Piala Dunia dan Return IHSG

Minggu, 27 November 2022 | 20:38 WIB
Piala Dunia dan Return IHSG
[ILUSTRASI. ANALISIS - Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama: Penyelenggaraan Piala Dunia saja, probabilitas merugi naik menjadi 55% atau rugi 5 kali dari 9 kali Piala Dunia]
Wawan Hendrayana | Head of Investment Analyst Infovesta Utama

KONTAN.CO.ID - Banyak yang bingung, ada hubungan apa Piala Dunia dan saham? Sebelum menjawab pertanyaan ini, menarik kita memprediksi Piala Dunia. 

Bahkan sekuritas ternama dunia menerbitkan metode analisis berbasis kuantitatif meramalkan siapa yang menjadi kampiun dalam perhelatan akbar olahraga ini. Walau, akurasinya jarang tepat. 

Dari masa ke masa Piala Dunia dibahas dari berbagai sisi, termasuk investasi saham. Ada anekdot menyebut, investor saham akan puasa atau mengurangi  porsi trading karena tertarik taruhan bola. 

Baca Juga: Nonton Piala Dunia FIFA World Cup 2022 Qatar, Cara Beli Paket Vidio IndiHome

Di Indonesia ini memang ilegal, tapi saya yakin ada banyak yang bertaruh bola di sekeliling Anda.

Dalam bahasa akademis, asumsi harga saham turun saat Piala Dunia disebut market anomaly. Apa benar ketika Piala Dunia digelar, return saham turun? Untuk menjawab hal itu, bisa dilihat data dalam tabel.

Cukup menarik menelaah data statistik tersebut. Piala Dunia selalu diselenggarakan pada bulan Juni. Dalam 30 tahun terakhir, probabilitas IHSG merugi 43%. Artinya dari 30 tahun terakhir, ada 13 bulan Juni, dimana IHSG merugi. 

Namun bila dihitung saat penyelenggaraan Piala Dunia saja, probabilitas merugi naik menjadi 55%  atau rugi 5 kali dari 9 kali Piala Dunia. 

Piala Dunia di Qatar kali  diadakan 20 November - 18 Desember untuk menghindari musim panas yang terik. Nah,  berdasar statistik, IHSG selalu positif di Desember. 

Baca Juga: Ada Momen Piala Dunia, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jadi tahun ini IHSG mungkin positif saat Piala Dunia. Hal menarik lain adalah nonton Piala Dunia membutuhkan tenaga ekstra untuk begadang. Tapi kali ini,  acara nonton paling malam pukul 23:00 WIB. 

Ini membuat potensi jumlah penonton di Indonesia lebih tinggi dari Piala Dunia sebelumnya. Secara langsung ini akan menambah pundi pendapatan iklan media. Di samping itu, sektor barang konsumsi tengah memperoleh lonjakan penjualan.

Lalu kesimpulan dari data adalah tidak benar IHSG selalu negatif saat Piala Dunia. Ada return positif dan negatif. Sehingga secara statistik lebih baik menahan diri berinvestasi jangka pendek.

Apakah teori di atas pasti akan menjadi kenyataan. Tentu tidak. Bola itu bulat. Analogi sama bisa digunakan untuk investasi saham. Hampir tidak mungkin meramal kinerja IHSG jangka pendek, apalagi sebulan. 

Kejutan tentu ada. Apalagi ada faktor lain seperti kenaikan bunga The Fed pada Desember, ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan tahun politik di 2023. 

Baca Juga: Emiten Raup Berkah Siaran Piala Dunia

Tahun  Tanggal Tempat Juara Laga Final Return IHSG 
1986 31 Mei - 29 Juni Meksiko Argentina Argentina vs Jerman Barat -2,35%
1990 8 Juni - 8 Juli Italia Jerman Barat Argentina vs Jerman Barat -1,45%
1994 17 Juni -17 Juli Amerika Serikat Brasil Brasil vs Italia -0,55%
1998 10 Juni -12 Juli Prancis Prancis Brasil vs Prancis 14,52%
2002 31 Mei - 30 Juni Korea & Jepang  Brasil  Brasil vs Jerman  -4,8%
2006 9 Juni - 9 Juli Jerman  Italia Italia vs Prancis 5,7%
2010 11 Juni - 11 Juli Afrika Selatan  Spanyol Spanyol vs Belanda 5,07%
2014 12 Juni  - 13 Juli  Brasil  Jerman  Jerman vs Argentina 1,75%
2018 14 Juni - 15 Juli  Rusia  Prancis  Prancis vs Kroasia -0,90%

Karena itu, tetaplah berinvestasi sesuai profil risiko dan horizon tujuan investasi. Selamat berinvestasi sambil menonton Piala Dunia!  

Bagikan

Berita Terbaru

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 11:00 WIB

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026

Fokus pemerintah pada belanja sosial, program gizi, serta stabilisasi harga kebutuhan pokok diyakini dapat memperbaiki likuiditas masyarakat.

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:56 WIB

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) telah merealisasikan pembukaan 27 toko baru di sepanjang tahun 2025.

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:45 WIB

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar

Pergerakan pasar dipengaruhi kombinasi profit taking akhir tahun.Kewaspadaan jelang rilis PMI China, serta risiko geopolitik.

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:44 WIB

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 5 triliun. 

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:39 WIB

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis

Transformasi mencakup penguatan bisnis energi dan logistik, khususnya yang berkaitan dengan elektrifikasi alat angkut di sektor pertambangan. ​

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:32 WIB

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini

Emiten konsumer dan ritel tak bisa berharap banyak pada dampak bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 900.000 yang dikucurkan pemerintah. 

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:15 WIB

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi

Ekonom memprediksi penyaluran kredit di tahun 2026 berpotensi tumbuh 9%, di atas proyeksi target tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler