Ada Anggota Baru di Klub Emiten Rp 100 Triliun

Selasa, 09 April 2019 | 07:16 WIB
Ada Anggota Baru di Klub Emiten Rp 100 Triliun
[]
Reporter: Avanty Nurdiana, Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota emiten klub 100 triliun bertambah. Adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang masuk klub elite tersebut. Sepanjang tahun lalu, emiten produsen rokok Dji Sam Soe ini sukses mencetak pendapatan menembus Rp 100 triliun.

Mengutip laporan keuangan emiten yang sahamnya merupakan anggota indeks Kompas100 ini, pendapatan sepanjang tahun lalu mencapai Rp 106,74 triliun. Jumlah tersebut naik 7,72% dari realisasi 2017.

Anggota emiten klub 100 triliun lain, PT Astra International Tbk (ASII, anggota indeks Kompas100), membukukan pendapatan Rp 239,20 triliun di akhir 2018. Sementara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM, anggota indeks Kompas100) belum merilis kinerja akhir 2018.

Sebagai perbandingan, tahun 2017, TLKM mencatat pendapatan Rp 128,26 triliun. Tahun ini targetnya pendapatan naik high single digit.

Nah, dengan masuknya HM Sampoerna, kini ada tiga emiten yang sanggup mendulang omzet tahunan di atas Rp 100 triliun. Jumlah ini sedikit bila dibandingkan di luar negeri.

Krishna Dwi Setiawan, Analis Lotus Andalan Sekuritas, menilai, tingginya omzet emiten di luar negeri lantaran banyak perusahaan merupakan perusahaan multinasional. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, pasar perusahaan multinasional seperti Apple dan Amazon, pun tidak hanya di negara asalnya, melainkan sudah menggurita nyaris ke seluruh penjuru dunia.

Jika dilihat lebih jauh, emiten yang mencatatkan kinerja di atas Rp 100 triliun adalah perusahaan asli Indonesia, memiliki pasar di Indonesia dan juga penguasa pasar. "Hanya dengan serius menggarap pasar dalam negeri saja, perusahaan tersebut mampu mencetak pendapatan besar," kata David Sutyanto, Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas, kepada KONTAN, Senin (8/4).

Dengan kata lain, pasar Indonesia memang potensial. Besarnya potensi pasar Indonesia ini menjamin kelangsungan bisnis para emiten raksasa itu di masa mendatang. "Kontribusi pendapatan ekspor atau pendapatan dari luar negeri bagi ASII, TLKM dan HMSP pun sejauh ini tidak besar," papar dia.

Kondisi ini berbeda jika di luar negeri, misalnya Singapura atau negara Asia Tenggara lain. Emiten perlu ekspansi ke luar untuk mendapatkan kinerja di atas Rp 100 triliun.

Para analis yakin, ke depan jumlah emiten dengan pendapatan di atas Rp 100 triliun bisa lebih banyak. Krishna berpendapat, perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi dan bank berpotensi mencatatkan pendapatan di atas Rp 100 triliun dalam beberapa tahun lagi.

Plus, perkembangan middle class income yang diperkirakan bisa mendominasi struktur demografi tahun 2030. "Ini memungkinkan emiten sektor tersebut bisa mengerek pendapatan karena daya beli juga naik," kata Krishna.

David berani menyebut, pesaing HMSP yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM) akan menjadi kandidat kuat perusahaan berpendapatan Rp 100 triliun dalam waktu dekat. Sepanjang tahun 2018, GGRM menghasilkan pendapatan Rp 95,71 triliun dengan pertumbuhan 14,89% secara tahunan. Jika menggunakan asumsi pertumbuhan pendapatan yang sama, tahun ini GGRM berpotensi meraih pendapatan Rp 110,07 triliun.

Emiten lain yang potensial masuk klub ini, kata David, adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Kedua perusahaan tersebut yang sama-sama berbasis domestik. Tapi David mengakui pertumbuhan pendapatan dua emiten itu kini cenderung terbatas.

Bagikan

Berita Terbaru

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler