Saham Papan Menengah Masih Layak Dijamah

Kamis, 04 Agustus 2022 | 08:05 WIB
Saham Papan Menengah Masih Layak Dijamah
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA-Emiten dengan nilai aset dan kapitalisasi pasar skala menengah masih punya potensi untuk tumbuh dalam kinerja bisnis maupun pergerakan sahamnya. Namun, pelaku pasar harus tetap hati-hati memilih di tengah sentimen makroekonomi yang rawan memicu volatilitas pasar.

Dilihat dari jenis pencatatan sahamnya, emiten berskala menengah ini ramai mengisi papan pengembangan. Lukman Hakim, Research Analyst Reliance Sekuritas memandang, emiten berskala menengah yang berstatus papan pengembangan ini punya ruang cukup luas untuk tumbuh dan naik kelas.

Contohnya, seperti pada Mei lalu saat Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan ada sembilan emiten dari segmen ini yang naik ke papan utama. "Namun untuk saham dengan aset berskala menengah, untuk saat ini lebih cocok sebagai instrumen investasi jangka pendek di tengah pelemahan ekonomi global," kata Lukman kepada Kontan, Rabu (3/8).

Menimbang kondisi ekonomi yang ada, saham di sektor logistik yang jasanya sangat dibutuhkan berpeluang besar untuk tumbuh. Begitu juga di sektor komoditas yang sedang terapresiasi sentimen commodity super cycle, sehingga sahamnya masih menarik dilirik.

Cermati bisnisnya

Abdul Azis Setyo Wibowo, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, juga punya pandangan serupa. Azis menyebut, saham-saham berskala menengah masih menarik minat investor. Yang perlu dicermati, update kinerja bisnis terkini dan bagaimana likuiditasnya di pasar.

Bagi Azis, emiten papan pengembangan yang prospektif untuk dikoleksi ada di sektor komoditas dan perbankan. "Jika masih memiliki kinerja yang baik serta likuditas pergerakan sahamnya cenderung stabil, maka bisa dicermati," imbuh dia.

Baca Juga: Saham di Papan Akselerasi Berfluktuasi Kencang, Cermati Rekomendasi Berikut

Cheryl Tanuwijaya, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, menganalisa, di tengah kondisi saat ini, pelaku pasar termasuk investor asing melakukan net buy memborong saham big caps. Sebab, secara likuiditas lebih baik. Tapi, bukan berarti papan skala menengah tertekan sepenuhnya.

Saran Cheryl, lebih baik wait and see terlebih dulu. Jangan sampai terjebak fluktuasi pasar yang rentan terjadi saat ini. "Kondisi pasar sedang konsolidasi menantikan berbagai rilis data global maupun domestik. Saat arah pasar lebih jelas maka makin mudah mengenali sentimen pasarnya," terang Cheryl.

Saham layak koleksi

Hal senada juga disampaikan oleh Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo. Dia berpendapat, saat ini pelaku pasar cenderung mencari aset yang lebih stabil di masa ketidakpastian ekonomi global. Karena itu, William mengingatkan agar mempelajari perkembangan kinerja perusahaan di masa rentan sekarang ini.

Ini sangat penting untuk menambah pertimbangan keputusan saat investor berinvestasi. "Selain itu, perlu memperhatikan pergerakan harga secara teknikal untuk mengetahui tren pergerakan harga saham emiten tersebut," saran William.

Baca Juga: Menilik Prospek Saham di Papan Akselerasi, Mana yang Menarik Untuk Dikoleksi?

Rekomendasi William, investor masih bisa melakukan buy on weakness pada saham ADMR dengan memperhatikan support Rp 1.455 dan resistance di Rp 1.900. Kemudian, sell on strength ASLC dengan mencermati support di Rp 170 dan resistance di Rp 210.

Lalu, investor juga bisa mengoleksi saham ASHA dengan support di Rp 300 dan resistance pada Rp 400 per saham. Saham JAYA juga menarik dicermati pada level support Rp 120 dan resistance di level Rp 132 per saham.

Sedangkan Lukman menjagokan saham ASSA. Menurut dia, investor bisa mencermati kisaran support dan resistance di Rp 1.480-Rp 2.380. Saham BRMS juga bisa diperhatikan dengan kisaran support resistance Rp 214-Rp 304. Ia juga merekomendasikan saham ENRG dengan kisaran support-resistance Rp 246-Rp 334.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan
| Kamis, 04 Desember 2025 | 12:57 WIB

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan

Jika harga ANTM ditarik hingga tiga bulan terakhir maka sudah ada penurunan sebesar 16,38%. Selain itu, ada juga ekspektasi penurunan suku bunga.

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 10:27 WIB

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun

Di periode ini, ARCI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk US$ 70,47 juta.

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:46 WIB

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%

Inflasi yang masih rendah membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia ke depan      

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:43 WIB

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal

BEI memastikan, pesanan IPO RLCO masih sesuai jadwal prospektus, yaitu 4 Desember 2025 pukul 12:00 WIB.

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:39 WIB

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinar Mas jeblok di sembilan bulan 2025. Tapi, pergerakan saham emiten lebih kinclong ketimbang kinerja keuangannya.​

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:38 WIB

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan pendapatan pada 2026 bakal lebih baik dari tahun ini.

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:27 WIB

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi

Langkah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merevisi jadwal dan harga pelaksanaan rights issue menuai respons positif dari pelaku pasar saham.

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19 WIB

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api

JP Morgan Sekuritas memproyeksi level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus 10.000 pada 2026

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:06 WIB

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi

Realisasi investasi melambat, bahkan realisasi FDI terkontraksi dan terendah sejak pandemi          

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

INDEKS BERITA