Saham Goto Gojek Tokopedia (GOTO) Anjlok Jelang Lock Up Berakhir

Selasa, 25 Oktober 2022 | 05:20 WIB
Saham Goto Gojek Tokopedia (GOTO) Anjlok Jelang Lock Up Berakhir
[]
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemegang saham lama PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) bisa segera terbebas. Tinggal sebulan lagi mereka bisa menjual saham mereka setelah masa penguncian alias lock up periode berakhir di 30 November 2022.

Sekretaris Perusahaan Goto R. A. Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi, Senin (24/10), menjelaskan, setelah masa lock up berakhir, GOTO dan pemegang saham pra IPO akan melakukan penawaran sekunder alias secondary offering terkoordinasi. 

Jadi, GOTO akan berperan sebagai mak comblang antara pemegang saham lama yang beriat menjual saham dan calon pembeli yang berminat. Sayangnya, manajemen GOTO tidak menjelaskan siapa pemegang saham yang akan melakukan transaksi ini. Tapi yang pasti aksi ini akan dilaksanakan di pasar negosiasi. 

Baca Juga: Periode Lock-Up Gojek Tokopedia (GOTO) Segera Berakhir, Investor Bisa Cermati Ini

Koesoemohadiani juga menegaskan, dalam aksi korporasi ini, tidak akan ada penerbitan saham baru dalam proses ini. "Sehingga tidak akan terjadi dilusi atas saham GOTO," terang wanita yang kerap dipanggil Diani ini.

GOTO juga tidak menjamin transaksi ini akan terlaksana. "Setiap transaksi akan bergantung pada kondisi pasar dan makro maupun faktor-faktor lain," kata Diani. 

Saham terjun bebas

Jauh sebelum aksi korporasi ini terlaksana, harga saham GOTO terus merosot. Senin (24/10), harga saham GOTO terjerembab pada level terendah sejak tercatat di bursa, yaitu di Rp 190, turun 5% dibanding hari sebelumnya. 

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai, koreksi harga saham teknologi ini merupakan refleksi atas kekhawatiran pasar atas efek periode lock up yang berakhir. 

"GOTO dikepung berbagai sentimen negatif. Mulai dari tren kenaikan suku bunga yang berpotensi menekan kinerja keuangan GOTO hingga antisipasi pelaku pasar atas efek berakhirnya periode lock-up di November," ucap dia, Senin (24/10). 

Baca Juga: GOTO Bakal Lakukan Secondary Offering Usai Masa Lock Up Berakhir

Research & Consulting Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro pun menilai, wajar harga saham GOTO terkoreksi. Apalagi jika pemegang saham seri A GOTO yang akan melakukan penjualan jumlahnya besar. 

Menjelang berakhirnya periode lock-up ini, Nico menyarankan, investor mencermati aksi korporasi GOTO untuk mengatasi tekanan harga saham. "Namun di sisi lain, penurunan harga saham pasca lock up dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan buy on weakness dengan harga yang dibilang sudah terdiskon," saran Nicodimus. 

Nicodimus menilai, dalam jangka panjang, GOTO akan menjadi salah satu saham teknologi yang punya prospek pertumbuhan paling baik ke depannya. Penilaian ini jika dibandingkan dengan perusahaan teknologi sejenis, seperti PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Jika mengintip laporan keuangannya, per semester I-2022, GOTO mencatatkan rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 13,65 triliun. Jumlah rugi bersih emiten teknologi ini naik 117,28% secara tahunan.  

Baca Juga: Harga Saham GOTO & BUMI Beda Arah di Akhir Perdagangan Bursa Jumat (21/10)

Dari sisi top line, GOTO sebenarnya mampu mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 73,32% secara tahunan menjadi Rp 3,38 triliun. 

Cheril juga menyarankan investor wait and see terlebih dulu, sambil mencermati informasi lebih lanjut terkait strategi GOTO dalam menjaga stabilitas harga sahamnya setelah periode lock-up berakhir. 

Bagikan

Berita Terbaru

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi
| Kamis, 27 November 2025 | 10:00 WIB

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi

PetroChina International Jabung Ltd. merupakan produsen migas terbesar ke-9 di Indonesia, dengan produksi 58 MBOEPD pada 2024.

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat
| Kamis, 27 November 2025 | 09:37 WIB

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat

Manajemen menargetkan pemulihan profitabilitas pada 2026 lewat efisiensi biaya, perluasan jaringan layanan, serta penguatan portofolio. 

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera
| Kamis, 27 November 2025 | 09:33 WIB

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera

Kontrak itu memperkuat langkah PPRE dalam menghadirkan operasional pertambangan yang efektif, aman, dan berkelanjutan. 

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP
| Kamis, 27 November 2025 | 09:24 WIB

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP

Perkembangan proses hukum ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional maupun layanan bisnis PTPP.  

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group
| Kamis, 27 November 2025 | 07:58 WIB

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group

Semestinya kalau informasi tersebut benar, ANZ maupun Panin Financial berkewajiban melaporkan perubahan itu kepada publik dan otoritas.

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan
| Kamis, 27 November 2025 | 07:53 WIB

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan

Amerika Serikat (AS) merupakan pasar ekspor ban terbesar bagi Indonesia, dengan porsi mencapai 40%-45%.

Kasus Pajak
| Kamis, 27 November 2025 | 07:05 WIB

Kasus Pajak

Jadi pekerjaan rumah pemerintah untuk terus meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat ditengah marak kasus korupsi pajak.

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP
| Kamis, 27 November 2025 | 07:00 WIB

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP

Kasus korupsi di ASDP yang melibatkan para mantan petinggi BUMN ini merupakan ujian integritas dan kualitas pengambilan keputusan.​

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal

Lonjakan harga saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) seiring rencana OJK mengubah aturan permodalan bank umum.

Tekanan Jual Saham Mantan MSCI Mulai Mereda
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Tekanan Jual Saham Mantan MSCI Mulai Mereda

Setelah aksi jual mulai reda, analis menilai terdapat peluang rebound di saham-saham yang keluar dari MSCI

INDEKS BERITA

Terpopuler