Saham Jadi Penopang Positifnya Kinerja Reksadana Campuran

Selasa, 06 September 2022 | 04:15 WIB
Saham Jadi Penopang Positifnya Kinerja Reksadana Campuran
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana campuran menghasilkan kinerja cukup baik sepanjang tahun ini. Data Infovesta Utama memaparkan reksadana campuran menghasilkan imbal hasil rata-rata 2,88% sepanjang tahun ini. Sedangkan bila dihitung selama Agustus, reksadana campuran mampu menghasilkan return rata-rata 1,22%. 

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, kinerja saham yang baik pada Agustus membuat kinerja reksadana campuran menghijau. Maklum, menurut dia, pasar obligasi masih tertekan karena kenaikan inflasi dan naiknya suku bunga. Untungnya, investor asing sudah mulai masuk ke pasar obligasi negara, karena sudah mulai berani berinvestasi di aset berisiko. 

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi juga sepakat menyebut, positifnya reksadana campuran sebagian besar ditopang oleh kenaikan IHSG. Pada Agustus 2022 saja, IHSG menguat 3,27%. Sedangkan sepanjang tahun hingga akhir bulan lalu, IHSG naik 9,07%. 

Baca Juga: Tertekan Obligasi, Kinerja Reksadana Campuran Bisa Terangkat Porsi Saham

"Reksadana campuran naik imbas dari kenaikan harga saham berbasis komoditas. Ini pula yang menopang IHSG naik hingga menyentuh all time high sehingga mengerek kinerja reksadana campuran yang isinya masih ada instrumen saham," papar Reza, Senin (5/9).

Ke depan, Reza menilai reksadana campuran bisa menghasilkan cuan lebih besar. Kendati begitu, reksadana yang porsi investasi di obligasi besar masih bisa tertekan. 

Manajer investasi pun lebih cermat memilih obligasi pengisi reksadana. Untuk menghindari risiko, Henan Putihrai membeli obligasi sesuai kebutuhan dan strategi. Bila ingin lebih agresif, Henan akan memilih obligasi tenor lima tahun dan bila defensif obligasi yang dipilih adalah obligasi berjangka waktu tiga tahun. 

Wawan menilai reksadana campuran yang porsi investasi sahamnya lebih banyak menarik dipertimbangkan. Alternatif lainnya, reksadana campuran yang memiliki porsi besar di obligasi korporasi dengan rating baik. 

Alasannya, potensi kupon yang diberikan bisa lebih tinggi karena tren suku bunga yang meningkat. "Ini juga akan menguntungkan investor reksadana," ujar Wawan. Dia memperkirakan, reksadana campuran bisa memberi imbal hasil 5% di sisa tahun ini dan sebesar 7% pada tahun depan. 

Baca Juga: Return Reksadana Campuran Diprediksi Bisa Capai 5% di Tahun Ini

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler