredit Mini
| Minggu, 18 Mei 2025 | 13:00 WIB

Arah Bank Digital ke Kredit Mini

Bank digital berlomba-lomba membidik kredit mini. Tapi, mayoritas menyasar debitur yang ada dalam ekosistem induk usaha.

Diganjar Rating idAA+/Stable, Begini Gambaran Kondisi Keuangan dan Likuiditas INDF
| Minggu, 18 Mei 2025 | 10:52 WIB

Diganjar Rating idAA+/Stable, Begini Gambaran Kondisi Keuangan dan Likuiditas INDF

Mayoritas analis masih memberikan rekomendasi beli saham INDF, namun return potential-nya sudah tipis.

Profit 27,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (18 Mei 2025)
| Minggu, 18 Mei 2025 | 09:04 WIB

Profit 27,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (18 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,04% jika menjual hari ini.

Memilih Jalan Aman antara Pinjol dan Bank Digital
| Minggu, 18 Mei 2025 | 09:00 WIB

Memilih Jalan Aman antara Pinjol dan Bank Digital

Bank digital dan pinjol sama-sama hadir di ponsel, tapi tidak sama risikonya, lo. Pelajari kelebihan dan kekurangannya!

Saham IDX80 jadi Underlying Waran Terstruktur, Strategi Trading Harus Jitu
| Minggu, 18 Mei 2025 | 08:05 WIB

Saham IDX80 jadi Underlying Waran Terstruktur, Strategi Trading Harus Jitu

Penerbit waran terstruktur segera menerbitkan produk anyar dengan underlying saham-saham anggota indeks IDX80. 

Paus dan Trump
| Minggu, 18 Mei 2025 | 05:05 WIB

Paus dan Trump

​Presiden Amerika Donald Trump langsung mengungkapkan keinginan untuk segera bertemu dengan Paus Leo XIV. 

IHSG Menguat 4% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Jawara Periode 14-16 Mei 2025
| Minggu, 18 Mei 2025 | 05:00 WIB

IHSG Menguat 4% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Jawara Periode 14-16 Mei 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 4,01% dalam tiga hari perdagangan sepekan periode 14-16 Mei 2025.

Bermain Biar Masa Dewasa Tetap Bahagia
| Minggu, 18 Mei 2025 | 04:50 WIB

Bermain Biar Masa Dewasa Tetap Bahagia

Melestarikan permainan tradisional menjadi alasan komunitas bermain kini bermunculan. Selain dapat kegembiraan dari bermain juga bikin sehat.

 
Meneropong Strategi Baru Peritel Biar Efisien dan Resilien
| Minggu, 18 Mei 2025 | 04:30 WIB

Meneropong Strategi Baru Peritel Biar Efisien dan Resilien

Operasional gerai yang lebih efisien menjadi kunci sektor ritel tetap bertumbuh. Namun, sejumlah tantangan menanti di depan mata. 

 
CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:29 WIB

CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah

Melihat perjalanan karier Rebecca Tan di industri keuangan hingga menjadi Presiden Direktur Generali Indonesia

INDEKS BERITA

Terpopuler