Saham BREN, Antara Fundamental dan Sentimen Pasar

Selasa, 15 Oktober 2024 | 07:28 WIB
Saham BREN, Antara Fundamental dan Sentimen Pasar
[ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) milik Star Energy Geothermal - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) di Jawa Barat.]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali menguat usai merosot dalam lima hari beruntun. BREN mengawali pekan ini dengan kenaikan 3,08% ke level Rp 6.700 per saham pada Senin (14/10).

Sebulan terakhir, saham BREN anjlok 43,1%. Di posisi puncaknya, BREN sempat bertengger pada level Rp 11.900 per saham, sebelum terjun setelah dicoret dari indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell. Henan Putihrai Sekuritas (HPS) Research melihat saham BREN sedang berada di persimpangan jalan.

Di satu sisi, keputusan FTSE Russell mengeluarkan BREN dari indeksnya dan aksi borong saham oleh Prajogo Pangestu yang mengurangi free float, menciptakan sentimen negatif di pasar.

Di sisi lain, BREN memiliki peluang untuk bangkit melalui proyek panas bumi yang ambisius dan momentum kebijakan energi hijau di Indonesia.

"Investor dihadapkan pada dilema, mengikuti sentimen pasar yang negatif atau melihat potensi fundamental BREN jangka panjang," tulis riset Henan Putihrai, dikutip KONTAN, Senin (14/10).

Baca Juga: Pebisnis Ambil Untung dari Belanja Leisure

Belum lama ini, anak usaha BREN yakni Star Energy Geothermal mengumumkan rencana peningkatan kapasitas 102,6 Megawatt (MW). Ekspansi tersebut diestimasikan menelan investasi US$ 346 juta. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) berpotensi mendongkrak kinerja BREN, dengan proyeksi hingga Rp 4,7 triliun pada tahun 2025 dan laba bersih Rp 1,6 triliun. Dus, Henan Putihrai menilai, berinvestasi di saham BREN saat ini memiliki tingkat risiko dan peluang yang sama besar.

Risiko utama adalah sentimen pasar yang negatif dan likuiditas yang terbatas. Namun, peluang yang ditawarkan oleh proyek geothermal dan momentum energi hijau juga menarik. "Investor perlu melakukan analisis yang cermat dan menentukan strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko mereka," imbuh Henan Puthrai.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy menilai, sentimen negatif dari pencoretan BREN pada indeks FTSE sudah cenderung memudar. Budi memandang, BREN berpeluang terpapar katalis positif dari rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). BREN berpotensi masuk ke indeks MSCI pada periode evaluasi Oktober ini, asalkan tidak ada aral melintang atau kejadian luar biasa lainnya.

Namun, hal yang bisa menjadi batu sandungan adalah langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memeriksa dugaan indikasi perdagangan semu saham BREN. Saat ini, OJK melakukan pemeriksaan menyeluruh dan mendalam terkait indikasi ini.

Selanjutnya: Pebisnis Ambil Untung dari Belanja Leisure

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Melonjak ke Atas 6.800 Hari Jumat (2/5), Net Buy Asing Paling Besar di Saham Ini
| Jumat, 02 Mei 2025 | 19:56 WIB

IHSG Melonjak ke Atas 6.800 Hari Jumat (2/5), Net Buy Asing Paling Besar di Saham Ini

Jumat (2/5), IHSG naik 0,72% atau 48,93 poin ke 6.815,73 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat Masih Akan Tertekan
| Jumat, 02 Mei 2025 | 16:53 WIB

Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat Masih Akan Tertekan

Indeks dolar AS yang mengukur ketahanan mata uang Paman Sam terhadap sejumlah mata uang utama, bergerak mendatar di sekitar level 99

Pemerintah Sebut Aman, Ini Ancaman Buat Anggaran
| Jumat, 02 Mei 2025 | 12:31 WIB

Pemerintah Sebut Aman, Ini Ancaman Buat Anggaran

Kementerian Keuangan mengumumkan, per Maret 2025 APBN mencatatkan defisit sebesar Rp 104,2 triliun. 

Kinerja Cimory (CMRY) Semakin Solid Ditopang Produk Makanan Konsumsi
| Jumat, 02 Mei 2025 | 11:39 WIB

Kinerja Cimory (CMRY) Semakin Solid Ditopang Produk Makanan Konsumsi

Cimory memiliki kekuatan dengan merek yang baik dan dukungan dari apresiasi dollar dan harga susu global yang naik.

Berbagai Ancaman Mengintai Postur Anggaran, Kendati Pemerintah Bilang Aman
| Jumat, 02 Mei 2025 | 10:09 WIB

Berbagai Ancaman Mengintai Postur Anggaran, Kendati Pemerintah Bilang Aman

APBN mencatatkan surplus keseimbangan primer sebesar Rp 17,5 triliun hingga Maret 2025, tapi ini tidak berarti kondisi anggaran aman.

ArcelorMittal Bidik Ekspor ke Amerika Serikat
| Jumat, 02 Mei 2025 | 09:25 WIB

ArcelorMittal Bidik Ekspor ke Amerika Serikat

Aksi tersebut merupakan bagian dari strategi AM/NS Indonesia dalam memperkuat bisnisnya di pasar internasional

Penjualan Apartemen Mendorong Kinerja Agung Podomoro Land (APLN)
| Jumat, 02 Mei 2025 | 09:00 WIB

Penjualan Apartemen Mendorong Kinerja Agung Podomoro Land (APLN)

Proyek-proyek APLN yang tersebar di berbagai kota besar mampu menjangkau beragam segmen pasar properti.

Profit 32,71% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Longsor Lagi (2 Mei 2025)
| Jumat, 02 Mei 2025 | 08:44 WIB

Profit 32,71% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Longsor Lagi (2 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (2 Mei 2025) 1 gram Rp 1.912.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 32,71% jika menjual hari ini.

Ekspansi Proyek Baru Jadi Katalis Pakuwon Jati
| Jumat, 02 Mei 2025 | 06:59 WIB

Ekspansi Proyek Baru Jadi Katalis Pakuwon Jati

Strategi pemasaran dan ekspansi proyek baru bakal jadi pendorong kinerja PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) sepanjang tahun 2025. 

BPS Sudah Merujuk Standar Kemiskinan Ekstrem Bank Dunia
| Jumat, 02 Mei 2025 | 06:15 WIB

BPS Sudah Merujuk Standar Kemiskinan Ekstrem Bank Dunia

BPS sudah menerapakan standar kemiskinan dari Bank Dunia yakni soal standar kemiskinan ekstrem yang sebesar US$ 2,15 per kapita per hari.

INDEKS BERITA

Terpopuler