Likuiditas Ketat, Bank Mengerem Kredit Valas

Penurunan bobot saham DSSA di MSCI akan diikuti dengan berkurangnya aliran dana masuk investor asing institusi.

Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis neraca pembayaran Indonesia kuartal II – 2025 yang tercatat defisit sebesar US$ 6,74 miliar

Pendapatan berulang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) pada semester II akan didukung kenaikan sewa dan okupansi tinggi

Perbankan ramai-ramai mencari alternatif pendanaan dari pasar modal untuk menjaga likuiditas di tengah  pertumbuhan DPK  yang belum maksimal.​

Per Juni 2025, kredit valas tumbuh 5,01% secara tahunan, trennya terus melambat dimana pada Januari masih tumbuh 14,52%. ​

Jika sesuai harapan, perbankan mestinya bisa menurunkan suku bunga kredit guna ikut mengerek laju pertumbuhan kredit yang semakin mengkerut. ​

Pemangkasan TKD lanjutan itu memantik pertanyaan mendasar soal keberlanjutan otonomi daerah dalam strategi pembangunan ekonomi.

Pemerintah menerbitkan dua peraturan sekaligus untuk mempercepat pembangunan kawasan swasembada pangan, energi dan air.

Kenaikan DPK 7% secara tahunan di bulan Juli perlu dicermati. Sebab, penopangnya bukan dana masyarakat, tapi duit pemerintah.  ​

Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia  kuartal II tahun 2025 yang sekitar US$ 3 miliar menjadi pengiring IHSG.