Kinerja Bank Central Asia (BBCA) Naik, Harga Saham Ikut Melaju

Kamis, 18 Agustus 2022 | 04:25 WIB
Kinerja Bank Central Asia (BBCA) Naik, Harga Saham Ikut Melaju
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia TBk (BBCA) berhasil membukukan kinerja solid pada kuartal II-2022. Emiten bank milik Hartono bersaudara ini mencatatkan untung pada bottom line di kuartal II tahun ini sebesar Rp 9,95 triliun atau naik 22,7% secara kuartalan.

Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi mengungkapkan, kinerja BBCA sepanjang kuartal II-2022 sejalan dengan proyeksi MNC Sekuritas. Ia bilang, pertumbuhan bottom line BBCA tersebut didorong membaiknya net interest income seiring dengan pertumbuhan kredit yang mencapai 6% secara kuartalan. 

Selain itu, BBCA juga mencatatkan biaya pencadangan lebih rendah, yakni turun 67,7% secara kuartalan. Kualitas aset BBCA pun lebih baik terlihat dari non performing loan (NPL) yang mulai normal dengan loan to asset ratio (LAR) dalam tren penurunan. 

Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Diproyeksi Capai Dua Digit, Cermati Rekomendasi Saham BBCA

"Alhasil, secara kumulatif, perolehan laba bersih BBCA sepanjang semester I-2022 Rp 18,05 triliun telah memenuhi masing-masing 50,3% dan 49,9% dari proyeksi kami dan konsensus,” kata Tirta. 
Terkait kualitas aset, Tirta menyebut NPL BBCA pada akhir Juni di 2,2%. Perbaikan kualitas aset juga tercermin dari LAR BBCA yang turun menjadi 12,3% pada Juni 2022 dari 19,1% pada 2021.

Analis UOB Kay Hian Posmarito Pakpahan dalam risetnya 11 Agustus menuliskan, BBCA berpotensi membukukan kinerja yang lebih baik pada paruh kedua tahun ini. Menurut dia, pada sisa akhir tahun ini BBCA bisa mengantongi laba bersih Rp 19,6 triliun, sehingga membawa keseluruhan laba pada tahun 2022 sebesar Rp 37,6 triliun.

Potensi bunga naik

Posmarito mengekspektasikan penyaluran kredit BBCA juga tumbuh 10% lebih tinggi dari realisasi 2021. Sementara net interest margin (NIM) BBCA akan naik menjadi 5,2% pada akhir tahun.

Hal ini buah dari penyesuaian bunga pinjaman eksisting, kala 75% pinjaman eksisting BBCA memiliki bunga floating. Tak hanya itu, potensi kenaikan bunga acuan bisa membuat BBCA bisa mendapatkan bunga lebih tinggi.

Posmarito meyakini, pemulihan ekonomi Indonesia akan menjadi tulang punggung BBCA meningkatkan tingkat utilisasi sekaligus mengambil porsi market share segmen korporasi. "BBCA juga menawarkan bunga kredit kompetitif. Apalagi, bunga kredit utama BBCA untuk pinjaman korporasi 5 bps lebih rendah dibanding tiga bank besar lainnya," ujar dia.

Baca Juga: BCA Pimpin Pangsa Pasar Penyaluran Kredit Konsumer Hingga Juni 2022

Tirta menambahkan, pada sisa tahun ini, BBCA sudah siap menghadapi kenaikan suku bunga. Ia melihat Bank Indonesia (BI) akan segera menaikkan bunga acuan merespons naiknya inflasi domestik serta selisih antara bunga BI dengan The Fed yang semakin menyempit.

Menurut Tirta, BBCA punya modal yang solid menghadapi keadaan tersebut seiring terus membaiknya level LDR BBCA di 66,8% pada semester I-2022 dari sebelumnya di 63,9% pada kuartal I-2022 dan 66,3% pada semester I-2021. "Kami melihat angka tersebut mencerminkan BBCA masih memiliki likuiditas yang solid untuk mendukung pertumbuhan kredit sebesar 10% di tahun ini," imbuh dia.

Pada sisa tahun ini, Posmarito menilai perbaikan ekonomi akan mendorong kualitas kredit BBCA semakin baik. Terlebih cost of credit (CoC) BBCA pada paruh pertama di tahun ini berada di 1,2%, turun dari posisi akhir 2021 yang berada di 1,6%. Pada sisa tahun ini, menurut dia, angka tersebut bisa semakin turun menjadi 1%.

Dengan kredit dan NIM yang lebih tinggi serta CoC yang lebih rendah, Posmarito pun menaikkan proyeksi laba bersih BBCA pada tahun ini 6% dari proyeksi semula menjadi Rp 37,62 triliun. Sementara untuk pendapatan, BBCA diperkirakan akan mengantongi Rp 86,20 triliun.

Saat ini., Posmarito menyarankan hold saham BBCA dengan target harga Rp 8.300 per saham. Tirta juga melihat potensi upside saham BBCA terhadap target harga yang dipasang MNC Sekuritas sudah cenderung terbatas. Oleh karena itu, ia merekomendasikan untuk hold saham BBCA dengan target Rp 7.900 per saham.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri juga memberi rekomendasi hold untuk saham BBCA dengan target harga Rp 7.800. Saham BBCA pada Selasa (16/8) menguat 0,31% ke Rp 7.975.    

Baca Juga: Semester I 2022, BCA (BBCA) Cairkan KPR Hingga Rp 17,4 Triliun

Bagikan

Berita Terbaru

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:11 WIB

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI

Sejumlah bank memastikan layanan digital akan tetap andal dalam melayani nasabah selama momentum Nataru

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:09 WIB

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas

Kehadiran PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdampak berbeda bagi saham bank digital lainnya.​

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

INDEKS BERITA