Perlindungan Investor?

Jumat, 29 November 2024 | 05:42 WIB
Perlindungan Investor?
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Tedy Gumilar. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Tedy Gumilar | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Bursa Efek Indonesia (BEI) masih jadi topik yang menarik untuk dibahas. Maklum, otoritas bursa kerap mengambil langkah yang memancing kontroversi. Salah satunya soal suspensi perdagangan saham. 

Merujuk data BEI, sejak tanggal 1 hingga 28 November 2024 ada 20 emiten yang perdagangan sahamnya digembok. Sebagian di antaranya beberapa kali keluar masuk kerangkeng, misalnya saham PT Jakarta International Hotels And Development Tbk (JIHD) dan PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL).

Emiten yang baru melantai juga tak luput dari sasaran. Paling anyar adalah PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), yang sejak listing pada 11 November 2024 sahamnya memang terus mendaki. Alhasil, perdagangan saham emiten perdagangan batubara dan nikel, itu dua kali disuspensi. Saat kali kedua, gembok perdagangan saham DAAZ dibuka namun langsung dijebloskan ke Papan Pemantauan Khusus (PPK).

Publik tak pernah tahu, dan sepertinya tidak akan pernah diberi tahu, apa alasan sesungguhnya di balik suspensi puluhan saham itu. Sebab, otoritas bursa hanya menggunakan alasan yang standar; suspensi dilakukan sebagai cooling down dan bentuk perlindungan kepada investor.

Nah, yang menarik dari kebijakan BEI ini bukan hanya soal transparansi alasan suspensi perdagangan saham. Namun juga fakta bahwa dari 20 saham, 18 di antaranya disuspensi ketika harga sahamnya naik. Hanya ada dua emiten; PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) dan PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) yang perdagangan sahamnya dihentikan lantaran harganya merosot.

Kenapa BEI seperti hanya tertarik menyetop perdagangan saham yang harganya tengah menanjak? Mengapa saham yang harganya jeblok lebih sedikit yang digembok, meskipun saham yang turun berpotensi membuat investor merugi ketimbang saham yang harganya naik?

Jangan lupa, pada saat bersamaan pasar saham Indonesia sedang tertekan. Dibanding posisi akhir Oktober 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 28 November 2024 sudah anjlok 5,19%. Koreksi tak hanya dialami saham blue chip penggerak indeks tapi juga mayoritas saham penghuni bursa.

Saham yang hijau mewarnai running trade di kala pasar sedang bearish, sesungguhnya memberi penghiburan, sekalipun bagi yang tak punya barang. Namun, hiburan kecil itu pun direnggut juga dan hanya menyisakan tanda tanya.

Selanjutnya: Adi Sarana Armada (ASSA) Perluas Lini Bisnis Pergudangan

Bagikan

Berita Terbaru

Amman Mineral (AMMN) Cetak Rekor Produksi
| Jumat, 29 November 2024 | 07:44 WIB

Amman Mineral (AMMN) Cetak Rekor Produksi

Laba bersih AMMN terbang 1.044,26% year on year (yoy) menjadi US$ 717,11 juta, atau setara Rp 11,37 triliun.

Konversi Utang Jadi Saham, Bakrie & Brothers (BNBR) Menggelar Private Placement
| Jumat, 29 November 2024 | 07:31 WIB

Konversi Utang Jadi Saham, Bakrie & Brothers (BNBR) Menggelar Private Placement

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengantongi restu pemegang saham untuk mengonversi sebagian utangnya menjadi saham baru melalui private placement.

Genjot Likuiditas Saham, Emiten Ramai-Ramai Gelar Aksi Buyback
| Jumat, 29 November 2024 | 07:18 WIB

Genjot Likuiditas Saham, Emiten Ramai-Ramai Gelar Aksi Buyback

Aksi pembelian kembali atau buyback saham kian semarak dilakukan oleh emiten menjelang tutup tahun 2024.

Bonus Akhir Tahun Menanti Investor Saham
| Jumat, 29 November 2024 | 07:07 WIB

Bonus Akhir Tahun Menanti Investor Saham

Jelang tutup bulan November, sejumlah emiten ramai mengumumkan pembagian dividen interim. Sebagian emiten menyebar dividen dengan nilai jumbo.

Konsolidasi Asuransi Bakal Semakin Ramai
| Jumat, 29 November 2024 | 06:45 WIB

Konsolidasi Asuransi Bakal Semakin Ramai

Puluhan perusahaan perasuransian masih kekurangan modal untuk bisa memenuhi aturan baru yang akan berlaku pada akhir 2026. 

Garuda Metalindo (BOLT) Membidik Peluang Ekspor ke Amerika Serikat
| Jumat, 29 November 2024 | 06:35 WIB

Garuda Metalindo (BOLT) Membidik Peluang Ekspor ke Amerika Serikat

Pangsa pasar ekspor BOLT ke AS akan terbuka terkait rencana pengenaan pajak impor atas produk China oleh Presiden AS terpilih Donald Trump.

Pasar Bergairah, NPF Pembiayaan Kendaraan Listrik Juga Lebih Rendah
| Jumat, 29 November 2024 | 06:30 WIB

Pasar Bergairah, NPF Pembiayaan Kendaraan Listrik Juga Lebih Rendah

Bisnis pembiayaan kendaraan listrik semakin cantik di mata multifinance dengan kualitas pembiayaan di segmen tersebut yang lebih terjaga. 

Penyaluran KPR Non Subsidi BTN Semakin Kencang
| Jumat, 29 November 2024 | 06:30 WIB

Penyaluran KPR Non Subsidi BTN Semakin Kencang

Outstanding KPR non subsidi BTN sudah mencapai Rp 103,8 triliun per September 2024 atau tumbuh 11,7% secara tahunan

 Bankir Sebut Likuiditas Jadi Tantangan 2025
| Jumat, 29 November 2024 | 06:25 WIB

Bankir Sebut Likuiditas Jadi Tantangan 2025

Perbankan melihat tantangan pengetatan likuiditas masih akan berlanjut hingga 2025, sehingga bisa menekan ekspansi kredit

Perlindungan Investor?
| Jumat, 29 November 2024 | 05:42 WIB

Perlindungan Investor?

Kenapa otoritas BEI seperti hanya tertarik menyetop perdagangan saham yang harganya tengah menanjak?

INDEKS BERITA

Terpopuler