Rupiah Melemah, Pefindo Pantau Penerbit Surat Utang

Rabu, 26 Oktober 2022 | 04:45 WIB
Rupiah Melemah, Pefindo Pantau Penerbit Surat Utang
[]
Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah membuat sejumlah perusahaan berada dalam pemantauan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat perusahaan penerbit obligasi akan diturunkan atau downgrade jika arus kas operasi bergerak negatif.

Direktur Pefindo Hendro Utomo mengatakan, pelemahan rupiah menimbulkan kekhawatiran ketidaksanggupan emiten membayar surat utang. Depresiasi nilai tukar rupiah bisa menekan arus kas perusahaan, terutama yang membeli bahan baku dengan mata uang dollar Amerika Serikat, sementara memilki pendapatan dalam rupiah.

Baca Juga: Imbas Rupiah Melemah, Pefindo Pertimbangkan Revisi Peringkat Sejumlah Perusahaan

Hendro bilang, pertimbangan rating juga sangat berkaitan dengan ekspansi dan tantangan suatu perusahaan. Contohnya, perusahaan yang berorientasi ekspor ke negara resesi juga masuk dalam pemantauan Pefindo. Itu karena penjualan bisa tertekan.

"Kami juga memantau kesiapan perusahaan melunasi kewajiban keuangan yang akan jatuh tempo, dan jika belum ada memiliki kesiapan untuk melunasi, maka ada kemungkinan rating perusahaan akan downgrade," kata Hendro, Selasa (25/10).  

Sampai kuartal III-2022, Hendro mengungkapkan, ada empat perusahaan yang mengalami penurunan peringkat utang. Di antaranya berasal dari sektor manufaktur dan jasa pertambangan.

Kepala Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito menambahkan, ia cukup yakin tak akan ada kasus gagal bayar obligasi sampai tutup tahun ini. "Terlebih, pertumbuhan ekonomi dalam negeri baik," ujar dia. 

Baca Juga: Sejumlah Multifinance Bersiap Bayar Obligasi Jatuh Tempo di Akhir Tahun

Memang kurs rupiah tertekan. Tapi, Ekonom Pefindo Suhindarto menilai, kondisi rupiah saat ini masih stabil dibandingkan negara peers. "Bank Indonesia sudah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk intervensi pasar dan menjaga kurs rupiah agar tidak sampai terdepresiasi cukup dalam," ungkap dia.

Dito menyebut, memang masih ada beberapa perusahaan yang berpotensi mengalami downgrade peringkat utang. Misal Reasuransi Indonesia Utama. Perusahaan keuangan ini terpapar risiko investasi dengan adanya kenaikan suku bunga. Saat ini, Reasuransi Indonesia Utama memegang peringkat AA- dari sebelumnya di level AA. 

Pefindo juga melihat perusahaan masih getol menerbitkan obligasi. Diperkirakan masih ada penerbitan obligasi korporasi Rp 21,3 triliun di kuartal IV tahun ini. Sehingga, nilai penerbitan obligasi korporasi bisa mencapai Rp 153,2 triliun di akhir 2022.

Nilai penerbitan obligasi korporasi tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu Rp 113,1 triliun. Kepala Divisi Pemeringkatan Non Jasa Keuangan I Pefindo Niken Indriarsih bilang, tingginya penerbitan surat utang karena banyak perusahaan membutuhkan modal kerja dan membayar utang.

Baca Juga: Hingga Akhir 2022, Pefindo Ramal Penerbitan Obligasi Korporasi Capai Rp 153,2 Triliun

Bagikan

Berita Terbaru

Australia Dorong Dana Pensiun Masuk Indonesia, Danantara Jadi Magnet Baru Investasi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 22:29 WIB

Australia Dorong Dana Pensiun Masuk Indonesia, Danantara Jadi Magnet Baru Investasi

Dana pensiun Australia mulai investasi di ASEAN. Indonesia jadi magnet dengan PDB 40% kawasan. Peluang PPP & peran Danantara diulas.

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

INDEKS BERITA

Terpopuler