Adhi Karya (ADHI) Mengincar Pendanaan Rp 9 Triliun

Sabtu, 16 Februari 2019 | 08:49 WIB
Adhi Karya (ADHI) Mengincar Pendanaan Rp 9 Triliun
[]
Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ambisi PT Adhi Karya Tbk (ADHI) untuk menggalang pendanaan (fundraising) besar belum pudar. Emiten pelat merah ini bakal melanjutkan rencana yang sempat tertunda, mengantarkan anak usahanya menghelat initial public offering (IPO).

PT Adhi Persada Gedung (APG) dan PT Adhi Commuter Properti (ACP) jadi dua kandidat perhelatan tersebut. Total perolehan dana ditargetkan mencapai Rp 7 triliun, dengan asumsi maksimal melepas 30%–35% saham untuk masing-masing perusahaan.

Direktur Utama ADHI Budi Harto menuturkan, APG yang paling siap IPO. APG ditargetkan bisa mencatatkan saham (listing) pada Agustus tahun ini. "Target perolehan dananya Rp 1,5 triliun–Rp 2 triliun," ujar dia, Kamis (15/2).

ACP kemungkinan baru bisa listing pada November. Tapi, target perolehan dananya lebih besar, Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun.

Namun, supaya IPO optimal, ADHI perlu terlebih dahulu membesarkan aset kedua anak usahanya tersebut. Caranya, dengan menyuntikkan sejumlah dana, salah satunya untuk ACP.

ADHI sejauh ini telah menyuntikkan modal sebesar Rp 3 triliun untuk ACP. Tahun ini, rencananya ada suntikan Rp 800 miliar lagi untuk pembelian lahan di sekitar stasiun light rail transit  (LRT) Jabodebek.

Instrumen utang

ADHI tak hanya mengandalkan pengumpulan dana berbasis ekuitas. Perusahaan konstruksi ini juga berniat mencari dana menggunakan instrumen utang.

ADHI bakal menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun. Penerbitannya dijadwalkan pada akhir semester pertama tahun ini.

Sekadar informasi, ADHI tahun lalu menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2017 dengan plafon maksimal Rp 5 triliun. Tahap pertama senilai Rp 3,5 triliun sudah digelar tahun lalu.

Sehingga, ADHI masih punya jatah penerbitan obligasi Rp 2,5 triliun lagi. Belum jelas apakah ADHI akan melepas seluruh plafon tahun ini.

Budi memastikan, kesehatan keuangan perusahaan tetap terjaga. Sebab, batas maksimal rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) ADHI sebesar 3,5 kali. "Posisinya saat ini masih 1,1 kali," tandas dia.

ADHI juga masih memiliki ruang untuk menurunkan rasio utang sekaligus memperoleh tambahan dana segar. Caranya dengan menggelar rights issue.

Meski bukan dalam waktu dekat, manajemen tak menutup peluang menggelar rights issue. "Mungkin saja, baik dari ADHI sendiri atau induk holding, Hutama Karya," imbuh Budi.

Semua pendanaan ADHI tahun ini bakal difokuskan untuk semua proyek perusahaan. Salah satunya untuk melanjutkan proyek LRT.

Sekadar informasi, ADHI telah keluar dana Rp 12 triliun untuk proyek tersebut. PT KAI selaku pemilik konsesi LRT baru membayar Rp 6,3 triliun. Padahal, nilai proyek LRT mencapai Rp 27 triliun.

Budi menuturkan, pihaknya kini tengah menanti kelanjutan pembayaran proyek tersebut. Proses permohonan pembayarannya kini sudah diproses oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). "Jadi, mudah-mudahan Maret nanti sudah ada pembayaran Rp 3 triliun," tutur Budi.

Bagikan

Berita Terbaru

Batubara Belum Stabil, Kinerja DOID Masih Rapuh
| Jumat, 05 Desember 2025 | 05:53 WIB

Batubara Belum Stabil, Kinerja DOID Masih Rapuh

Kinerja emiten jasa pertambangan, PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) masih akan tertekan di tengah ketidakpastian industri batubara

Kinerja Masih Lemah, Mayora (MYOR) Revisi Turun Target Pendapatan
| Jumat, 05 Desember 2025 | 05:51 WIB

Kinerja Masih Lemah, Mayora (MYOR) Revisi Turun Target Pendapatan

Emiten barang konsumsi PT Mayora Indah Tbk (MYOR) merevisi turun target pendapatan menjadi single digit hingga akhir tahun 2025

Mencari Sektor Hoki di Tahun Kuda Api
| Jumat, 05 Desember 2025 | 05:42 WIB

Mencari Sektor Hoki di Tahun Kuda Api

Saham perbankan dan barang konsumsi diproyeksi jadi motor Indeks Saham Harga Gabungan (IHSG) tahun depan

Relaksasi Jemaah dan Petugas Haji Daerah Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 04:30 WIB

Relaksasi Jemaah dan Petugas Haji Daerah Bencana

Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) menunda proses PPIH di daerah bencana serta memberikan relaksasi pembayaran haji bagi warga terdampak.

Bantuan Internasional Belum Dibuka
| Jumat, 05 Desember 2025 | 04:29 WIB

Bantuan Internasional Belum Dibuka

Proses rehabilitasi bencana dan banjir yang terjadi di tiga provinsi di Sumatra berlangsung selama 100 hari.

Dramatisasi Pemberantasan Korupsi
| Jumat, 05 Desember 2025 | 04:29 WIB

Dramatisasi Pemberantasan Korupsi

Bukannya memicu gerakan antikorupsi, dramatisasi justru melemahkan semangat publik untuk ikut memberantas korupsi.

Danantara Membenahi Subsidi dan Kompensasi BUMN
| Jumat, 05 Desember 2025 | 04:29 WIB

Danantara Membenahi Subsidi dan Kompensasi BUMN

Danantara akan mengubah skema biaya di sejumlah BUMN yang menerima program subsidi serta kompensasi.

Transaksi Harbolnas 2025 Bisa Tembus Rp 35 Triliun
| Jumat, 05 Desember 2025 | 04:29 WIB

Transaksi Harbolnas 2025 Bisa Tembus Rp 35 Triliun

Pesta belanja dan diskon tahunan yakni Harbolnas 2025 bakal berlangsung di periode10 - 16 Desember 2025.

IHSG Cetak Rekor Penutupan Tertinggi, Simak Peluang Investor Jumat (5/12) Ini
| Jumat, 05 Desember 2025 | 04:29 WIB

IHSG Cetak Rekor Penutupan Tertinggi, Simak Peluang Investor Jumat (5/12) Ini

IHSG pecahkan rekor penutupan tertinggi di 8.640,2. Intip prediksi IHSG dan rekomendasi saham untuk Jumat (5/12).

Premi Asuransi Kesehatan Tak Bisa Asal Naik
| Jumat, 05 Desember 2025 | 04:29 WIB

Premi Asuransi Kesehatan Tak Bisa Asal Naik

Frekuensi kenaikan tarif alias repricing premi asuransi kesehatan akan dibatasi sebanyak satu kali dalam jangka waktu setahun.

INDEKS BERITA