Meneropong Kondisi Industri Bank Kustodian di Tahun 2023

Sabtu, 22 Juli 2023 | 14:33 WIB
Meneropong Kondisi Industri Bank Kustodian di Tahun 2023
[ILUSTRASI. ANALISIS - Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama]
Wawan Hendrayana | Vice President www.infovesta.com

KONTAN.CO.ID - Dalam berinvestasi reksadana, investor tak perlu waswas dana mereka digelapkan manajer investasi (MI) atau agen penjual reksadana. Seluruh dana dan aset kekayaan reksadana disimpan di bank kustodian.

Bank kustodian merupakan lembaga keuangan yang bertanggungjawab menyimpan dan menjaga berbagai aset perusahaan investasi secara kolektif. Aset mencakup semua jenis sekuritas, termasuk saham atau obligasi atau barang berharga lain. 

MI hanya memiliki hak  mengelola dana berupa kas maupun instrumen investasi. Namun untuk alasan keamanan seluruh aset tersebut wajib disimpan di bank kustodian, sehingga menutup kemungkinan salah satu pihak dalam menggelapkan dana investor.

Terkait investasi reksadana, bank kustodian memiliki beberapa tugas. Seperti menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana dan melakukan pencatatan transaksi aset reksadana.

Selain itu, bank kustodian mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi (SKT) sebagai bukti transaksi nasabah dan laporan akun bulanan investasi hingga pengiriman laporan bulanan serta mengumumkan nilai NAB atau unit penyertaan ke media. Atas jasa itu, bank kustodian memungut fee sebesar rata-rata 0.1%-0.25% pertahun dari dana yang dititipkan. 

Bank kustodian juga bertugas mengawasi MI agar tidak mengambil kebijakan yang melenceng dari prospektus. Apabila terjadi pengelolaan yang menyalahi ketentuan, bank kustodian memiliki tanggung jawab memperingatkan  manajer investasi. 

Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, maka kasus ini bisa dibawa ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).  Untuk alasan keamanan dan menghindari benturan kepentingan bank kustodian mutlak tidak boleh memiliki hubungan afiliasi dengan manajer investasi kecuali  kepemilikan pemerintah. 

Dengan pemisahan fungsi  ini menjadikan reksadana aman dari risiko kebangkrutan MI atau bank kustodian. Reksadana bukan aset MI dan bank kustodian, sehingga tidak bisa disita seandainya kedua institusi itu bangkrut. 

Skenario yang mungkin terjadi jika MI tutup, kegiatan pengelolaannya dialihkan ke MI yang lain atau reksadananya dibubarkan. Jika bank kustodian tutup, maka jasa penyimpanan surat berharga tersebut dialihkan ke bank kustodian yang lain. 

Baca Juga: Mudahnya Monitoring Investasi Real Time dengan Online Custody Kopra by Mandiri

Lalu bagaimanakah industri bank kustodian di Indonesia? Saat ini terdapat 19 bank kustodian aktif dengan dana kelolaan per 30 Juni 2023 sebesar Rp 529,37 trililiun atau turun 5,99% dibanding periode sama tahun sebelumnya, 

Dana kelolaan itu termasuk reksadana dollar Amerika Serikat (AS) yang dirupiahkan dengan kurs tengah Bank Indonesia. Dana kelolaan industri menurun dibandingkan Juni 2022. Sehingga banyak dana kelolaan bank kustodian juga menyusut.  Tetapi industri ini masih menarik terlihat di September 2022 Bank Sinarmas menjadi pemain baru.

 Standard Chartered dan HSBC  bersaing menjadi bank kustodian terbesar walau  dana kelolaan menurun. Namun secara pertumbuhan masih ada bank kustodian yang tumbuh. Secara nominal pertumbuhan Bank Central Asia (BCA) memimpin naik Rp 8,2 triliun. Menyusul Bank Rakyat Indonesia (BRI) naik Rp 5,4 triliun.

Secara umum preferensi MI terlihat bergeser ke beberapa bank lokal yang terlihat mampu meraup dana kelolaan cukup besar. Sementara bank asing cenderung terus berkurang.

