Utang, Isu Seksi Politisi

Kamis, 25 Mei 2023 | 08:00 WIB
Utang, Isu Seksi Politisi
[]
Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari terakhir ini pasar keuangan dunia disibukkan dengan adanya kekhawatiran  kegagalan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mendapatkan tambahan pagu utang atau debt ceiling dari Kongres, atau wakil rakyat. Sebab negara itu sudah menghabiskan pagu utang di anggaran negara 2023 sebesar US$ 31,4 triliun paruh pertama tahun ini.  

Kondisi membuat khawatir para pelaku pasar global karena ada risiko besar terjadi kekeringan kas di anggaran negara pemerintah AS. Walhasil ekonom maupun lembaga keuangan dunia memprediksi di awal Juni 2023 kas pemerintah AS hanya akan turun di bawah US$ 30 miliar.

Catatan terakhir pada pada 18 Mei 2023 dana kas yang ada di Departemen Keuangan AS masih US$ 57,3 miliar.

Jika pemerintahan Joe Biden gagal meyakinkan wakil rakyat untuk menambah pagu utang, yang akan terjadi adalah beban pembayaran layanan publik akan terganggu.

Kantor berita Reuters mencatat beban untuk membayar dokter, rumah sakit, dan perusahaan asuransi bisa menjadi salah satu yang terkena imbas pertama. Pada 1 Juni, mereka seharusnya menerima pembayaran sekitar $47 miliar lewat Medicare.

Belum lagi beban pembayaran gaji pegawai pemerintah yang berjumlah hingga 2 juta orang dengan total kebutuhan anggaran sekitar US$ 4 miliar.

Lalu pembayaran kepada layanan publik seperti sekolah sekitar US$ 1 miliar, juga kontraktor-kontraktor swasta yang mengerjakan proyek pemerintah dan harus di bayar pada bulan Juni 2023 akan menagih sekitar US$ 1 miliar. Bisa dibayangkan dampak langsung apabila kegagalan menambah utang terhadap masyarakat.

Amerika sebenarnya mencatat rasio penerimaan negara dari pajak cukup besar. Tahun 2022 lalu rasio penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) AS sekitar 18,7% lebih baik dari 2021, 17,8%. Namun beban anggaran di AS sudah terlanjur besar sehingga mengandalkan utang.

Karena itu Joe Biden yang dari Demokrat harus mampu melunakkan Kongres yang dikuasai oleh Partai Republik. Saat Kongres setuju artinya tumpukan utang di Amerika merupakan hasil kerja bersama, bukan cuma partai penguasa.

Sistem penganggaran seperti ini juga terjadi di Indonesia. Tumpukan utang pemerintah Rp 7.849,8 triliun atau sekitar 38% dari PDB ini tentu hasil kesepakatan dengan DPR. Tapi utang tetap menjadi isu seksi untuk menyerang lawan politik, lupa partainya ikut menyetujuinya.

Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler