ILUSTRASI. Pekerja menuangkan minyak jelantah yang dibeli dari warga, hotel dan restoran ke dalam jeriken di gudang layanan tata niaga pengumpulan limbah minyak goreng 'Siklus Hijau', Malang, Jawa Timur, Senin (6/3/2023). Layanan tata niaga pengumpulan minyak jelantah tersebut per bulan mampu mengumpulkan sedikitnya 3.500 liter jelantah dari 750 konsumen untuk kemudian disetorkan ke pabrik pengolahan jelantah dan diekspor sebagai bahan baku bahan bakar minyak (BBM) jenis biodisel. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.
Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Asnil Amri
KONTAN.CO.ID - Minyak jelantah yang semula hanya dianggap limbah penggorengan, ternyata bisa menghasilkan rupiah. Bahkan kapasitasnya bukan untuk pemenuhan industri rumahan tetapi ekspor. Used Cooking Oil (UCO) demikian nama keren minyak jelantah di kalangan pelaku industrinya.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.