Kemarau Likuiditas Valas, Rupiah Sulit Bergerak Menguat

Selasa, 13 September 2022 | 04:00 WIB
Kemarau Likuiditas Valas, Rupiah Sulit Bergerak Menguat
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia tengah kekeringan likuiditas valuta asing (valas). Porsi asing di dalam negeri yang rendah menjadi salah satu penyebab rendahnya likuiditas valas dalam negeri. Jika dibiarkan, para analis memperkirakan rupiah bisa melemah. 

Senior Vice President HP Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan, kekeringan likuiditas juga disebabkan oleh meningkatnya kredit valas dari perusahaan tambang. Menurut Reza jika masalah likuiditas tidak diselesaikan, maka industri yang memerlukan bahan baku impor akan melirik pendanaan atau kredit dari bank asing.

Berkurangnya likuiditas valas di dalam negeri bisa menekan kurs rupiah. Analis DCFX Futures Lukman Leong menyebut, penting bagi pemerintah untuk intervensi. 

Baca Juga: Permintaan Kredit Valas Semakin Tinggi, Likuiditas Perbankan Kian Seret

Menurut Lukman, kurs rupiah yang beberapa tahun terakhir bertahan di Rp 14.000-Rp 15.000 juga berkat intervensi Bank Indonesia. "Tanpa intervensi, rupiah akan bisa melemah ke Rp 16.000," ujar dia, kemarin. 

 Pekan lalu (7/9), pemerintah juga menerbitkan global bond US$ 2,65 miliar. Ini adalah salah satu bentuk upaya pemerintah menjaga likuiditas valas dalam negeri. Pemerintah dalam rilis menjelaskan, dana hasil penerbitan global bond ini untuk pembiayaan APBN dan buyback global bond lainnya. 

Di satu sisi, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menilai, berkurangnya kepemilikan investor asing di instrumen investasi dalam negeri akan membuat pergerakan rupiah lebih stabil. "Peran dominasi investor lokal cukup membantu meredam volatilitas," tutur dia. 

Lukman bilang, hingga akhir tahun, rupiah akan mengalami tekanan, apabila tidak direspons dengan intervensi dan kenaikan suku bunga. "Dengan data ekonomi Indonesia yang masih solid, saya melihat kenaikan suku bunga paling tidak 50 bps-75 bps hingga akhir tahun dapat meredakan tekanan terhadap rupiah," ucap Lukman. 

Reza memperkirakan, nilai tukar wajar rupiah dengan kondisi seperti ini ada di rentang Rp 14.800-Rp 15.000 per dollar AS.

Baca Juga: Kenaikan Inflasi Berpeluang Membuat BI Makin Hawkish, Sektor Usaha Ini akan Terhambat

Bagikan

Berita Terbaru

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena
| Minggu, 11 Mei 2025 | 04:50 WIB

Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena

Kelar garap sepeda motor listrik, Polytron merambah pasar mobil listrik dengan target penjualan yang aduhai.

INDEKS BERITA

Terpopuler