Sinyal Krisis Ekonomi

Rabu, 02 Oktober 2024 | 06:02 WIB
Sinyal Krisis Ekonomi
[ILUSTRASI. TAJUK - SS kurniawan]
SS Kurniawan | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deflasi lagi. Lima bulan berturut-turut sudah, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi. Terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, IHK kembali mencatatkan deflasi pada September 2024 lalu. Angkanya, sebesar 0,12%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 0,03%.

Alhasil, secara tahunan alias year on year, inflasi hanya berlari sejauh 1,84%. Bahkan, secara tahun kalender atawa year to date, inflasi cuma 0,74%. Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar pada September adalah makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi 0,59% dan memberi andil deflasi bulan lalu sebesar 0,17%.

Sayang, harga produk dan jasa  yang turun, bukan mendorong daya beli masyarakat. Sebaliknya, menunjukkan daya beli makin lunglai. Meski harga-harga pada turun, ternyata bukan kabar baik.

Saat deflasi selama empat bulan berturut-turut saja, Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menyebutkan, sudah memperlihatkan sinyal krisis ekonomi. Sebelumnya, deflasi serupa terjadi di 1999, 2008 dan 2020. Artinya, ekonomi sedang tidak baik-baik saja, daya beli lesu, masyarakat mengurangi konsumsinya. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tidak capai target.

Tahun ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Pada kuartal pertama 2024, ekonomi tumbuh 5,11% dan di kuartal kedua tumbuh 5,05%.
Walau daya beli lemah, penjualan mobil, yang kerap menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi, mulai menanjak. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, penjualan wholesale (pabrik ke dealer) mobil nasional pada Agustus lalu mencapai 76.304 unit, naik 2,8% dibanding bulan sebelumnya.

Meski begitu, sepanjang Januari-Agustus 2024, penjualan wholesale masih anjlok 17,1% menjadi 560.619 unit dari periode yang sama di 2023 lalu sebanyak 675.859 unit.

Penurunan suku bunga acuan menjadi salah satu cara mengungkit daya beli. Sebab, bunga yang rendah, bisa mendorong kredit mengalir lebih kencang ke masyarakat. Dan, Bank Indonesia (BI), pertengahan September lalu, sudah memangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6%. Ini merupakan penurunan pertama sejak Januari 2021. Tapi, masih ada ruang buat bank sentral memangkas suku bunga acuan di tahun ini.

Untuk menjaga daya beli, pemerintah harus menunda kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN).

Selanjutnya: Kripto dan Emas Masih Jadi Instrumen Populer Investor

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Prabowo Bakal Gelar Program Medical Check-Up Gratis, Begini Tanggapan Prodia (PRDA)
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 11:21 WIB

Prabowo Bakal Gelar Program Medical Check-Up Gratis, Begini Tanggapan Prodia (PRDA)

Prodia punya 287 outlet di 126 kota di seluruh Indonesia.

Harga NPI Akan Tertekan Beberapa Bulan ke Depan, Simak Rekomendasi Saham Nikel ini
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 10:15 WIB

Harga NPI Akan Tertekan Beberapa Bulan ke Depan, Simak Rekomendasi Saham Nikel ini

China mencatatkan impor bijih nikel yang signifikan, pada bulan Agustus dari Filipina.  

RI Penghasil Nikel Terbesar di Dunia, tapi Impor dari Filipina Terus Melonjak
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 09:35 WIB

RI Penghasil Nikel Terbesar di Dunia, tapi Impor dari Filipina Terus Melonjak

Ke depan Indonesia bisa mengimpor bijih nikel lebih banyak lagi.

Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) Mau Kembangkan Township di Tangerang
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 09:30 WIB

Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) Mau Kembangkan Township di Tangerang

PANI memiliki dana Rp 6,5 triliun dari aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private plecament).

Menelisik Tabir Aksi Pendirian Entitas Usaha Green Power Group (LABA) Bersama China
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 08:50 WIB

Menelisik Tabir Aksi Pendirian Entitas Usaha Green Power Group (LABA) Bersama China

LABA akan mendirikan perusahaan patungan pembuatan digital battery management system. 

Musim Dividen Interim Grup Astra Dimulai, Investor Asing Sudah Masuk Mengincar Cuan
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 08:02 WIB

Musim Dividen Interim Grup Astra Dimulai, Investor Asing Sudah Masuk Mengincar Cuan

Dua emiten Grup Astra, UNTR dan AALI memulai pembagian dividen interim. 

Nama-Nama Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK Mulai Mengerucut
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 07:15 WIB

Nama-Nama Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK Mulai Mengerucut

Pansel calon pimpinan dan dewan pengawas KPK sudah menetapkan 10 masing-masing calon. 

Pesawat yang Beroperasi  di Bandara-Bandara Semakin Menyusut
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 07:10 WIB

Pesawat yang Beroperasi di Bandara-Bandara Semakin Menyusut

Ada beberapa faktor yang membuat jumlah pesawat berkurang beroperasi di bandara-bandara. 

BIPI Fokus Menjaga Kinerja di Paruh Kedua
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 07:05 WIB

BIPI Fokus Menjaga Kinerja di Paruh Kedua

Penurunan harga batubara berimbas kepada penurunan pendapatan entitas anak BIPI.

BPK Memberikan Catatan Kinerja kepada  14 BUMN dan SKK Migas
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 07:05 WIB

BPK Memberikan Catatan Kinerja kepada 14 BUMN dan SKK Migas

Catatan BPK terkait tata kelola yang dilakukan oleh BUMN dan SKK Migas. 

INDEKS BERITA

Terpopuler