Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tidak berlanjut di awal pekan ini, padahal sahamnya menjadi salah satu saham yang ramai diborong oleh investor asing dan menguat 1,9% ke level Rp 2.700 di Jumat (21/11) lalu.
Pada penutupan perdagangan Selasa (25/11), SMGR masih betah di zona merah dengan pelemahan 2,67% ke Rp 2.550. Sementara kemarin, Senin (24/11), saham SMGR terkoreksi 2,96% ke level Rp 2.620.
Dengan demikian, selama sebulan ke belakang, SMGR telah melemah 6,93%, dan pada rentang yang lebih panjang, yakni sepanjang tahun berjalan alias year to date (YtD) 2025, SMGR telah terperosok 22,26%.
Pada saat ramai net buy asing di minggu lalu, Stockbit Sekuritas (24/11) juga melaporkan bahwa aliran dana asing yang masuk ke SMGR dipimpin oleh broker BNI Sekuritas (NI) dengan pembelian terbesar dengan nilai Rp 6,4 miliar atau setara 23.800 lot di bawah harga rata-rata yakni Rp 2.678.
Baca Juga: Permintaan Masih Lesu, Pemulihan Kinerja Semen Indonesia (SMGR) Diproyeksi Lambat
"Broker AK (UBS Sekuritas Indonesia) juga menambah kepemilikan saham sebesar 2.800 lot dengan rata-rata harga Rp 2.659. Broker AG (Kiwoom Sekuritas Indonesia) juga terlihat membeli saham SMGR senilai Rp 28,8 juta di harga Rp 2.621. Terakhir, asing juga membeli saham ini melalui broker TP (OCBC Sekurits Indonesia) dengan total Rp 5.000.000 di rentang harga Rp 2.630," urai Stockbit sebagaimana dikutip Kontan, Senin (24/11).
Sebanyak total 23 analis telah memberikan pandangan di Stockbit, sebagian besar dari mereka masih memilih untuk menahan saham ini. Hanya delapan analis yang merekomendasikan beli, sementara sembilan lainnya menyarankan hold atau tahan dan enam analis memberikan rekomendasi jual.
Sejalan dengan pandangan yang berhati-hati tersebut, para analis menetapkan target harga rata-rata di Rp 2.925 per saham, atau sekitar 8% di atas posisi perdagangan saat ini. Namun rentang proyeksi terlihat cukup lebar. Estimasi tertinggi berada di Rp3.600, sedangkan target terendah tercatat Rp 2.090.
Sementara berdasarkan data Bloomberg yang diakses Selasa (25/11), manajer investasi asing Invesco Ltd dan The Vanguard Group tercatat mengempit jumlah saham SMGR terbanyak per November 2025. Invesco Ltd memiliki total 260.872.029 saham SMGR sementara The Vanguard Group menggenggam saham SMGR sebanyak 131.723.574 saham.
Posisi selanjutnya ditempati oleh Nord Asset Management SA dengan total kepemilikan saham SMGR sebanyak 97.860.700 saham disusul T Rowe Price Group Inc dan FIL Ltd yang masing-masing memegang saham SMGR sebanyak 95.255.334 saham dan 84.214.409 saham.
Melihat ramainya aksi akumulasi saham SMGR yang terjadi pada minggu lalu, Senior Investment Analyst Mirae Asset Management Nafan Aji Gusta menilai bahwa hal tersebut berkelindan dengan pemulihan kinerja Perseroan yang dicapai hingga kuartal III-2025 di tengah kompetisi pasar yang ketat.
"Saat ini SMGR sudah mengalami pemulihan, terutama pada kuartal III-2025. Bahkan laba bersih berhasil tercapai, setelah sebelumnya pada kuartal II-2025 perusahaan masih mencatatkan rugi. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kinerja yang cukup signifikan," ucap Nafan kepada KONTAN, Senin (24/11).
Emiten produsen semen berpelat merah ini memang mencatat hasil positif hingga kuartal III-2025 namun, kinerjanya bisa dikatakan masih lesu. Pendapatan SMGR per kuartal III-2025 turun 3,76% YoY di angka Rp 25,30 triliun dan laba bersih merosot 84,04% YoY menjadi Rp 114,83 triliun.
Sekretaris Perusahaan SMGR Vita Mahreyni menyampaikan dalam keterangan resmi bahwa kinerja ekspor atau pengiriman ke kawasan regional menopang kinerja Perseroan di periode ini. Hingga kuartal III-2025, SMGR catat penjualan semen regional naik 18% yoy atau sebesar 6,08 juta ton sedangkan periode yang sama tahun lalu ada sebesar 5,16 juta ton.
"Strategi tersebut menjadi kunci SIG dalam mempertahankan pertumbuhan di tengah penurunan permintaan semen di dalam negeri," imbuhnya.
