KONTAN.CO.ID - Banyak yang bingung, ada hubungan apa Piala Dunia dan saham? Sebelum menjawab pertanyaan ini, menarik kita memprediksi Piala Dunia.
Bahkan sekuritas ternama dunia menerbitkan metode analisis berbasis kuantitatif meramalkan siapa yang menjadi kampiun dalam perhelatan akbar olahraga ini. Walau, akurasinya jarang tepat.
Dari masa ke masa Piala Dunia dibahas dari berbagai sisi, termasuk investasi saham. Ada anekdot menyebut, investor saham akan puasa atau mengurangi porsi trading karena tertarik taruhan bola.
Baca Juga: Nonton Piala Dunia FIFA World Cup 2022 Qatar, Cara Beli Paket Vidio IndiHome
Di Indonesia ini memang ilegal, tapi saya yakin ada banyak yang bertaruh bola di sekeliling Anda.
Dalam bahasa akademis, asumsi harga saham turun saat Piala Dunia disebut market anomaly. Apa benar ketika Piala Dunia digelar, return saham turun? Untuk menjawab hal itu, bisa dilihat data dalam tabel.
Cukup menarik menelaah data statistik tersebut. Piala Dunia selalu diselenggarakan pada bulan Juni. Dalam 30 tahun terakhir, probabilitas IHSG merugi 43%. Artinya dari 30 tahun terakhir, ada 13 bulan Juni, dimana IHSG merugi.
Namun bila dihitung saat penyelenggaraan Piala Dunia saja, probabilitas merugi naik menjadi 55% atau rugi 5 kali dari 9 kali Piala Dunia.
Piala Dunia di Qatar kali diadakan 20 November - 18 Desember untuk menghindari musim panas yang terik. Nah, berdasar statistik, IHSG selalu positif di Desember.
Baca Juga: Ada Momen Piala Dunia, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Jadi tahun ini IHSG mungkin positif saat Piala Dunia. Hal menarik lain adalah nonton Piala Dunia membutuhkan tenaga ekstra untuk begadang. Tapi kali ini, acara nonton paling malam pukul 23:00 WIB.
Ini membuat potensi jumlah penonton di Indonesia lebih tinggi dari Piala Dunia sebelumnya. Secara langsung ini akan menambah pundi pendapatan iklan media. Di samping itu, sektor barang konsumsi tengah memperoleh lonjakan penjualan.
Lalu kesimpulan dari data adalah tidak benar IHSG selalu negatif saat Piala Dunia. Ada return positif dan negatif. Sehingga secara statistik lebih baik menahan diri berinvestasi jangka pendek.
Apakah teori di atas pasti akan menjadi kenyataan. Tentu tidak. Bola itu bulat. Analogi sama bisa digunakan untuk investasi saham. Hampir tidak mungkin meramal kinerja IHSG jangka pendek, apalagi sebulan.
Kejutan tentu ada. Apalagi ada faktor lain seperti kenaikan bunga The Fed pada Desember, ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan tahun politik di 2023.
Baca Juga: Emiten Raup Berkah Siaran Piala Dunia
Tahun | Tanggal | Tempat | Juara | Laga Final | Return IHSG |
1986 | 31 Mei - 29 Juni | Meksiko | Argentina | Argentina vs Jerman Barat | -2,35% |
1990 | 8 Juni - 8 Juli | Italia | Jerman Barat | Argentina vs Jerman Barat | -1,45% |
1994 | 17 Juni -17 Juli | Amerika Serikat | Brasil | Brasil vs Italia | -0,55% |
1998 | 10 Juni -12 Juli | Prancis | Prancis | Brasil vs Prancis | 14,52% |
2002 | 31 Mei - 30 Juni | Korea & Jepang | Brasil | Brasil vs Jerman | -4,8% |
2006 | 9 Juni - 9 Juli | Jerman | Italia | Italia vs Prancis | 5,7% |
2010 | 11 Juni - 11 Juli | Afrika Selatan | Spanyol | Spanyol vs Belanda | 5,07% |
2014 | 12 Juni - 13 Juli | Brasil | Jerman | Jerman vs Argentina | 1,75% |
2018 | 14 Juni - 15 Juli | Rusia | Prancis | Prancis vs Kroasia | -0,90% |
Karena itu, tetaplah berinvestasi sesuai profil risiko dan horizon tujuan investasi. Selamat berinvestasi sambil menonton Piala Dunia!