PGAS Mengejar Target Penjualan Gas

Rabu, 17 Juli 2019 | 00:55 WIB
PGAS Mengejar Target Penjualan Gas
[]
Reporter: Anastasia Lilin Y, Ika Puspitasari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang semester I-2019, perusahaan gas plat merah, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, sudah membelanjakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 150 juta. Penyerapan tersebut setara dengan 30% dari total anggaran capex tahun ini yang mencapai US$ 500 juta.

Gigih Prakoso, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), mengakui, serapan capex selama paruh pertama tahun ini masih mini. "Makanya ada kemungkinan revisi turun untuk kebutuhan capex tahun ini menjadi 70%-80% anggaran awal," katanya saat berkunjung ke Kantor KONTAN, Selasa (16/7).

Tahun ini, PGAS mengalokasikan 80% capex untuk membiayai pengembangan pipa transmisi gas dan pipa distribusi gas. Kurang lebih US$ 50 juta di antaranya untuk mendanai infrastruktur Blok Rokan yang pada tahun 2021 beralih operasional ke tangan induk usahanya, PT Pertamina.

Nah, laju penyerapan capex itu sejalan dengan realisasi voluma penjualan Januari-Juni 2019 yang masih di bawah target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 970 british thermal unit per day (bbtud). Realisasi volume penjualan gas perusahaan tersebut sekitar 98% dari target RKAP.

Danny Praditya, Director of Commerce PT Perusahaan Gas Negara Tbk menjelaskan, tidak tercapainya target volume penjualan gas pada semester I tahun ini akibat kendala pasokan gas dari hulu di sejumlah daerah. Belum lagi, libur panjang Lebaran juga turut menyusutkan volume permintaan gas.

Namun PGN masih memegang target awal yang sudah ditetapkan. Mereka yakin bisa memenuhi target volume penjualan gas 970 sesuai dengan RKAP. Dalam catatan pemberitaan KONTAN sebelumnya, manajemen perusahaan tersebut membidik pendapatan sekitar US$ 5 miliar dan laba di atas US$ 200 juta sepanjang tahun ini.

Bangun infrastruktur

Agar target tak meleset, PGN terus mengembangkan distribusi pasar. Target utamanya ke Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah serta Indonesia bagian tengah dan timur. Rata-rata harga jual gas PGN saat ini US$ 8,5 per million british thermal unit (mmbtu).

Tahun ini, PGN membidik 244.043 pelanggan baru. Sebanyak 85% berasal dari sektor pembangkit listrik. Sisanya terdiri dari PT Pertamina Gas (Pertagas), industri kimia, industri keramik serta industri makanan dan minuman.

PGN juga melanjutkan pengembangan infrastruktur. Sebagai bagian dari Sub Holding BUMN Minyak dan Gas, mereka mengoptimalkan aset dan pola operasi di Jawa bagian barat dan timur.

Agenda lain, PGN menggeber penyelesaian jalur pipa transimisi dari Gresik hingga Semarang. Hingga tahun 2024 mendatang mereka harus sduah membangun pipa transmisi hingga sepanjang 528 kilometer (km). Ada pula rencana pengembangan jaringan distribusi gas bumi (jargas) sebanyak 4,7 juta sambungan hingga tahun 2025.

Kalau target PGN tahun ini adalah membangun 78.216 sambungan. Sambungan baru tersebut akan melengkapi 524.433 sambungan pada tahun lalu.

Biaya investasi PGN berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kas internal, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA). "Kami tidak bisa mengandalkan uang pemerintah jadi kami mengajak mitra untuk menjalankan ini," kata Dilo Seno Widagdo, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Bagikan

Berita Terbaru

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?
| Jumat, 07 November 2025 | 15:04 WIB

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?

Di saat bitcoin melemah, beberapa altcoin menunjukkan performa yang apik, meski trader harus tetap melakukan manajemen risiko.

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi
| Jumat, 07 November 2025 | 13:21 WIB

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi

Kinerja Superbank melesat jelang IPO 2025, profitabilitas dan rasio-rasio keuangan membaik, NPL juga makin oke.

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru
| Jumat, 07 November 2025 | 08:42 WIB

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru

Di bawah pengendali baru, yakni First Resources Limited, ANJT mengantongi laba bersih sebesar US$ 24,28 juta, naik 1.520,39% yoy

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis
| Jumat, 07 November 2025 | 08:23 WIB

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis

Divisi alat berat PT Astra International Tbk (ASII) melemah, namun otomotif dan jasa keuangan masih resilient.

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)
| Jumat, 07 November 2025 | 08:08 WIB

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Diversifikasi menjadi kunci bagi PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengelola risiko di tengah volatilitas harga komoditas.

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi
| Jumat, 07 November 2025 | 07:05 WIB

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi

Sektor bisnis yang paling banyak menyerap produk elevator Shanghai Mitsubishi datang dari rumah pribadi dan bisnis rumah toko (ruko) 

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:51 WIB

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Pendapatan dan laba emiten otomotif dan komponen masih lemah di sepanjang Sembilan bulan tahun 2025. ​

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:48 WIB

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan

Per September 2025 utang bank jangka pendek PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melonjak hingga 58%.

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun
| Jumat, 07 November 2025 | 06:45 WIB

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun

Hingga kuartal III-2025, PYFA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun, meningkat 77,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri
| Jumat, 07 November 2025 | 06:43 WIB

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri

Tak hanya aliran dana ke saham-saham yang mejeng di indeks MSCI, efek domino dari reblancing juga akan menjalar ke kepemilikan saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler