Rupiah Hari Ini Masih Akan Melemah Terdampak Data Ekonomi AS

Rabu, 06 Juli 2022 | 04:40 WIB
Rupiah Hari Ini Masih Akan Melemah Terdampak Data Ekonomi AS
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah akan kembali melemah pada Rabu (6/7). Rilis data ekonomi Amerika akan kembali menghantam rupiah.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, data factory order, durable goods order AS yang dirilis Selasa malam diperkirakan naik, yang akan melemahkan rupiah. Dollar AS masih akan menguat, ditopang perlambatan ekonomi Eropa.

Hal itu tampak dari neraca dagang Jerman yang meski surplus € 523,5 juta di Mei 2022, namun lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar di € 845,61 juta.

Baca Juga: Proyeksi Rupiah Rabu (6/7), Bakal Tembus Rp 15.000?

Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, kondisi rupiah yang mendekati batas psikologi Rp 15.000, akan membuat neraca perdagangan positif. Meski "Larangan ekspor minyak sawit di Mei menyebabkan neraca dagang turun menjadi US$ 2,9 miliar dari rekor tertinggi US$ 7,57 miliar di April," kata Sutopo.

Jika Sutopo memproyeksikan rupiah hari ini, Rabu (6/7), bergerak di kisaran Rp 14.950-Rp 15.045, maka Josua ada di level 14.900-Rp 15.000.

Rupiah di pasar spot, Selasa (5/7), turun 0,15% ke Rp 14.994 dan kurs Jisdor BI terkoreksi 0,2% ke level Rp 14.990.

Baca Juga: Rupiah Loyo Lagi Makin Mendekati Level Rp 15.000 Per Dolar AS

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Syariah Siap Penuhi Aturan Baru OJK
| Selasa, 04 November 2025 | 06:20 WIB

Bank Syariah Siap Penuhi Aturan Baru OJK

OJK menelurkan dua aturan untuk memperkuat likuiditas dan struktur permodalan perbankan syariah, sesuai standar internasional.​

Kinerja ABMM Per September 2025 Anjlok, tapi Analis Bilang Sahamnya Masih Menarik
| Selasa, 04 November 2025 | 06:20 WIB

Kinerja ABMM Per September 2025 Anjlok, tapi Analis Bilang Sahamnya Masih Menarik

Harga saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) bergerak menguat meski laporan keuangannya tak menggembirakan.

Tragedi di SPBU
| Selasa, 04 November 2025 | 06:16 WIB

Tragedi di SPBU

Selama BUMN berfungsi ganda sebagai pemasok wajib, regulator, sekaligus pesaing, SPBU swasta terus terperangkap dalam ketidakpastian pasokan.

Bank Tak Lagi Royal Membagi Bonus Jumbo
| Selasa, 04 November 2025 | 06:15 WIB

Bank Tak Lagi Royal Membagi Bonus Jumbo

Para bankir di pucuk pimpinan bank-bank milik Danantara tampaknya tak lagi bisa  menikmati bonus ataupun tantiem jumbo tahun ini.​

Harga Batubara Terangkat Kenaikan Harga Gas Alam
| Selasa, 04 November 2025 | 06:15 WIB

Harga Batubara Terangkat Kenaikan Harga Gas Alam

Mengutip Bloomberg, harga batubara berada level US$ 112,70 per ton pada Jumat (31/10), naik 1,85% dalam sepekan.  

Transaksi Digital Perbankan Kian Melesat
| Selasa, 04 November 2025 | 06:05 WIB

Transaksi Digital Perbankan Kian Melesat

Volume transaksi mobile banking perbankan dalam delapan bulan pertama 2025 mencapai 15,91 miliar, tumbuh 28,62% secara tahunan.​

Bisnis Non Batubara Jadi Penopang Kinerja United Tractors Tbk (UNTR)
| Selasa, 04 November 2025 | 06:00 WIB

Bisnis Non Batubara Jadi Penopang Kinerja United Tractors Tbk (UNTR)

PT United Tractors Tbk (UNTR) mencetak penurunan laba hingga September 2025 lantaran harga batubara yang lesu

Kinerja Bisnis Emiten Konglomerasi Beragam, Emiten Prajogo Pangestu Paling Unggul
| Selasa, 04 November 2025 | 05:49 WIB

Kinerja Bisnis Emiten Konglomerasi Beragam, Emiten Prajogo Pangestu Paling Unggul

Penyebabnya beragam, mulai dari pelemahan daya beli, depresiasi nilai tukar rupiah, hingga koreksi harga sejumlah komoditas

Dorong Produksi Listrik, PGEO Incar Pendapatan US$ 450 Juta Tahun Depan
| Selasa, 04 November 2025 | 05:39 WIB

Dorong Produksi Listrik, PGEO Incar Pendapatan US$ 450 Juta Tahun Depan

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) percaya diri bisa kembali meningkatkan kinerja keuangannya hingga akhir 2025

Daya Beli Lesu, Emiten Ritel Tumbuh Moderat
| Selasa, 04 November 2025 | 05:35 WIB

Daya Beli Lesu, Emiten Ritel Tumbuh Moderat

Tekanan daya beli terutama segmen menengah ke bawah masih membatasi pertumbuhan kinerja emiten sektor ritel

INDEKS BERITA

Terpopuler