Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harapan atas kenaikan suku bunga The Fed yang tak lagi agresif memberi ruang bagi rupiah kembali perkasa.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah menguat karena pernyataan pejabat The Fed, Loretta Mester, tentang ekspektasi kenaikan bunga. Mester optimistis The Fed akan menaikkan bunga acuan hanya sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan mendatang.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Tertekan, Begini Efeknya Ke Emiten
Analis Monex Investindo Andian Wijaya pun sepakat mengatakan, rupiah masih dipengaruhi sentimen pasar global terhadap outlook kenaikan suku bunga bank Sentral AS di Desember 2022.
Meskipun ada upaya dari Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga acuan di pekan lalu, tetapi isu kenaikan bunga The Fed masih menekan rupiah. Terlebih The Fed masih akan mengerek bunga hingga pertengahan 2023. Tapi Andian bilang, pemerintah tidak akan tinggal diam dan menjaga rupiah di bawah Rp 16.000.
Prediksi Andian, rupiah Rabu (23/11) di Rp 15.680 hingga Rp 15.850. Proyeksi Josua, rupiah menguat di Rp 15.650-Rp 15.750. Kemarin (22/11), rupiah di pasar spot menguat 0,1% ke Rp 15.697. Kurs rupiah JISDOR melemah 0,06% ke Rp 15.716 per dollar AS.
Baca Juga: Kurs Rupiah Masih Akan Tertekan Hingga Akhir Tahun