Menyoal Mutu Kedelai

Selasa, 26 Juli 2022 | 08:00 WIB
Menyoal Mutu Kedelai
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Roji, perajin tahu tempe di Kompleks Kopti Semanan, harus rela mengambil keuntungan tipis dalam setahun terakhir. Maklumlah, harga kedelai sebagai bahan baku utama tempe, naik sejak tahun lalu.

Meski ikut mengerek harga jual tempe, margin keuntungan Roji menipis, lantaran dia tak menciutkan ukuran produknya.

Isu kenaikan harga kedelai memang sudah berlalu. Namun kali ini, Roji dan para perajin tahu tempe lainnya menghadapi isu lain yang tak kalah penting, yakni seretnya pasokan kedelai berkualitas bagus.

Kabar ini dikonfirmasi oleh Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Para pengusaha tahu tempe melihat, peredaran kedelai impor grade 2, 3, dan 4 cukup meresahkan di Tanah Air.

Pasalnya, kedelai grade 2, 3 dan 4 dinilai lebih cocok untuk pakan ternak ketimbang sebagai bahan baku tempe yang menjadi penganan favorit masyarakat Indonesia. 

Dari segi tampilan, kedelai kategori tersebut tampak lebih kotor, kulitnya mengelupas dan masih memiliki sisa ranting atau daun di permukaan. Hal ini berbeda dengan kedelai grade 1 atau premium yang jauh lebih bersih dan cocok sebagai bahan baku tahu tempe.

Masih mengacu data Gakoptindo, kebutuhan kedelai grade 1 untuk produksi tempe tahu di kisaran 3 juta ton saban tahun. Dari jumlah itu, sekitar 2,7 juta ton di antaranya diimpor dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Brazil, Argentina dan negara produsen lainnya. Sedangkan sisanya 300.000 ton kedelai diproduksi di dalam negeri.

Di luar itu, Indonesia juga mengimpor sekitar 4 juta ton kedelai grade 2, 3 dan 4 setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak seperti ayam, babi dan lain-lain. Kedelai dengan grade seperti ini umumnya dihargai lebih murah ketimbang kedelai grade 1.

Nah, menjawab keresahan Gakoptindo, sepatutnya pemerintah (Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian) segera turun ke lapangan. Pemerintah harus menelusuri dan mencari tahu, kenapa pasokan kedelai untuk pakan hewan merembes ke perajin tahu tempe? 

Tampaknya ada yang belum tuntas dari sisi pengawasan di lapangan. Pemerintah juga harus ketat mengidentifikasi jenis kedelai impor yang layak dikonsumsi masyarakat. 

Jika aturannya masih bolong, perlu segera diperbaiki. Oleh karena itu, membenahi tata niaga impor kedelai adalah langkah ideal. Sebab, mengharapkan Indonesia untuk swasembada kedelai saat ini, seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Bagikan

Berita Terbaru

Dari Peagang Sukses Menjadi Bos Menara Telekomunikasi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:15 WIB

Dari Peagang Sukses Menjadi Bos Menara Telekomunikasi

Rudolf Parningotan Nainggolan melihat peluang bisnis penyewaan menara telekomunikasi dari bahan tesis yng disusunnya.

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:14 WIB

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (21 Juni 2025) Rp 1.942.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,27% jika menjual hari ini.

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:45 WIB

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II

PPRI memperkirakan adanya risiko kenaikan kertas yang digunakan perusahaan dengan potensi kenaikan harga sebesar 5%-7%.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:30 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:10 WIB

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%

FPNI menili tahun ini masih penuh tantangan. Ini karena persaingan yang ketat dan tekanan margin akibat tingginya biaya produksi.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:58 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:05 WIB

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan

Inovasi layanan keuangan yang dikembangkan instansi terkait perlu diimbangi dengan pengawasan ketat dan edukasi.​

Kunci Semua Jawaban
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Kunci Semua Jawaban

Seolah-olah semua permasalah yang ada di negeri mulai dari perusahaan bangkrut hingga pembiayaan perumahan bisa diselesaikan Danantara.

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi

Terbuka peluang harga minyak akan lebih bullish dibandingkan ketika kenaikan harga minyak akibat invasi Rusia ke Ukrania.  

Pergerakan Rupiah dalam Sepekan Masih Tertekan Sentimen Global
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Pergerakan Rupiah dalam Sepekan Masih Tertekan Sentimen Global

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah spot menguat tipis 0,06% dari perdagangan sehari sebelumnya ke level Rp 16.397 per dolar AS. 

INDEKS BERITA

Terpopuler