KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat menjadi mata uang yang paling perkasa diantara mata uang di dunia. Kondisi yang sama terjadi terhadap valuta asing (valas) di Asia.
Yen menjadi mata uang melemah paling dalam terhadap dollar AS hingga 24,77% (lihat tabel). Sedangkan dollar Hong Kong (HKD) jadi mata uang yang pelemahannya kecil.
Baca Juga: Ketidakpastian Global Meningkat, Rupiah Diprediksi Kembali Melemah pada Rabu (21/9)
Mata Uang | Akhir 2021 | 20 September 2022 | % |
USDHKD | 7,7966 | 7,8492 | 0,67 |
USDSGD | 1,3949 | 1,4095 | 1,05 |
USDIDR | 14263 | 14984 | 5,06 |
USDINR | 74,3375 | 797563 | 7,29 |
USDMYR | 4,1665 | 4,559 | 9,49 |
USDCNY | 6,3561 | 7,012 | 10,32 |
USDTHB | 33,211 | 36,991 | 11,38 |
USDPHP | 50,992 | 57,49 | 12,74 |
USDTWD | 27,672 | 31,375 | 13,37 |
USDKRW | 1189,88 | 1390,05 | 16,82 |
USDJPY | 115,08 | 143,58 | 24,77 |
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, pemerintah Hong Kong menjaga pergerakan terhadap dollar AS dijaga (currency peg) di 7,7-7,8. Akibatnya, dollar Hong Kong tak melemah terlalu dalam meski dollar indeks tengah meroket.
Dollar Singapura juga sukses tak melemah terlalu dalam. Maklum Singapura menggunakan nilai tukar mata uang mengambang (managed float), dimana Bank Sentral Singapore (MAS) senantiasa aktif memantau dan mengintervensi apabila diperlukan.
"Terlebih MAS juga cukup agresif menaikkan suku bunga tahun ini dari kisaran 0%, sekarang di 2,34%. Hal ini didukung surplus neraca transaksi berjalan yang kuat," ucap Lukman, Selasa (20/9).
Kondisi ini berbeda dengan apa terjadi pada yen Jepang. Bank sentral Jepang sepertinya sangat percaya diri tidak menaikkan suku bunga di saat bank sentral negara lain menaikkan suku bunga acuan. Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda bahkan mengatakan jika pelemahan yen justru akan berdampak positif bagi ekonominya karena bisa meningkatkan permintaan produk dari dalam negeri.
Secara prospek dollar Hong Kong dinilai tak menarik karena akan dijaga di kisaran 7,7-7,8. Sementara itu, dollar Singapura akan terjaga di 1,41 terhadap dollar AS di akhir tahun. "Saya melihat MAS masih akan menaikkan suku bunga ke 3% hingga akhir tahun, mengingat inflasi mencapai 7% tahunan," ujar Lukman.
Baca Juga: Tengok Kurs Dollar-Rupiah di BRI Jelang Tengah Hari Ini, Selasa 20 September 2022