Pendapatan recovery sejumlah bank pelat merah masih berhasil tumbuh baik meski di saat yang sama mulai melakukan hapus tagih kredit UMKM

Kredit perbankan di Tanah Air dalam denominasi valas masih tumbuh dua digit hingga Maret 2025, jauh melampaui kenaikan kredit dalam rupiah. ​

Nilai pinjaman macet di fintech berusia di atas 54 tahun naik 25,95% menjadi Rp 119 miliar pada Februari 2025, dari akhir 2024. ​

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Di tengah tren suku bunga acuan yang masih tinggi, bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) secara syariah mendapatkan berkah tersendiri. 

Langkah ekspansi WOOD ke kredit karbon diharapkan bisa mendorong fundamental bisnis perusahaan yang kinerjanya positif di kuartal 1-2025.

Tekanan daya beli masyarakat berdampak pada penyaluran kredit konsumer. Ini imbas bunga tinggi, sehingga masyarakat lebih selektif dalam berutang.

Pertumbuhan industri pembiayaan terus melambat di tengah ancaman naiknya kredit bermasalah saat daya beli masyarakat tertekan.

Perbankan masih harus rela mengurangi laba di triwulan pertama tahun ini demi memitigasi risiko kredit. ​

Kementerian UMKM mencatat, realisasi penghapusan piutang macet UMKM baru mencapai Rp 486,10 miliar per 11 April 2025