Pamor Reksadana Terproteksi Memudar, Dana Kelolaan di Juli Turun Rp 3 Triliun

Senin, 22 Agustus 2022 | 04:20 WIB
Pamor Reksadana Terproteksi Memudar, Dana Kelolaan di Juli Turun Rp 3 Triliun
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana terproteksi terus menyusut. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada minggu pertama Agustus 2022, AUM reksadana terproteksi turun Rp 2,92 triliun menjadi Rp 106,79 triliun. Padahal, di Juni 2022, AUM reksadana terproteksi mencapai Rp 109,71 triliun.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menyebut, adanya produk jatuh tempo dan tidak digantikan reksadana baru membuat dana kelolaan menurun. Pilihan aset obligasi yang menarik juga terbatas. "Besaran yield agar dapat memberi imbal hasil yang menarik juga menjadi pertimbangan para MI dalam menerbitkan produk baru," kata Praska, Sabtu (20/8).

Maklum, kinerja obligasi negara sedang tertekan akibat isu kebijakan The Fed dan inflasi tinggi. Sementara, obligasi korporasi terbatas karena banyak diburu investor saat obligasi negara tertekan.

Baca Juga: Perusahaan Asuransi Jiwa Atur Ulang Portofolio Investasi

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyebut reksadana terproteksi kini semakin kehilangan pamor. Pasalnya, investor yang meminati reksadana ini kini hanya investor perorangan atau bank. Investor institusi seperti asuransi sudah tidak melirik lagi reksadana terproteksi. 

Ini lantaran pajak yang dikenakan untuk memiliki obligasi langsung sudah sama besarnya dengan pajak reksadana terproteksi, yakni 10%. Bahkan, reksadana terproteksi masih terkena potongan biaya tambahan. 

Tapi, Praska menilai peminat reksadana terproteksi bisa bertumbuh karena potensi suku bunga naik. Imbal hasil indikatif diperkirakan juga dapat meningkat seiring dengan tren kenaikan suku bunga di pasar uang. Di satu sisi, dengan adanya potensi fluktuasi di pasar obligasi, khususnya berbasis SBN, maka reksadana terproteksi bisa jadi alternatif menarik. 

Selain itu, layaknya investasi di aset lain, reksadana terproteksi juga memiliki risiko. Terlebih, belum lama ini, salah satu obligasi emiten BUMN karya yang menjadi underlying reksadana terproteksi mengalami gagal bayar. Rudiyanto bilang, pemilihan emiten menjadi sangat penting dalam pembentukan reksadana terproteksi. 

Baca Juga: Bunga Berpotensi Naik, Reksadana Terproteksi Diyakini Punya Prospek Menarik

Karena itu, Panin AM tak hanya fokus pada rating, tapi juga dukungan pemegang saham, prospek bisnis perusahaan, serta good corporate governance (GCG). Selain itu, Panin AM juga mengedukasi investor bahwa aset dasar reksadana terproteksi juga memiliki risiko gagal bayar. 

Bagikan

Berita Terbaru

Pesaing Masih Gencar Promosi Bikin Bisnis ODS Melambat, GOTO Andalkan Bisnis Fintech
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:13 WIB

Pesaing Masih Gencar Promosi Bikin Bisnis ODS Melambat, GOTO Andalkan Bisnis Fintech

Penurunan kerugian dari Tokopedia-TikTok Shop memberi sinyal positif bahwa GOTO berpeluang mencetak laba bersih lebih cepat dari perkiraan awal.

Ada Rumor Anak Usaha MDKA di Tambang Emas Bakal IPO September 2025, Begini Profilnya
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 15:37 WIB

Ada Rumor Anak Usaha MDKA di Tambang Emas Bakal IPO September 2025, Begini Profilnya

Proyek Emas Pani digadang-gadang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik.

Berencana Liburan, Timbang Metode Pembayaran di Luar Negeri
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:00 WIB

Berencana Liburan, Timbang Metode Pembayaran di Luar Negeri

Berbagai alat pembayaran saat berlibur di luar negeri tersedia saat ini. Tapi, ada cara agar kemudahan bertransaksi tak bikin boros.

Penjualan Semen Bulan Juli Membaik & Diklaim bisa Berlanjut, Simak Prospek Saham INTP
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:01 WIB

Penjualan Semen Bulan Juli Membaik & Diklaim bisa Berlanjut, Simak Prospek Saham INTP

Prospek emiten semen, termasuk INTP sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan otoritas moneter.

Dua Tahun Terakhir ITMG Membagikan Dividen Interim pada September, bisa Dilirik?
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 09:41 WIB

Dua Tahun Terakhir ITMG Membagikan Dividen Interim pada September, bisa Dilirik?

Meski peluang cuan dari dividen menarik, investor mesti mencermati risiko dari sisi harga saham ITMG yang masih tertekan harga batubara.

Perdana, India Impor CPO dari Kolombia dan Guatemala, Begini Dampaknya buat Indonesia
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:45 WIB

Perdana, India Impor CPO dari Kolombia dan Guatemala, Begini Dampaknya buat Indonesia

Pembelian minyak sawit dari Amerika Latin diprediksi akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan.​

Ambisi Prabowo Mengerek Tax Ratio Pupus
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:44 WIB

Ambisi Prabowo Mengerek Tax Ratio Pupus

Dalam Nota Keuangan beserta RAPBN 2026, di 2029 mendatang, tax ratio ditargetkan hanya sekitar 11,52%-15,01% dari PDB

Valuasi Harga Saham DKFT bisa Terkerek Jika Ekspansi ke Hilirisasi Nikel Terwujud
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:38 WIB

Valuasi Harga Saham DKFT bisa Terkerek Jika Ekspansi ke Hilirisasi Nikel Terwujud

Harga saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) sudah melambung ratusan persen sejak awal tahun 2025.

Metrodata Electronics (MTDL) Pacu Bisnis Data dan Akal Imitasi
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:30 WIB

Metrodata Electronics (MTDL) Pacu Bisnis Data dan Akal Imitasi

Manajemen MTDL memproyeksikan bisnis data dan akal imitasi yang dijalani perusahaan dapat bertumbuh setidaknya 50% pada tahun ini

APBN Dihimpit Utang, Belanja Bisa Tumbang
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:30 WIB

APBN Dihimpit Utang, Belanja Bisa Tumbang

Alokasi anggaran pembayaran bunga utang tahun 2026 mencapai 17,19% dari total belanja negara        

INDEKS BERITA

Terpopuler