Optimistis Naik 11%, BWPT Memacu Produksi CPO di Kalimantan Selatan Area 1
KONTAN.CO.ID -TANAH BUMBU. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) menargetkan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Kalimantan Selatan (Kalsel) Area 1 bisa meningkat 11%, yakni dari 4 ton per hektare (ha) di 2023 menjadi 4,75 ton per ha.
Perkebunan kelapa sawit di Kalsel 1 meliputi PT Singaland Asetama dan PT Jaya Mandiri Sukses dengan area tertanam seluas 7.500 ha.
Ronny Gandey, Group Head Estate Operation BWPT mengatakan, untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan menambah tenaga kerja permanen, melakukan pemupukan yang baik, dan pengawasan yang ketat untuk para pekerja kebun.
Agar produktivitas terjaga, BWPT juga telah menggunakan sistem digitalisasi untuk memantau aktivitas panen, distribusi truking, pengiriman ke PKS dan juga ke bulking station.
"Saat ini, produksi Tandan Buah Segar (TBS) di Kalsel Area 1 sekitar 15-17 ton per ha," ujar Ronny, di sela-sela kunjungan ke area perkebunan sawit Singaland Asetama, Kamis (29/2).
Saat ini, untuk perkebunan sawit di Kalsel Area 1 mempekerjakan sebanyak 330 orang yang khusus melakukan pemanenan. Jumlah itu dinilai sudah cukup untuk menjaga produktivitas di tingkat kebun. Untuk menjaga produktivitas para pekerja, BWPT menerapkan fleksibilitas jam kerja bagi para karyawannya.
"Selain kami juga punya program kebetahan pekerja. Kami punya klinik, sekolah untuk anak mereka dan pemberian multivitamin agar stamina terjaga," jelasnya.
Kendati telah ada upaya memacu produktivitas, tapi ada saja faktor eksternal yang bisa menghambat produktivitas perusahaan. Salah satunya adalah tingginya curah hujan belakangan ini, sehingga menghambat pengiriman TBS dari kebun ke pabrik kelapa sawit (PKS).
Tingginya curah hujan kerap menimbulkan banjir yang membuat jalur distribusi terganggu, sehingga aktivitas produksi PKS pun menjadi terdampak.
BWPT memiliki satu unit PKS di Kalsel Area 1 ini, dengan realisasi produksi sebanyak 70 ton per jam. Realisasi produksi itu sekitar 83% dari kapasitas terpasang. "Ke depannya produksi masih bisa ditingkatkan," ungkap Ronny.
Selain kinerja PKS, BWPT juga optimistis produktivitas perkebunan sawitnya bisa terus meningkat.
"Khusus di perkebunan Kalsel Area 1 kami targetkan mencapai 4,75 ton per hektare di tahun ini," jelasnya.
Target optimistis itu berkaca dari sensus produksi yang biasa dilakukan. "Biasanya produksi kami lebih baik dari sensus yang dilakukan," terang dia.
Heri Setyawan Regional Controler Kalsel BWPT menambahkan, selain memiliki PKS di area Singaland, perusahaannya juga memiliki bulking station atau fasilitas penyimpanan CPO dengan kapasitas mencapai 15.000 ton.
Untuk menunjang operasional bulking station, BWPT juga memiliki oil storage tank yang berada di area Singaland Asetama, dengan kapasitas mencapai 8.000 ton.
"CPO yang ada di dalam storage itu setiap harinya langsung dikirim ke bulking station untuk diambil oleh pelanggan. Selalu kami sisakan agar storage tidak kosong, biasanya produksi hari ini, besok paginya dikirim," jelas Heri.
Sementara untuk area perkebunan, pihaknya berencana menambah sekitar 10%-20% tenaga kerja pemanen buah sawit. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi masa puncak panen yang akan berlangsung dalam waktu dekat."Sebab, panen yang dilakukan harus sesuai dengan jadwal," jelasnya.
Sebagai gambaran, pada kuartal III-2023, BWPT mencatatkan kinerja positif yang terlihat dari peningkatan laba bersih yang berada di angka Rp 104,3 miliar. Sementara pada periode sama tahun 2022 BWPT justru mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 15,44 miliar.