KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terlalu sempit jika beribadah di Bulan Suci Ramadan hanya diartikan sebagai ibadah yang aplikasikan dalam wujud menahan rasa haus dan lapar. Jauh daripada itu, esensi bulan suci adalah beribadah dalam rangka menahan hawa nafsu dari segala bentuk kemungkaran atau juga perbuatan yang meninggalkan jejak kemudaratan, baik kepada sesama manusia, makhluk ciptaan tuhan, dan kepada lingkungan.
Sederhananya, Ramadan itu sendiri seharusnya diartikan dan dimaknai sebagai Ramadan Hijau. Sebab pada hakikatnya bulan suci ini telah mewajibkan kepada seluruh umat untuk menahan rasa haus dan lapar, tidak hanya dalam konteks konsumsi makanan dan minuman. Tetapi juga menahan diri dari hal-hal yang mampu merusak keberadaan, keasrian, maupun kelestarian dari ekosistem lingkungan maupun alam penyangga kehidupan.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.