Pemilihan bank kustodian mempertimbangkan banyak faktor dari biaya layanan, kesiapan infrastruktur hingga akurasi dan kecepatan layanan. Sebagai investor memang umumnya faktor bank kustodian tidak menjadi pertimbangan memilih reksadana karena kinerja MI  yang lebih dilihat.

Pun demikian mengingat investasi reksadana terus berkembang, bank kustodian sebagai salah satu pilar utama industri juga akan terus seiring sejalan bertumbuh secara dana kelolaan dan jumlah investor. Sehingga bank kustodian harus menjaga skalabilitas agar memberikan layanan prima.      

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Melambat Jadi 5,04% Gara-Gara Konsumsi Turun
| Rabu, 05 November 2025 | 12:15 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Melambat Jadi 5,04% Gara-Gara Konsumsi Turun

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2025 mencapai 5,04% secara tahunan. 

Sesuai Konsensus, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Kuartal III-2025
| Rabu, 05 November 2025 | 12:08 WIB

Sesuai Konsensus, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Kuartal III-2025

BPS melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,04% di kuartal III-2025, melambat dibandingkan kuartal II-2025 yang mencapai 5,12%.

Sektor Poultry Menunjukkan Pemulihan, Prospek Saham CPIN Diprediksi Kian Menawan
| Rabu, 05 November 2025 | 08:45 WIB

Sektor Poultry Menunjukkan Pemulihan, Prospek Saham CPIN Diprediksi Kian Menawan

Kenaikan harga broiler dan program MBG mendorong pertumbuhan industri poultry, termasuk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Kinerja Lonsum Moncer Per September 2025, Analis Kerek Target Harga Saham LSIP
| Rabu, 05 November 2025 | 08:05 WIB

Kinerja Lonsum Moncer Per September 2025, Analis Kerek Target Harga Saham LSIP

Meski produksi TBS inti turun, pasokan TBS eksternal mendongkrak produksi CPO PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Kinerja Ekspor Kakao Terancam Melandai
| Rabu, 05 November 2025 | 08:00 WIB

Kinerja Ekspor Kakao Terancam Melandai

Menurut Dekaindo, Penurunan HR dan HPE biji kakao saat ini terjadi seiring penurunan harga di pasar global

Upaya Menjaring Dana Asing
| Rabu, 05 November 2025 | 07:56 WIB

Upaya Menjaring Dana Asing

Menakar potensi tiga indeks co-branded Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama S&P Dow Jones Indices LLC (SPDJI) Amerika Serikat.

Anggaran Program Bahasa Mencapai Rp 12 Triliun
| Rabu, 05 November 2025 | 07:48 WIB

Anggaran Program Bahasa Mencapai Rp 12 Triliun

Program ini akan menyasar lulusan SMA/SMK sederajat yang mau bekerja di luar negeri dengan keahlian pengelasan, perawatan lansia , dan perhotelan

Pendapatan Anjlok 12,5%, Laba ABMM Turun Dua Digit Per Kuartal III-2025
| Rabu, 05 November 2025 | 07:48 WIB

Pendapatan Anjlok 12,5%, Laba ABMM Turun Dua Digit Per Kuartal III-2025

PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatat penurunan kinerja keuangan untuk periode yang berakhir 30 September 2025.

Superior Prima Sukses (BLES) Cetak Pendapatan Rp 1,07 Triliun
| Rabu, 05 November 2025 | 07:45 WIB

Superior Prima Sukses (BLES) Cetak Pendapatan Rp 1,07 Triliun

Pertumbuhan penjualan BLES ikut terdongkrak oleh ekspansi pabrik kelima di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang telah beroperasi pada Juli 2025.

Harga Nikel Melorot, Laba Emiten Tetap Berotot
| Rabu, 05 November 2025 | 07:43 WIB

Harga Nikel Melorot, Laba Emiten Tetap Berotot

Permintaan nikel tetap tinggi, terutama dari sektor industri kendaraan listrik dan industri baja. ​Sentimen ini ikut memacu kinerja emiten nikel.

INDEKS BERITA

Terpopuler