Posisi Kas Berkshire Tertinggi dalam Dua Tahun

Sabtu, 11 November 2023 | 10:46 WIB
Posisi Kas Berkshire Tertinggi dalam Dua Tahun
[ILUSTRASI. Lantaran merugi dalam investasi, Berkshire Hathaway kini menumpuk duit kas REUTERS/Scott Morgan/File Photo]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - OMAHA. Tumpukan dana kas milik perusahaan milik Warren Buffet, Berkshire Hathaway Inc, meningkat. Ini terjadi lantaran beberapa aksi akuisisi dan rencana investasi dalam beberapa tahun terakhir mengalami kendala. 

Kondisi ini membuat uang kas yang dimiliki Berskhire menyentuh rekor baru, yakni mencapai US$ 157,2 miliar. Perusahaan ini menyebut, kas yang dimiliki mencapai posisi tertinggi dua tahun terakhir. Berkshire mengakui tak banyak melakukan investasi baru karena pandemi Covid-19.

Padahal, perusahaan milik miliarder Warren Buffet ini telah meningkatkan mesin akuisisi. Hanya saja, Berkshire kesulitan mendapat kesepakatan besar untuk mendorong hasil investasi.

Baca Juga: Sulit Dapat Akuisisi Besar, Uang Kas Perusahaan Warren Buffett Pecah Rekor

Faktor lain yang membuat dana kas Berkshire cukup tinggi adalah penjualan saham senilai US$ 5,3 miliar. Selain itu, Berkshire juga memperlambat aksi beli kembali saham jadi cuma US$ 1,1 miliar. 

Sejatinya pada pertengahan tahun ini, Buffet masih menambah kepemilikan saham di Occidental Petroleum Corp dengan nilai kesepakatan sebesar US$ 11,6 miliar. "Pada akhirnya Berkshire mulai merasakan tekanan untuk menggunakan uang tunai," ujar Jim Shanahan, Analis Edward Jones, seperti dikutip Bloomberg, pada Jumat (10/11).

Cerminan ekonomi

Saat ini, investasi Berkshire sudah cukup beragam. Perusahaan ini telah berinvestasi di seluruh lini bisnis yang menggerakkan ekonomi di AS. Berkshire memiliki saham di berbagai sektor, mulai Geico, BNSF, Dairy Queen hingga See's Candies. Dus, banyak investor menjadikan kinerja Berkshire sebagai acuan untuk melihat kesehatan ekonomi.

Berkshire terlihat sangat berhati-hati dalam berinvestasi pada saham, lantaran kekhawatiran inflasi, biaya pinjaman yang tinggi dan ketidakstabilan politik. Ini membuat kepercayaan pelaku pasar menurun.  

Matthew Palazola dan Eric Bedell, analis Bloomberg Intelligence, mengungkapkan, Berkshire Hathaway saat ini menunjukkan keberagaman kekuatan pendapatan. Ini menjadi pertanda baik dalam kondisi makroekonomi yang tidak menentu. 

Laju kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif juga membantu Berkshire memperoleh imbal hasil yang lebih besar dari penempatan dana yang ditahan. Perusahaan ini banyak menempatkan dana di US treasury berjangka waktu pendek. 

Baca Juga: Investasi Kian Susut, Uang Kas Perusahaan Warren Buffett Makin Menumpuk

Menilik laporan keuangan yang dirilis pekan lalu, Berkshire membukukan kerugian naik empat kali lipat menjadi US$ 12,77 miliar. Kerugian ini lantaran penurunan harga saham Apple.

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler