Komoditas Mineral Semakin Seksi, Emiten Batubara Ramai-Ramai Diversifikasi Bisnis

Kamis, 10 Juli 2025 | 05:55 WIB
Komoditas Mineral Semakin Seksi, Emiten Batubara Ramai-Ramai Diversifikasi Bisnis
[ILUSTRASI. pertambangan b a t u b a r a PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Foto Dok ITMG]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Tren diversifikasi bisnis melalui ekspansi ke sektor tambang mineral, marak dilakukan sejumlah emiten produsen batubara.

Terbaru, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membeli 585 juta saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) di harga Rp 438 per saham pada 4 Juli 2025. Dus, ITMG merogoh kocek Rp 285,48 miliar untuk transaksi tersebut.

Tak ketinggalan, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bersiap melebarkan sayap bisnis ke sektor pertambangan emas dan tembaga. BUMI berencana mengakuisisi Wolfram Limited, produsen emas dan tembaga di Australia.

Untuk memuluskan ekspansi itu, BUMI menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I dengan nilai emisi Rp 350 miliar. Obligasi ini untuk mendanai sebagian dari total nilai akuisisi Wolfram limited.

Baca Juga: ITMG Melirik Komoditas Nikel

PT Harum Energy Tbk (HRUM) sudah lebih dulu ekspansi ke tambang nikel melalui anak usahanya PT Harum Nickel Perkasa. Pada kuartal I-2025, HRUM mencatatkan penjualan nikel 14,90 juta ton, melesat 75% secara tahunan (yoy).

Segmen nikel berkontribusi 58% dari total pendapatan HRUM pada kuartal I-2025 sebesar US$ 298,9 juta.

Setali tiga uang, PT United Tractors Tbk (UNTR) aktif melakukan diversifikasi ke sektor nikel dan emas lewat jalur akuisisi. Upaya ini untuk menyeimbangkan porsi pendapatan batubara dan non-batubara UNTR jadi 50:50 ke depannya.

Saat ini, porsi pendapatan UNTR dari sektor batubara di kisaran 65%. Sisanya 35% dari nonbatubara.

Sementara itu, PT Indika Energy Tbk (INDY) melakukan diversifikasi ke sektor tambang emas melalui anak usahanya, PT Masmindo Dwi Area.

Batubara tak seksi lagi

Kini, Masmindo tengah menggarap proyek tambang emas Awakmas di Sulawesi Selatan. INDY juga masuk perdagangan nikel melalui PT Rockgeo Energi Nusantara.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, tren diversifikasi emiten batubara ke sektor mineral dipicu prospek industri batubara yang tidak lagi seksi dalam jangka panjang.

Hal itu diperkuat transisi ke energi hijau yang membuat komoditas batubara mulai ditinggalkan. "Sektor mineral masih jadi bagian dari ekosistem industri energi baru terbarukan," ujarnya, kemarin.

Maraknya aksi diversifikasi juga diperkuat tren meningkatnya permintaan komoditas mineral seperti nikel, emas, dan tembaga.

"Dibandingkan batubara yang permintaannya mulai melandai dan harga cenderung melemah, komoditas mineral menawarkan potensi pertumbuhan lebih kuat dan valuasi lebih tinggi," ungkap Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Utama.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Emiten Nikel, Terdampak Kebijakan BMAD Baja Nirkarat China

Namun, ekspansi ke sektor mineral bukan tanpa tantangan. Emiten batubara perlu menyiapkan belanja modal besar untuk pengembangan infrastruktur penunjang pertambangan maupun smelter.

Selain itu, emiten menghadapi kompleksitas perizinan dan risiko operasional yang berbeda dengan industri batubara. Emiten juga perlu beradaptasi dalam kompetensi teknis di industri mineral.

Tak hanya itu, jika harga komoditas mineral dan batubara sama-sama anjlok, emiten terancam mengalami perlambatan kinerja. Dus, emiten batubara perlu memantau perkembangan pasar, mengingat risiko kelebihan pasokan pada komoditas mineral bisa sewaktu-waktu terjadi.

Toh, Ekky melihat saham BUMI menarik diakumulasi di area sekarang dengan potensi target harga Rp 150 per saham. Saham UNTR juga menunjukkan sinyal rebound. Target harga jangka menengah Rp 23.500 per saham

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Laba Bank Danantara Lesu, Bank Swasta Justru Tumbuh
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 04:30 WIB

Laba Bank Danantara Lesu, Bank Swasta Justru Tumbuh

Laba tiga bank besar Danantara turun saat bank lain masih mencatat pertumbuhan. Analis sebut karena banyak penugasan dari negara

Mandom Indonesia (TCID) Terus Memoles Kinerja Bisnis Tahun Ini
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 04:20 WIB

Mandom Indonesia (TCID) Terus Memoles Kinerja Bisnis Tahun Ini

Walaupun kontribusinya masih kecil, penjualan online atau daring juga tumbuh dengan baik dan menjadi salah satu area fokus pengembangan.

Kredit Macet Bank Besar Stagnan Cenderung Naik
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 04:20 WIB

Kredit Macet Bank Besar Stagnan Cenderung Naik

Bank besar mayoritas mencatat kenaikan NPL sehingga harus menaikkan beban impairment demi menjaga stabilitas

Harga Batubara Membayangi Pembiayaan Alat Berat
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 04:15 WIB

Harga Batubara Membayangi Pembiayaan Alat Berat

Perusahaan tambang cenderung menunda ekspansi dan pembelian unit baru di tengah fluktuasi harga komoditas.

Gelinding Roda Bisnis Komponen Otomotif
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 04:15 WIB

Gelinding Roda Bisnis Komponen Otomotif

Pertumbuhan kinerja AUTO menunjukkan kemampuan adaptif dalam menjaga kinerja bisnis di tengah dinamika industri otomotif nasional.

Pembiayaan Bank Syariah Secara Industri Bergerak Lebih Lambat
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 04:10 WIB

Pembiayaan Bank Syariah Secara Industri Bergerak Lebih Lambat

Penyebabnya adalah penempatan dana pemerintah Rp 200 triliun. Hal ini memunculkan potensi take over nasabah bank swasta ke bank Himbara

Otak-Atik Free Float Ala MSCI Bikin Pasar Saham RI Rugi dan Tak Menjamin Transparansi
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 11:38 WIB

Otak-Atik Free Float Ala MSCI Bikin Pasar Saham RI Rugi dan Tak Menjamin Transparansi

Investor yang tadinya menggunakan korporasi bisa mengalihkan kepemilikan sahamnya ke sekuritas atau yayasan dengan mudah tanpa terdeteksi. 

Rupiah Tak Selemah yang Terlihat
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 10:49 WIB

Rupiah Tak Selemah yang Terlihat

Rupiah yang seimbang adalah rupiah yang mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia, bukan sekadar cerminan sentimen pasar jangka pendek.

Stok Beras
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 10:36 WIB

Stok Beras

Ke depan, sebaiknya Pemerintah membaharui manajemen beras Bulog, agar tidak terjebak pada logika penumpukan stok seperti sekarang.

Pendapatan dan Laba Bersih Turun Tipis, Ini Strategi Manajemen SOCI Mendorong Kinerja
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 08:45 WIB

Pendapatan dan Laba Bersih Turun Tipis, Ini Strategi Manajemen SOCI Mendorong Kinerja

Sepanjang 2025 berjalan PT Soechi Lines Tbk (SOCI) telah mendirikan tiga anak usaha baru dan menambah armada.

INDEKS BERITA