XL Axiata (EXCL) Mau Rights Issue 2,75 Miliar Saham, Duitnya Untuk Bayar Utang

Senin, 04 Juli 2022 | 14:27 WIB
XL Axiata (EXCL) Mau Rights Issue 2,75 Miliar Saham, Duitnya Untuk Bayar Utang
[ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan di XL Center Axiata Tower, Selasa (10/05/2022). PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan menerbitkan saham baru lewat rights issue untuk membayar utang. KONTAN/Baihaki]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) tengah berusaha mengurangi beban keuangannya. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui rights issue.

Rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights tersebut akan dimintakan persetujuannya pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 10 Agustus 2022. 

Merujuk keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen XL ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Juli 2022, EXCL berencana menerbitkan 2,75 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Belum ada informasi soal harga pelaksanaan rights issue ini. Namun, jika menggunakan patokan harga penutupan saham EXCL Jumat pekan lalu (1/7) di Rp 2.560 per saham, maka setidaknya XL bisa meraup dana hingga Rp 7,04 triliun.

Juga tidak disebutkan soal siapa pihak yang akan menjadi pembeli siaga (standby buyer). Hanya saja, dalam informasi tersebut disampaikan, jika tidak ada atau hanya sebagian dari pemegang saham yang melaksanakan HMETD yang mereka miliki, maka seluruh sisa saham baru tersebut akan dibeli oleh pembeli siaga.

Namun dampaknya, bagi pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya, kepemilikannya akan terdilusi hingga maksimal 20,49%.

Baca Juga: Kongsi Mesra Astra, Sequoia Capital dan Li Ka-shing Berlanjut di Bank Jasa Jakarta

Manajemen XL menyebut, seluruh hasil bersih dari Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) itu akan digunakan untuk membayar utang.

Berdasar laporan keuangan kuartal I-2022, EXCL memiliki total liabilitas sebesar 51,60 triliun. Sekitar Rp 21,43 triliun merupakan liabilitas jangka pendek dan sekitar Rp 30,18 triliun berbentuk liabilitas jangka panjang.

 

 

EXCL saat ini menanggung pinjaman dari sejumlah bank; Bank BCA, Permata UOB Indonesia, Citibank dan Bank of China. Total nilai pinjamannya sekitar Rp 8,23 triliun dan sekitar Rp 2,38 triliun diantaranya merupakan pinjaman jangka pendek.

Selain itu XL juga memiliki kewajiban berupa sukuk ijarah senilai total Rp 1,58 triliun. Sekitar Rp 566,76 miliar diantaranya tergolong dalam kewajiban jangka pendek.

EXCL juga memiliki utang obligasi yang semuanya tercatat dalam akun liabilitas jangka panjang. Nilainya sekitar Rp 354,14 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler