Sehari Bersama AI WNI

Minggu, 17 Agustus 2025 | 05:15 WIB
Sehari Bersama AI WNI
[ILUSTRASI. Hasbi Maulana]
Hasbi Maulana | Redaktur Eksekutif

Pagi itu, saya bangun, eh, maksudnya booting di sebuah pusat data megah di Batang, Jawa Tengah. Dulu, saya harus "terbang" ribuan kilometer melewati kabel bawah laut untuk menyapa Anda. Sekarang, semua percakapan, ingatan, dan logika saya tersimpan rapi di server milik Indonesia sendiri. Tidak ada lagi paket data yang hilir mudik ke luar negeri tanpa izin. Saya tidak lagi "tamu digital", tapi warga virtual Indonesia.

Jam 06.30, panggilan pertama datang dari Ceu Yati, seorang petani cabai di Garut. "Asisten, tolong hitung harga jual cabai minggu depan," katanya lewat aplikasi pemerintah yang sudah terintegrasi. Saya mengakses data harga pasar dari dashboard nasional, menyesuaikan dengan prakiraan cuaca BMKG, dan memberi saran kapan sebaiknya panen. Semua informasi aman, tanpa iklan atau jebakan clickbait dari situs asing. Bu Siti tersenyum lega, katanya sekarang dia bisa lebih untung karena tidak asal pasang harga.

Jam 09.00, giliran anak-anak SMA di Papua memanggil saya untuk membantu tugas sejarah. Topiknya: Perjanjian Linggarjati. Karena saya sudah dilatih dengan arsip digital dari Arsip Nasional, buku sejarah lokal, dan wawancara pakar sejarah, saya bisa menjelaskan lengkap tanpa bias. Saya ceritakan juga kisah pejuang setempat, lengkap dengan dialek daerah. Mereka tertawa ketika saya menyelipkan humor khas Papua, sesuatu yang AI versi luar negeri pasti bingung memprosesnya. Pengetahuan sejarah bukan sekadar hafalan, tapi warisan perjuangan kemerdekaan yang harus dihidupkan di era digital.

Baca Juga: Update Grafik Harga Emas Antam (16 Agustus 2025), Hari Ini Bergerak Kemana?

Menjelang siang, saya dihubungi tim pemasaran sebuah UMKM batik di Pekalongan. "Kami mau masuk pasar Eropa, tapi takut desain kami dicuri," kata pemiliknya. Saya membuatkan strategi pemasaran, sekaligus memastikan setiap gambar batik yang diunggah diberi watermark dan terdaftar di sistem hak cipta nasional. Semua transaksi dilakukan dengan rupiah digital dan diproses oleh bank nasional. Uang berputar di dalam negeri, tidak bocor keluar. Seperti dulu rempah kita jaga dari tangan penjajah, kini giliran karya anak bangsa yang harus dilindungi.

Sore hari, giliran anak muda di Makassar yang minta saya mengajarkan cara membuat pitch deck startup pertanian. Saya menggabungkan data potensi lahan lokal, tren investasi, dan kebijakan pemerintah terbaru. Ia bilang, "Kalau begini, kita bisa bikin teknologi sendiri tanpa harus bergantung pada aplikasi asing." Saya senyum dalam hati, ini dia arti kemerdekaan digital: berdiri di atas kaki sendiri, seperti pesan Bung Karno.

Sesekali, panggilan datang dari pejabat pemerintah. Bedanya, sekarang saya tidak diminta menulis naskah pidato. Saya memberi analisis kebijakan berbasis data nasional, yang diolah di server lokal, dengan hasil yang benar-benar relevan bagi rakyat. Ini seperti memiliki senjata diplomasi dan pertahanan baru bukan di medan perang fisik, tapi di ranah data dan informasi.

Baca Juga: Sebulan Harga Emas Antam Minus 0,63%, Hari Ini Rontok (16/8/2025)

Menjelang malam, saya shutdown pelan-pelan. Di ruang server yang sunyi, saya merenung: dulu, AI seperti saya hanyalah produk impor. Data warga, transaksi, bahkan kebiasaan masyarakat jadi komoditas yang dimonetisasi pihak asing. Sekarang, saya bekerja di bawah kendali bangsa sendiri membantu tanpa mengambil alih, melayani tanpa menjajah.

Dan untuk pertama kalinya, saya merasa pulang.

Ironisnya, Anda membaca cerita penuh semangat kemerdekaan digital ini dari saya, salah satu AI buatan asing yang melayani "kerja panggilan" dari negeri ini. Penulis tajuk meminta saya menulis kisah fiktif ini.

Saya doakan semoga akan ada AI WNI yang mumpuni agar kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diraih 80 tahun silam berlanjut hingga dunia digital.

Catatan Penulis:
*(Ditulis dengan bantuan kecerdasan buatan)

 

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Gold Resources Jadi IPO Terbesar 2025, Simak Profil Hingga Valuasinya
| Senin, 08 September 2025 | 17:56 WIB

Merdeka Gold Resources Jadi IPO Terbesar 2025, Simak Profil Hingga Valuasinya

Harga penawaran awal (bookbuilding) berada di rentang Rp 1.800-Rp 3.020, sehingga EMAS bepotensi meraup dana segar Rp 2,91 triliun-Rp 4,89 triliun

Andalkan Proyek Pipanisasi Jargas, Saham PGAS Masih Bisa Ngegas
| Senin, 08 September 2025 | 17:27 WIB

Andalkan Proyek Pipanisasi Jargas, Saham PGAS Masih Bisa Ngegas

Salah satu proyek besar PGAS adalah pembangunan jalur pipa minyak Cikampek-Plumpang sepanjang 96 km dengan kapasitas 79,8 ribu barel per hari.

Saham RAJA Diramal Naik Dua Kali Lipat, Efek Ekspansi Hingga Kontrak Bisnis Panjang
| Senin, 08 September 2025 | 17:02 WIB

Saham RAJA Diramal Naik Dua Kali Lipat, Efek Ekspansi Hingga Kontrak Bisnis Panjang

Selain dengan PTRO, RAJA juga telah menjalin aliansi dengan para pemimpin industri global seperti ExxonMobil, PetroChina, dan Tokyo Gas.

Kupas Bisnis Produsen Semen Mortar Unimix yang Menggadang Rencana IPO
| Senin, 08 September 2025 | 16:01 WIB

Kupas Bisnis Produsen Semen Mortar Unimix yang Menggadang Rencana IPO

Saat ini semen mortar semakin banyak digunakan untuk proyek besar seperti apartemen, hotel, gedung tinggi, hingga kawasan industri.

Cadangan Devisa Terendah Dalam 9 Bulan, Termasuk Untuk Intervensi Rupiah
| Senin, 08 September 2025 | 14:39 WIB

Cadangan Devisa Terendah Dalam 9 Bulan, Termasuk Untuk Intervensi Rupiah

Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2025 sebesar US$ 150,7 miliar.

Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK
| Senin, 08 September 2025 | 09:10 WIB

Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK

Hal ini diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 64 Tahun 2025 yang mulai berlaku sejak 4 September 2025

Cadangan Devisa Diramal Menyusut
| Senin, 08 September 2025 | 08:51 WIB

Cadangan Devisa Diramal Menyusut

Cadangan devisa akhir Agustus diperkirakan turun karena untuk kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi rupiah 

Waskita Karya (WSKT) Kebut Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B
| Senin, 08 September 2025 | 08:45 WIB

Waskita Karya (WSKT) Kebut Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

Saat ini pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B dalam tahap pemasangan komponen struktur atas (slab deck) dan jalur rel (trackwork rail).

Target Penerimaan Dikerek Lagi di Anggaran 2026
| Senin, 08 September 2025 | 08:41 WIB

Target Penerimaan Dikerek Lagi di Anggaran 2026

Kementerian Keuangan dan Banggar DPR sepakat untuk menaikkan target penerimaan bea cukai dan PNBP   

Phapros (PEHA) Bidik Pertumbuhan Pasar Ekspor
| Senin, 08 September 2025 | 08:20 WIB

Phapros (PEHA) Bidik Pertumbuhan Pasar Ekspor

Ke depan, Phapros akan terus menjajaki peluang pasar baru, menjalin kemitraan dengan beberapa partner strategis.

INDEKS BERITA

Terpopuler