Berita Rekomendasi

Kinerja Naik, Harga Saham Emiten Teknologi Melempem

Senin, 15 Agustus 2022 | 04:00 WIB
Kinerja Naik, Harga Saham Emiten Teknologi Melempem

Reporter: Yuliana Hema | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten teknologi mencatatkan pertumbuhan kinerja ciamik di kuartal II-2022. Para analis menilai, pertumbuhan kinerja emiten teknologi masih bisa dijaga asal para emiten berinovasi. Apalagi saat ini ekonomi Indonesia tengah bertumbuh. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan, dari 314 emiten yang melaporkan kinerja keuangan kuartal II-2022, perusahaan teknologi mencatatkan pertumbuhan laba paling tinggi. "Kami mencatat rata-rata pertumbuhan laba tertinggi dibukukan emiten yang bergerak di bidang teknologi sebesar 7.904,59%, diikuti emiten di bidang transportasi dan logistik sebesar 1.238,84% dan emiten di sektor energi sebesar 397,59%," ujar Inarno. 

Head of Research Jasa Capital Utama Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai potensi kenaikan suku bunga di tahun ini memang dapat menekan kinerja perusahaan teknologi, terutama yang punya porsi utang besar. Namun dia menilai emiten teknologi masih menarik karena tahun depan akan memasuki tahun pemilu. 

Baca Juga: Rally IHSG Berlanjut, Simak Prediksinya hingga Akhir Tahun 2022

Cheril menilai di tahun pemilu akan banyak proyek kampanye yang bisa diikuti oleh emiten sektor teknologi.  Selain itu, Cheril menyebut inovasi yang diterapkan berbagai emiten teknologi juga bisa menjadi pendorong kinerja perusahaan. Apalagi ada pemulihan ekonomi. 

Sayangnya, kinerja saham emiten sektor teknologi, sebagaimana terlihat dari pergerakan indeks sektor teknologi, masih turun. Sektor ini menjadi sektor yang performanya turun paling tahun ini. Sejak awal tahun, indeks ini sudah merosot 10,13%. Padahal idneks sektor teknologi tahun lalu melesat 707,56%.

Deputy Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy berpendapat, kinerja saham teknologi agak berat untuk melaju sekencang tahun lalu. Ini mengingat kondisi makro ekonomi dan rencana kenaikan suku bunga kurang mendukung sektor ini. 

Di sisi lain, bila Amerika Serikat bisa menjaga inflasi melandai, Paulus menilai ini bisa membantu kinerja emiten teknologi. Penurunan inflasi akan membuat The Fed tidak agresif menaikkan bunga.  

Jangka panjang

Selain itu, menurut Paulus, prospek saham sektor teknologi akan membaik bila realisasi kinerja emiten sektor teknologi bisa mengalahkan ekspektasi pasar. Dia bilang, kemampuan emiten teknologi melakukan monetisasi bisnis dan berkurangnya burn rate tanpa mengorbankan growth bisa jadi sentimen positif bagi emiten teknologi. 

Baca Juga: Dikepung Sentimen Global, Saham Emiten Teknologi Sulit Melaju Kencang

Paulus menyebut, investor yang berinvestasi pada saham sektor teknologi harus memiliki horison investasi jangka panjang. Untuk pilihan saham, dia merekomendasikan saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) karena kinerja di semester I-2022 cukup baik. 

Sucor Sekuritas merekomendasikan buy BUKA dengan target Rp 750 per saham.  "GOTO belum rilis laporan keuangan jadi kita masih wait and see," papar Paulus. 

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan juga lebih memilih saham BUKA sebagai saham pilihan karena inisiatif bisnisnya, yang tercermin dari peningkatan total processing value (TPV) dan biaya yang dikenakan oleh pasar atas transaksi yang dilakukan oleh penjual pihak ketiga atau penyedia layanan (take rate).

TPV Bukalapak tumbuh 24% menjadi Rp 36,5 triliun pada kuartal II-2022. Lalu, margin kontribusi Bukalapak meningkat dari -0,2% menjadi -0,1% terhadap TPV per Juni 2022. 
Menurut Farras, take rate BUKA naik akibat inisiatif yang memberikan sentimen positif pada kinerja emiten ini. Untuk GOTO, dia belum melihat ada sentimen positif. Isu kenaikan tarif minimum ojek online menjadi sentimen yang perlu diwaspadai saat memilih saham GOTO.

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Bursa Naik 13% ytd, Ditopang Sektor Energi dan Konsumer

Simak rekomendasi emiten sektor teknologi sebagai berikut:      

Bukalapak.com (BUKA)
BUKA melaporkan total nilai pemrosesan (TPV) tumbuh 24% menjadi Rp 36,5 triliun pada kuartal II tahun ini. TPV mitra bertambah 25% menjadi Rp 17,7 triliun di periode tersebut. BUKA juga mencatatkan pertambahan jumlah mitra terdaftar mencapai 14,2 juta pada Juni 2022, naik dari akhir Desember 2021 sebanyak 11,8 juta. Akibatnya, pendapatan BUKA di semester I tahun ini naik 95,82% menjadi Rp 1,69 triliun. BUKA juga berhasil membukukan laba. 
Rekomendasi: Buy Target harga: Rp 750
Paulus Jimmy, Sucor Sekuritas

Elang Mahkota Teknologi (EMTK)
EMTK memiliki posisi kuat di bisnis ekonomi digital karena memiliki Bukalapak, DANA dan Grab Indonesia. Arus kas EMTK pun cukup kuat, per akhir Juni 2022 sebesar Rp 6,94 triliun. EMTK juga mendapat sokongan dari bisnis media, yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan bisnis rumahsakit PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. Laba bersih EMTK naik 922,3% secara tahunan menjadi Rp 2,7 triliun ditopang dari laba asosiasi. 
Rekomendasi: Overweight Target harga: Rp 2.750
Heny Wibowo, JP Morgan

Goto Gojek Tokopedia (GOTO)
GOTO menargetkan bisa membukukan nilai transaksi bruto (GTV) sebanyak Rp 701 triliun di akhir tahun ini. Namun, analis menilai GOTO akan kesulitan meningkatkan take rate. Di kuartal I tahun ini take rate GOTO sudah naik 20 bps menjadi 3,7%. Emiten ini juga tengah dihadapkan potensi kenaikan tarif minimum ojek online yang bisa menjadi sentimen negatif. Namun analis percaya ekosistem digital yang luas bisa menopang kinerja GOTO ke depan.
Rekomendasi: Hold Target harga: Rp 420
Farras Farhan, Samuel Sekuritas

Baca Juga: Emiten Grup Sinar Mas Terpoles Aksi Korporasi, Mana yang Menarik Dikoleksi?

Terbaru