Perolehan Kontrak Delta Dunia Makmur (DOID) Kembali Menggeliat


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perolehan kontrak PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) terus bertambah. Melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri (BUMA), DOID memperoleh perpanjangan kontrak dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Kontrak tersebut terkait jasa operasional di tambang Tutupan, Kalimantan Selatan. Kontrak ini juga berlaku di Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

Kontrak itu meliputi pemindahan materi lapisan tanah atawa overburden removal sebesar 234 juta bank cubic meter (bcm). Dari aktivitas ini, ada ekstraksi batubara sebanyak 44 juta ton.

Ini Artikel Spesial

Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.

ATAU

Rata-rata produksi tahunan diperkirakan berada pada rentang 30 juta bcm hingga 70 juta bcm. Dari volume ini diperkirakan ada batubara sebesar 5 juta ton hingga 12 juta ton yang bisa diekstraksi.

"Kontrak tersebut berlaku hingga Desember 2025," ujar Regina Korompis, Head of Relations DOID. Namun, dia belum bisa merinci berapa nilai kontrak tersebut. "Untuk saat ini, baru itu yang bisa kami sampaikan," imbuhnya, Minggu (7/4).

Awal tahun ini, DOID memperoleh kontrak dari anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Kontrak senilai Rp 26 triliun itu meliputi pengerjaan overburden removal sebesar 650 juta bcm dan lebih dari 210 juta ton batubara yang akan diekstrasi.

Kontrak tersebut juga meliputi jasa pengangkutan lebih dari 75 juta ton batubara. Kontrak ini berlaku hingga Desember 2031.

Untuk tahun ini, DOID mengejar target volume overburden removal sebanyak 310 juta-350 juta bcm. Sedang target produksi batubara ditargetkan sebesar 45 juta-50 juta ton. Sebagai perbandingan, overburden removal tahun lalu sebesar 281,8 juta bcm.

Hingga Mei kemarin, realisasi overburden removal DOID sebesar 112,4 juta ton. Ini setara dengan volume produksi batubara sebesar 20,4 juta ton.

Realisasi overburden removal tersebut turun 19% secara tahunan. Meski begitu, volume produksi batubara naik 10% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Tren menghangatnya harga batubara menjadi optimisme DOID mengejar target tahun ini. "Tapi, kami masih sejalan dengan target awal," imbuh Regina.

Bersamaan dengan target operasional yang dicanangkan, DOID membidik pendapatan sebesar US$ 780 juta - US$ 860 juta tahun ini.

Dari situ, DOID menargetkan EBITDA sebesar US$ 200 juta -US$ 240 juta. Untuk memuluskan rencana tahun ini, DOID menganggarkan belanja modal atawa capital  expenditure (capex) US$150 juta-US$ 200 juta.

 

Editor: Sanny Cicilia