Akan Bangun 100.000 Rumah, Lippo Karawaci (LPKR) Butuh Investasi Rp 100 Triliun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ambisi PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengembangkan properti secara masif belum berakhir. Perusahaan milik keluarga Riady ini berniat membangun 100.000 rumah.
Manajemen Lippo Karawaci memperkirakan butuh waktu lima hingga 10 tahun untuk mengembangkan proyek tersebut. Nilai investasinya juga tak sedikit, bisa mencapai Rp 100 triliun.
John Riady, Chief Executive Officer (CEO) Lippo Karawaci, menuturkan, proyek ini digelar untuk memenuhi kebutuhan rumah di Indonesia. Gap antara permintaan dan suplai rumah (backlog) masih tinggi.
"Ada backlog sebesar 7,6 juta rumah dan landbank yang sangat memadai," kata John. Sementara Lippo Karawaci memiliki cadangan lahan atawa landbank cukup besar.
Lippo Karawaci saat ini memiliki sekitar 8.000 hektare (ha) landbank. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.300 ha di antaranya sudah siap bangun.
Lantaran proyek tersebut membutuhkan dana sangat besar, Lippo Karawaci telah menggandeng private equity, yaitu Gateway Partners LLC. Perusahaan private equity ini telah memberikan komitmen investasi.
LPKR akan menerbitkan saham baru. "Komitmen berupa kesediaan untuk membeli rights," ujar John, Kamis (20/1).
LPKR telah memperoleh surat efektif untuk menggelar rights issue senilai Rp 11 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dananya diperkirakan bakal masuk sebelum akhir Juni 2019.
Selain itu, John memastikan, proyek Meikarta akan terus berjalan. Target membangun 100.000 rumah tersebut sudah memperhitungkan proyek yang beberapa waktu lalu sempat menimbulkan polemik tersebut.
Dia menambahkan, proyek Meikarta saat ini juga bakal berjalan lebih mulus. Pasalnya, pendanaan LPKR kali ini lebih bervariasi.
Selain dari rights issue, LPKR juga berpotensi meraup dana segar senilai Rp 4 triliun. Dana tersebut berasal dari penjualan aset, yaitu Lippo Mall Puri.
Saat ini, Lippo Karawaci tengah dalam proses membangun 56 menara di Meikarta yang akan di bagi dalam dua klaster. Tiap klaster akan memiliki 28 menara.
Jika ditotal, jumlah unit saat ini sudah sekitar 22.500 apartemen dan telah terjual sekitar 65%. Sisanya 35% akan terjual dalam 18 sampai 24 bulan ke depan. "Empat tower pertama topping off pada 1 Agustus 2019 dan setelah tiga bulan akan serah terima," jelas John.
M. Nafan Aji, analis Binaartha Sekuritas, menilai, Lippo Karawaci saat ini tampak lebih prospektif. Soalnya, dana segar yang bakal diterima perusahaan ini bukan hanya untuk restrukturisasi utang, tapi juga pendanaan proyek. "Menarik untuk akumulasi beli," kata Nafan.
Target harga jangka panjang LPKR di Rp 412 per saham. Kemarin, saham LPKR ditutup menguat 6 poin atau setara 1,89% ke level Rp 324 per saham.