Jurus-Jurus Emiten Ritel Agar Kinerja Bisa Semakin Maknyus

Saham-saham sektor barang konsumsi konsumsi primer berpeluang mencetak kinerja moncer tahun ini didorong peningkatan daya beli.

Di awal tahun ini, masih ada potensi sejumlah saham-saham emiten papan atas untuk menguat, terutama di tengah peluang hadirnya January Effect.

Para pemegang saham FAP Agri (FAPA) akan menerima dana segar Rp 1,13 triliun yang berasal dari kas internal perusahaan.​

Epercayaan konsumen juga terlihat menurun, yang bisa dilihat dari hasil survei Indeks Kepercayaan Konsumen oleh Bank Indonesia.

Sejumlah hal yang menjadi tantangan bagi DEWA adalah risiko penurunan harga batubara, risiko biaya operasional, serta tekanan dari kompetitor.​

Penjualan tiket kereta di periode akhir tahun tersebut berlangsung dari 19 Desember 2024 - 5 Januari 2025.

Indeks perilaku anti korupsi (IPAK) Indonesia di tahun 2024 menurut Biro Pusat Statistik (BPS) menurun dari 2023.

Paling tinggi kenaikan laba 11M2024 dicatatkan oleh BBCA hingga 14,3% year on year, lalu diikuti BMRI (4,7%), BBNI (4%), dan BBRI (4%).

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) siap mendongkrak kinerja pada 2025. Sejumlah strategi bisnis telah dirancang emiten semen ini.

Menakar potensi imbal hasil instrumen obligasi pada tahun 2025 di tengah pasar obligasi diperkirakan masih menghadapi beragam sentimen negatif.