KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembayaran via QRIS sudah tembus 1 miliar transaksi dengan nilai lebih dari Rp 100 triliun hingga akhir 2022. Hal ini menunjukkan bahwa langkah Bank Indonesia (BI) menerapkan standarisasi pembayaran berbasis kode quick response itu telah berbuah manis.
Hal itu disampaikan Santoso, Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Ia melihat potensi QRIS kian luas karena implementasinya sudah di tahap ekspansi ke luar negeri. Setelah diterapkan di Thailand, BI juga mengujicoba QRIS di Singapura dan Malaysia.
“Kami sedang jajaki dengan Jepang, saya dengar BI sudah ada nota kesepahaman. Begitupun dengan bank sentral China untuk beberapa inisiatif. Mungkin selanjutnya Korea dan India. Ada beberapa negara menurut saya harus jadi perhatian industri dan dukungan pelaku,” ujarnya kepada KONTAN pekan lalu.
Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono, menyebut transaksi QRIS orang Indonesia di Thailand sudah mencapai 14.555 kali transaksi dengan nilai Rp 8,54 miliar. Sedangkan transaksi orang Thailand di Indonesia baru 492 kali senilai Rp 114 juta.
Santoso yang juga menjabat Direktur BCA, menyampaikan sudah ada 24 juta merchant yang terhubung dengan QRIS. Sedangkan pengguna QRIS lebih dari 28 juta orang. Adapun transaksi QRIS BCA tercatat Rp 1 triliun per bulan tahun lalu dan diharapkan bisa naik 12% tahun 2023.
Andi Nirwoto, Direktur BTN menyatakan, pihaknya menargetkan transaksi QRIS tumbuh di atas 30% tahun ini. Untuk itu, bank akan menambah merchant QRIS, terutama di ekosistem pasar maupun kuliner. “Saat ini, BTN sedang mengembangkan QRIS antarnegara yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan transaksi QRIS kami,” kata Andi.
Bank BRI mencatat transaksi QRIS Rp 7,4 triliun tahun 2022 atau meroket 12.183% secara year on year. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza menyatakan, tahun ini ditargetkan bisa tumbuh 30%.