KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas minyak mentah dan gas alam global kembali memanas di penghujung tahun 2024. Situasi ini bisa menjadi sentimen penggerak harga saham emiten di bisnis minyak dan gas (migas).
Mengutip Bloomberg, per Kamis (12/12) harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 70,17 per barel. Sedangkan Brent di level US$ 73,42 per barel. Sedangkan harga gas alam menanjak ke posisi US$ 3,363 per mmbtu. Masing-masing naik sekitar 4,38%, 3,09% dan 9,33% dalam sepekan.
Analis Stocknow.id, Dinda Resty Angira menilai, kenaikan harga komoditas migas pekan ini tersulut oleh sejumlah faktor. Terutama disebabkan kembalinya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta ekspektasi kenaikan permintaan dari China sebagai konsumen utama energi.
Head of Online Trading BCA Sekuritas, Achmad Yaki menyoroti sentimen dari kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Terutama mengenai produksi minyak AS dan perang dagang. "Jadi prospek harga minyak masih akan volatile," katanya, Kamis (12/12). .
Yaki menaksir, harga minyak akan berada di kisaran US$ 75–US$ 80 per barel sampai tahun depan. Tak jauh beda, Dinda memperkirakan harga minyak akan bergerak stabil pada rentang US$ 70–US$ 80 per barel.
Baca Juga: Sinarmas Siapkan Dana US$ 475 Juta
Rekomendasi saham
Equity Research MNC Sekuritas, Christian Sitorus menilai, kenaikan harga minyak diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun ini. Sedangkan untuk tahun depan, Christian memproyeksikan ada penurunan, sejalan dengan melemahnya permintaan dan produksi.
Di tengah dinamika harga komoditas jelang pergantian tahun, Dinda melihat ada peluang cuan dengan strategi trading jangka pendek pada saham-saham migas. Dinda menyoroti saham-saham migas yang bergerak menanjak seperti PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Elnusa Tbk (ELSA).
Setelah lonjakan 44,53% dalam sebulan terakhir, Dinda menyarankan agar pelaku pasar mulai waspada terhadap saham RAJA.Namun, posisi RAJA sejauh ini masih bisa pertimbangkan untuk buy dengan target harga Rp 3.000–Rp 3.100, dan stoploss jika turun ke Rp 2.700. Dinda juga merekomendasikan buy PGAS dan ELSA untuk target harga di Rp 1.670–Rp 1.700 dan Rp 480–Rp 500.
Baca Juga: WEGE Merevisi Turun Target Kontrak Baru, Jadi Rp 3 Triliun
Yaki menyarankan hold PGAS untuk target harga Rp 1.670. Kemudian, Yaki melirik emiten yang punya diversifikasi cukup signifikan dari bisnis non-migas, seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Yaki merekomendasi buy MEDC untuk target Rp 1.890 dan AKRA dengan target di Rp 1.725. Christian juga menjagokan saham AKRA, MEDC dan PGAS.
Sedangkan Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah menyodorkan saham MEDC. Katalis pendorongnya adalah komitmen pemerintahan baru untuk meningkatkan investasi guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
Fath menyarankan cermati area harga Rp 1.050–Rp 1.170 sebagai support dan resistance yang krusial. Jika berhasil menembus Rp 1.170, harga saham MEDC berpotensi menyentuh target Rp 1.280 per saham.