Kinerja Bukit Asam (PTBA) Kian Seksi Selama Batubara Tinggi

Kamis, 07 Juli 2022 | 04:35 WIB
Kinerja Bukit Asam (PTBA) Kian Seksi Selama Batubara Tinggi
[ILUSTRASI. ]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren harga batubara yang terus naik memberi dampak positif bagi PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Apalagi PTBA juga bisa mengerek produksi di tahun ini. 

Di kuartal I tahun ini, PTBA berhasil membukukan kenaikan laba bersih 355% secara tahunan menjadi Rp 2,28 triliun. Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan dalam risetnya menuliskan, kenaikan laba ini didukung kenaikan harga jual rata-rata dan volume produksi. 

Pada kuartal I-2022, volume produksi PTBA naik 40% secara tahunan menjadi 6,3 juta ton. PTBA juga mampu meningkatkan volume penjualan 18% secara year on year (yoy) menjadi 6,9 juta ton. Sementara harga jual rata-rata batubara PTBA naik 74,8% menjadi Rp 1,17 juta per ton dari sebelumnya Rp 669.000 per ton.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham-saham Tambang Batubara yang Menarik dari Analis

Hasan menilai volume penjualan batubara masih akan meningkat di kuartal II tahun ini. "Meskipun sejatinya volume penjualan di kuartal I-2022 baru memenuhi 18,6% dari proyeksi kami," kata dia. 

Optimisme ini menurut Hasan seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, di mana produksi masih akan tumbuh di kuartal berikut. 

Analis RHB Sekuritas Indonesia Fauzan Luthfi Djamal juga mengatakan jika harga jual batubara masih menjadi sentimen utama pendongkrak kinerja di kuartal I-2022. Sebab menurut dia, volume penjualan batubara PTBA justru turun dibandingkan akhir tahun lalu, yaitu 7,5 juta ton. 

"Kenaikan harga membantu mengurangi efek dari output yang relatif lemah secara triwulanan karena hujan berkepanjangan," kata dia. 
Ke depan, menurut Fauzan, harga jual batubara PTBA masih akan tetap tinggi. Apalagi, melihat harga batubara Newcastle masih bertahan di atas US$ 310 per ton. 

"Jika menggunakan asumsi harga batubara Newcastle di US$ 250 per ton, harga jual batubara PTBA di US$ 70 per ton di tahun 2021. Jika di US$ 310, maka harga batubara PTBA di US$ 80 di tahun ini," ujar dia.

Baca Juga: Atasi Perubahan Iklim, PTBA Gelar Kompetisi Greenovator Berhadiah Total Rp 3 Miliar

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Arief Machrus dalam risetnya menuliskan, di tahun ini, volume penjualan PTBA berpotensi naik 30,8% menjadi 37,1 juta ton. Sedangkan volume produksi diperkirakan naik 21,2% secara tahunan jadi 36,4 juta ton.
 
Ke depan, Arief menilai, PTBA juga diuntungkan penyelesaikan konstruksi PLTU Mulut Tambang Sumsel 9, yang akan beroperasi komersial di 2022. PTBA juga memiliki proyek lain seperti hilirisasi gasifikasi batubara di Tanjung Enim dan kawasan industri Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE), Tanjung Enim. 

Karena itu, Arief memperkirakan, pendapatan dan laba bersih PTBA di tahun ini masing-masing mencapai Rp 41,33 triliun dan Rp 11,49 triliun. Hitungan Hasan, pendapatan PTBA bisa mencapai Rp 40,49 triliun, dengan laba bersih Rp 12,76 triliun. 

Bagi Hasan, saham PTBA menarik karena yield dividen mencapai 15,4%, dengan asumsi 90% laba bersih dibagi. Dia merekomendasikan beli dengan target harga Rp 4.600. 

Arief memberi rating overweight dengan target harga di Rp 4.900. Fauzan merekomendasikan buy dengan target harga Rp 5.050. Rabu (6/7), harga PTBA ditutup di level Rp 3.860 per saham.       

Baca Juga: Porsi Ekspor Berpotensi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham PTBA Berikut Ini   

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler