Keamanan Tertinggal

Jumat, 12 Desember 2025 | 06:06 WIB
Keamanan Tertinggal
[ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana]
Cipta Wahyana | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laiknya inovasi lain, digitalisasi industri keuangan ibarat pedang bermata dua. Ia menawarkan peluang dan kemudahan, tapi risikonya sangat tinggi. Sayang, banyak penyedia produk dan layanan keuangan sibuk menumpuk inovasi digital, tapi lupa memperkuat pondasi keamanannya.

Gelombang peretasan yang mengguncang industri jasa keuangan menjadi bukti tak terbantahkan. Yang terbaru adalah dugaan peretasan di sekitar layanan BI-FAST yang mengakibatkan pembobolan Rp 200 miliar. Di awal Desember, investor sebuah sekuritas mengeluh kehilangan dana Rp 71 miliar. Sementara, September lalu, terjadi serangan siber atas rekening dana nasabah (RDN) Panca Global Kapital di BCA. Kejadian serupa juga terjadi pada bulan Juli, yakni pembobolan RDN nasabah RHB sekuritas. Ada pula peristiwa peretasan sistem Bank Jakarta pada Maret 2025. 

Di tengah euforia digitalisasi—dari fitur onboarding kilat, personalisasi berbasis AI, hingga perluasan layanan pembayaran—terbukti bahwa laju inovasi tidak diimbangi dengan ketangguhan keamanan. Industri berlari kencang mempercantik tampilan dan menambah layanan, tetapi pondasi manajemen risiko tertinggal jauh di belakang.

Berdasarkan standar global (best practise), bank-bank mengalokasikan 10%-15% dari bujet TI mereka untuk meningkatkan keamanan (cybersecurity). Bagaimana dengan Indonesia? Ketimpangan masih sangat lebar. Korporasi besar mampu mengalokasi duit segudang untuk keamanan, sementara institusi kecil seperti bank kecil atau bank pembangungan daerah (BPD) ngos-ngosan menyediakan dana investasi teknologi dan keamanan.  

Masalahnya, kini, layanan, produk hingga platform yang memiliki pondasi keamanan berbeda-beda itu saling terhubung. Kontras ini menciptakan jurang berbahaya. Sistem kian kompleks, transaksi kian besar, tetapi pertahanan tipis dan tak seragam. Tak mengherankan, kebocoran data, transaksi ilegal, dan pembobolan rekening berulang.

Sudah saatnya keamanan menjadi elemen utama dalam setiap pengembangan layanan digital. Regulator  perlu mempertimbangkan penetapan rasio minimum belanja keamanan siber dan mewajibkan pengujian penetrasi berkala. Di tingkat institusi, migrasi menuju autentikasi bertingkat tinggi dan pemantauan ancaman real-time harus menjadi standar, bukan opsi.

Inovasi hanya bermakna jika dapat diandalkan. Keamanan lebih dulu, fitur kemudian!

Selanjutnya: Kontribusi Kinerja Pertamina Geothermal (PGEO) dari Proyek Anyar

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Nilai Transaksi Kripto Domestik Turun di November 2025
| Jumat, 12 Desember 2025 | 06:45 WIB

Nilai Transaksi Kripto Domestik Turun di November 2025

Berdasarkan data OJK, nilai transaksi kripto bulan November 2025 turun 24,53% menjadi Rp 37,20 triliun dari Rp 49,29 triliun pada Oktober 2025. 

Penjualan Lahan Industri Bisa Mengerek Kinerja AKRA
| Jumat, 12 Desember 2025 | 06:45 WIB

Penjualan Lahan Industri Bisa Mengerek Kinerja AKRA

AKRA mendapat dorongan dari bisnis lahan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).

Berharap IPO Bisa Lebih Semarak di Tahun Kuda Api
| Jumat, 12 Desember 2025 | 06:43 WIB

Berharap IPO Bisa Lebih Semarak di Tahun Kuda Api

Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait initial free float berpotensi mempengaruhi tren IPO lantaran dapat mendorong likuiditas.

Kenaikan Rupiah di Akhir Pekan Ini Masih Rapuh
| Jumat, 12 Desember 2025 | 06:30 WIB

Kenaikan Rupiah di Akhir Pekan Ini Masih Rapuh

Rupiah menguat tipis setelah  Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias Federal Reserve menurunkan suku bunga acuan ketiga kali tahun ini

Indeks Dolar Masih Akan Tertekan di 2026
| Jumat, 12 Desember 2025 | 06:15 WIB

Indeks Dolar Masih Akan Tertekan di 2026

Indeks dolar AS kembali tertekan setelah Federal Reserve memangkas bunga acuan sebesar 25 bps pada Kamis (11/12) dinihari WIB.

Keamanan Tertinggal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 06:06 WIB

Keamanan Tertinggal

Regulator  perlu mempertimbangkan penetapan rasio minimum belanja keamanan siber dan mewajibkan pengujian penetrasi berkala.

Kontribusi Kinerja Pertamina Geothermal (PGEO) dari Proyek Anyar
| Jumat, 12 Desember 2025 | 06:00 WIB

Kontribusi Kinerja Pertamina Geothermal (PGEO) dari Proyek Anyar

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bisa memulihkan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat di 2026

Libur Akhir Pekan Setelah Bunga Turun, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 12 Desember 2025 | 05:47 WIB

Libur Akhir Pekan Setelah Bunga Turun, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini

Proyeksi The Fed berpotensi hanya menurunkan suku bunga sebanyak satu kali pada tahun 2026, cenderung mengecewakan harapan pasar. 

Pensiun Mini, Kebebasan Finansial dan Makna Hidup
| Jumat, 12 Desember 2025 | 05:10 WIB

Pensiun Mini, Kebebasan Finansial dan Makna Hidup

Penting untuk dipahami bahwa melakukan jeda bekerja bukan berarti kita menjauhkan diri dari penghasilan.

Potensi Klaim Akibat Bencana Sumatra Sudah Dekati Rp 1 Triliun
| Jumat, 12 Desember 2025 | 04:50 WIB

Potensi Klaim Akibat Bencana Sumatra Sudah Dekati Rp 1 Triliun

Berdasarkan pemantauan awal, OJK menyebut potensi klaim yang ditanggung industri asuransi sudah hampir mencapai Rp 1 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler