Saham Bank Digital Kompak Melemah

Jumat, 23 September 2022 | 04:55 WIB
Saham Bank Digital Kompak Melemah
[]
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten bank digital masih bergerak dalam tekanan. Namun para analis yakin prospek jangka panjang emiten bank digital masih menarik. 

Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis menilai, tekanan harga saham bank digital berasal dari faktor makroekonomi dan sentimen saham sektor teknologi. Meski begitu Edward menilai, model bisnis bank digital masih sangat menarik. 

Ini seiring banyaknya jumlah orang yang belum memiliki rekening. "Unbanked dan underserved customers yang kurang lebih mencapai 150 juta penduduk menjadi peluang untuk dilayani bank digital," kata Edward, kemarin.  

Baca Juga: Saham Bank Digital Masih Tertekan Sepanjang Tahun Ini

Kinerja membaik

Secara kinerja, emiten bank digital mulai mencatatkan laba. Misalnya, PT Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan laba bersih Rp 28,91 miliar hingga Juni 2022, dari merugi Rp 46,77 miliar. 

PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) juga mencatat kenaikan laba 557,16% secara tahunan jadi Rp 150,62 miliar. 

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Johan Trihartoro menambahkan, aktivitas masyarakat di era digitalisasi dan berbagai upaya yang dilakukan oleh emiten bank digital cukup membantu kinerja. "Kerjasama dengan e-commerce misalnya menopang fee based income," jelas Johan, Kamis (22/9). 

BBHI misalnya bekerjasama dengan Bukalapak. Sedang Bank Jago bekerjasama dengan Goto Gojek Tokopedia (GOTO). 

Johan masih menjagokan saham ARTO, karena berhasil membalikkan rugi menjadi untung. Ditambah, pergerakan sahamnnya cenderung likuid, dengan kapitalisasi pasar Rp 120 triliun. 

Meski ditekan sentimen negatif, baik dari tren kenaikan suku bunga dan inflasi, Johan meyakini saham ARTO memiliki valuasi menarik. Dia menilai harga ARTO bisa naik ke Rp 9.850-Rp 10.000.

Baca Juga: Inilah Bank Besar Penghasil Untung Tertinggi Bagi Pemegang Sahamnya

Edward merekomendasikan beli saham BBYB dengan target harga Rp 3.200. Ini sejalan dengan langkah BBYB menyalurkan kredit digital dan menjaga aset.     

Bagikan

Berita Terbaru

Bea Keluar Emas Berpotensi Tekan Laba Emiten Penyuplai Emas
| Senin, 22 Desember 2025 | 06:30 WIB

Bea Keluar Emas Berpotensi Tekan Laba Emiten Penyuplai Emas

Bea keluar untuk ekspor emas akan mengubah strategi bisnis dan menekan profitabilitas penyuplai emas berorientasi ekspor 

Kinerja Modal Ventura Diprediksi Bisa Tumbuh Meski Diselimuti Tantangan
| Senin, 22 Desember 2025 | 06:25 WIB

Kinerja Modal Ventura Diprediksi Bisa Tumbuh Meski Diselimuti Tantangan

Industri modal ventura tahun ini diperkirakan masih bisa tumbuh positif tahun 2026 meski sejumlah tantangan diperkirakan masih akan membayangi

Banjir Pesanan Paket Wisata Via Aplikasi
| Senin, 22 Desember 2025 | 06:15 WIB

Banjir Pesanan Paket Wisata Via Aplikasi

Pengembang aplikasi wisata terus berinovasi menghadirkan fitur dan pilihan wisata yang sesuai dengan pasar.

Pembiayaan Mobil Listrik Masih Ngebut
| Senin, 22 Desember 2025 | 06:10 WIB

Pembiayaan Mobil Listrik Masih Ngebut

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, nilai pembiayaan mobil listrik per Oktober 2025 mencapai Rp 17,64 triliun, tumbuh 2,70% secara bulanan.​

Nilai Rupiah Masih Bisa Tertekan Ekonomi Domestik
| Senin, 22 Desember 2025 | 06:00 WIB

Nilai Rupiah Masih Bisa Tertekan Ekonomi Domestik

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,16% ke Rp 16.750 dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (19/12).

Nilai Ekspor Komoditas Karantina Rp 393,2 Triliun
| Senin, 22 Desember 2025 | 06:00 WIB

Nilai Ekspor Komoditas Karantina Rp 393,2 Triliun

Badan Karantina Indonesia sudah melakukan sertifkasi komoditas ekspor lebih dari 2,6 juta sertifikat sepanjang tahun ini.

Banjir Likuiditas vs Kekeringan di Sektor Riil
| Senin, 22 Desember 2025 | 05:56 WIB

Banjir Likuiditas vs Kekeringan di Sektor Riil

Jika suku bunga kredit tinggi, maka perusahaan akan cenderung mengurangi investasi di aset riilnya.​

Mendorong Swasta
| Senin, 22 Desember 2025 | 05:47 WIB

Mendorong Swasta

Kalau pemerintah bisa jaga momentum, sektor swasta juga berani menggelontorkan modal, roda ekonomi berputar kencang.

Proyek Pembangkit Nuklir di Tengah Stigma Sebagai Energi Berbahaya
| Senin, 22 Desember 2025 | 05:45 WIB

Proyek Pembangkit Nuklir di Tengah Stigma Sebagai Energi Berbahaya

Rencana membangun PLTN jalan terus. Targetnya, 2032 beroperasi. Apalagi, Indonesia punya cadangan uranium dan thorium besar.​

Saraswanti Mematok Target Moderat
| Senin, 22 Desember 2025 | 05:40 WIB

Saraswanti Mematok Target Moderat

PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) memproyeksikan penjualan pada tahun depan tumbuh 7%-8% year-on-year.

INDEKS BERITA

Terpopuler