Setiawan Ichlas Sambut China Energy, Investor Ketenagalistrikan Kakap Asal China

KONTAN.CO.ID - KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setiawan Ichlas, Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan, menerima kunjungan delegasi China Energy Investment Corporation (China Energy) di kantornya, 18 Parc SCBD Tower C Lantai 11, Sabtu (24/5) pagi. Pada pertemuan tersebut, dibicarakan sejumlah peluang kerja sama investasi di sektor energi, khususnya energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Delegasi China Energy dipimpin oleh Zou Lei, Chairman China Energy. Sementara Setiawan Ichlas ditemani oleh sejumlah pihak, diantaranya: Rosan Perkasa Roeslani Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Darmawan Prasodjo Direktur Utama Perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Todotua Pasaribu Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, dan Ustaz Adi Hidayat Penasihat Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan.
Dalam kata sambutannya, Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan mengucapkan suatu kehormatan bisa menerima kunjungan delegasi China Energy. Dengan pertemuan tersebut, Setiawan Ichlas berharap kerja sama China Energy dan Indonesia bisa lebih erat dan saling menguntungkan.
Pada kesempatan yang sama, Rosan yang juga Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Dana Anagata Nusantara (BPI Danantara) ini mengatakan, China merupakan investor nomor dua terbesar di Indonesia. "Kami juga sangat terbuka. Danantara bisa berinvestasi bersama dengan dunia usaha, baik melalui anak usaha, atau investasi kami secara langsung," tutur Rosan.
Sebagai catatan, China Energy telah berinvestasi di Indonesia. Salah satunya di proyek PLTU Jawa 7, menggandeng PLN. Pembangkit ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 2x1.050 MW. PLTU yang berlokasi di Serang Banten ini, merupakan proyek independent power producer (IPP) pertama dari China yang beroperasi di Indonesia, dengan teknologi ultra-superkritikal dan ramah lingkungan.
Darmawan Prasodjo pada kesempatan tersebut mengungkapkan, untuk 15 tahun ke depan, PLN berencana untuk menambah kapasitas pembangkit sebesar 100 gigawatt (GW). Ditargetkan, 75% dari total kapasitas tersebut bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Indonesia membutuhkan dana besar untuk pengadaan pembangkit listrik serta fasilitas penunjang berupa jaringan transmisi. Salah satu tantangan adalah, adanya mismatch antara lokasi sumber hidro dan geothermal (energi terbarukan) dengan demand dan pusat bisnis. "Dalam 10 tahun, kami berencana membangun jaringan listrik mencapai lebih dari 50.000 Km.
"Total kebutuhan pendanaan investasinya mencapai US$ 171 miliar," ucap Darmawan.
Menanggapi hal tersebut, Zou Lei Chairman China Energy menegaskan bahwa Indonesia memiliki sumber daya energi yang signifikan. Investor pun sangat dimudahkan dengan dukungan dari pemerintah.
"Perusahaan kami, China Energy Investment Corporation, adalah BUMN energi terbesar di China," beber Zou Lei. Dengan perolehan laba bersih sebesar US$ 18 miliar, mantan Chairman Datang China ini optimistis masih akan ada investasi bagi Indonesia ke depan.
Dia juga menandaskan, bahwa China Energy juga merupakan perusahaan pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) terbesar di China, berkapasitas 73 GW.
"Kami bisa bawa dan bangun pabrik manufaktur PLTB di Idonesia. Cost-nya akan menjadi lebih rendah dan membantu program transisi energi di Indonesia," tandas Zou Lei.
Selain itu, Zou Lei juga menawarkan kerja sama di bidang pengadaan batubara. China Energy bermaksud menambah impor batu bara dari Indonesia, yang saat ini berada di angka 20 juta ton per tahun.
"Kebutuhan China per tahun mencapai 4 miliar ton. Konsumsi kami mencapai 1/6 dari jumlah tersebut," pungkas Zou Lei.