Laba Bersih Emiten Kontraktor Tambang Milik Prajogo Pangestu (PTRO) Ambles 70,18%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Emiten kontraktor tambang milik Prajogo Pangestu, yakni PT Petrosea Tbk (PTRO) tertekan sepanjang 2023, yang tercermin dari merosotnya laba bersih.
Pada 2023, PTRO hanya membukukan laba bersih US$ 12,20 juta. Realisasi ini ambles 70,18% dari laba bersih di tahun 2022 yang mencapai US$ 40,92 juta. Akibatnya, laba bersih per saham dasar PTRO menyusut menjadi US$ 0,0123 dari sebelumnya US$ 0,0413
Namun, ambruknya laba bersih terjadi di tengah kenaikan pendapatan. PTRO membukukan pendapatan US$ 577,61 juta, naik 21,26% dari pendapatan di tahun 2022 yang hanya US$ 476,31 juta.
Secara rinci, pendapatan PTRO didominasi oleh pendapatan dari jasa Penambangan yakni mencapai US$ 364,1 juta, disusul pendapatan dari US$ Konstruksi dan rekayasa senilai US$ 162,8 juta.
PTRO juga membukukan pendapatan dari segmen jasa senilai US$ 40,35 juta, dan pendapatan dari penjualan batubara senilai US$ 7,67 juta.
Adapun rincian pelanggan dengan transaksi lebih dari 10% total nilai pendapatan konsolidasian yakni pendapatan dari anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), yakni PT Kideco Jaya Agung senilai US$ 158,14 juta. Kemudian, pendapatan dari PT Hardaya Mining Energy senilai US$ 101.9 juta, dan dari PT Freeport Indonesia senilai US$ 77,15 juta.
PTRO juga mengantong pendpaatan dari pihak berelasi, yakni dari Fluor Petrosea Joint Operation senilai US$ 64,52 juta.
Sayangnya, laju kenaikan beban PTRO mengalahkan laju kenaikan pendapatan. Beban usaha langsung, yang menjadi komponen beban terbesar, naik 30,1% menjadi US$ 495,51 juta dar sebelumnya US$ 380,82 juta di 2022.
Beban administrasi juga naik 25,75% menjadi US$ 43.46 juta dari sebelumnya US$ 34,56 juta. Bahkan, beban bunga dan keuangan PTRO melonjak 166,8% secara year-on-year (yoy) menjadi US$ 19,80 juta.
Baca Juga: Astra Otoparts (AUTO) Antisipasi Kelesuan Pasar Otomotif di Indonesia
Asal tahu saja, PTRO kini telah resmi menjadi portofolio bisnis taipan Prajogo Pangestu. Sebab, emiten tambang milik Prajogo yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) telah resmi menjadi pengendali baru PTRO melalui entitas anak usahanya, yakni PT Kreasi Jasa Persada (KJP)
Pada Jumat (16/2), PT Kreasi Jasa Persada resmi mengalihkan sebanyak 342,92 juta saham PTRO dari PT Caraka Reksa Optima (CRO). Jumlah ini mewakili 34% dari modal disetor dan ditempatkan di dalam Petrosea.
Adapun nilai pembelian saham PTRO oleh CUAN mencapai Rp 940 miliar. Setelah akuisisi, ada lima strategi jangka panjang yang dilakukan oleh PT Kreasi Jasa Persada terkait dengan pengembangan PTRO ke depan.
Pertama, menguatkan lini bisnis PTRO saat ini dengan meningkatkan value creation dengan klien yang sudah ada maupun klien baru.
Kedua, mendiversifikasi portofolio proyek PTRO ke sektor pertambangan mineral lain dan menangkap peluang usaha lain di sektor minyak, gas bumi, dan infrastruktur seiring dengan perkembangan industri.
Ketiga, meningkatkan efisiensi PTRO dalam memberikan nilai lebih kepada klien. Keempat, melanjutkan proses transformasi secara menyeluruh dalam peningkatan kompetensi dan manajemen sumber daya manusia. Kelima, memperkuat budaya keselamatan kerja dan kesehatan.
Sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024, jumlah produksi batubara yang disetujui untuk PTRO pada tahun 2024 maksimal sebesar 1,19 juta ton.
Untuk tahun 2025, jumlah produksi batubara yang diproduksi maksimal sebesar 1,19 juta ton.Lalu, jumlah produksi batubara pada tahun 2026 maksimal sebesar 1,19 juta ton. Ini merupakan produksi dari pertambangan yang dimiliki oleh PTRO yang dijalankan melalui PT Cristian Eka Pratama dan melalui PT Kemilau Mulia Sakti.