Aksi Jagoan Lokal 'Menduduki' New York

Rabu, 20 Oktober 2021 | 18:37 WIB
 Aksi Jagoan Lokal 'Menduduki' New York
[ILUSTRASI. Muhammad Sadad, pebisnis fesyen dengan brand Erigo Store.]
Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kehadiran Erigo sebagai merek pakaian lokal yang berhasil menjadi trending topic di media sosial rupanya cukup mengulik rasa penasaran Ayu. Dari awalnya tak peduli, selanjutnya ibu muda ini memberanikan diri mengikuti akun instagram @Erigostore.

Tak sampai hitungan bulan, saat merek fesyen besutan Muhammad Sadad itu mengikuti New York Fashion Week awal September lalu, ia pun mulai tergoda menengok official store Erigo di marketplace. "Aku penasaran, kok, gede banget Erigo ini sampai bisa ke New York segala," cetusnya.

Ayu menilai baju-baju yang dipakai beberapa artis sewaktu di-endorse ke New York bagus-bagus. Apalagi hoodie, baginya itu keren. Pilihan warnanya netral dan harganya masih terjangkau.

Sayangnya rasa penasaran dan antusias itu tak mampu menggerakkan Ayu untuk membeli. Walaupun sudah memasukkan beberapa produk ke keranjang belanja, tapi tiba-tiba ia ragu. "Kayaknya kok booming banget, ya, jangan-jangan nanti kalau pakai ketemu banyak orang yang pakai baju samaan di jalan," ujarnya.

Toh, manuver Erigo sejak akhir Agustus memang cukup mencuri perhatian. Sebelum dan sesudah kemunculannya dalam dalam ajang New York Fashion Week, manajemen beriklan di Times Square, New York. Sebanyak 10 selebritas dan influencer didaulat menjadi model. Bahkan mereka juga diajak menghadiri peluncuran koleksi terbarunya.

Baca Juga: Jurus Bank BCA mempertahankan employee engagement saat pandemi

Tagar #NEWYORKTAKEOVER cukup ramai menjadi perbincangan di media sosial. Lebih dari 1.000 postingan diunggah di instagram sejak sebelum keberangkatan hingga kepulang rombongan yang berangkat ke New York.

Sebenarnya, itu bukan kali pertama iklan Erigo terpampang di Times Square. Maret 2021, manajemen menampilkan iklan dalam durasi beberapa detik. Hanya gaungnya tidak seramai sekarang. Antusias publik yang terbangun juga masih belum sebesar ini.

Di saat yang hampir bersamaan produk kecantikan MS Glow juga melakukan strategi serupa. Akhir Agustus, manajemen membawa iklan yang menampilkan Babe Cabita dan Marshel Widianto sebagai brand ambassador MS Glow For Men untuk diunggah di papan iklan Times Square.

Hanya berselang beberapa hari, MS Glow kembali menghadirkan iklan yang dibintangi oleh brand ambassador lain. Seperti, peraih medali emas Olimpiade, Greysia Polli dan Apriani Rahayu, pada 1 September, lalu Raffi Ahmad dan Nagita Slavina pada 4 September, dan Sarwendah pada 5 September.

Pemerintah juga ikutan

Bukan hanya pemilik produk, yang paling baru, cara ini juga dilakukan platform investasi Ajaib. Merayakan 1 juta investornya, Ajaib memajang iklan ucapan terimakasih. Kemudian, ada pula iklan Desa Mandiri Sabdodadi, Bantul.

Tak hanya dilakukan pihak swasta, upaya membawa produk Indonesia ke kancah internasional rupanya dilakukan oleh pemerintah. Di Hari Kemerdekaan Indonesia kemarin, Kemparekraf menggandeng perusahaan rintisan Hypefast membawa 16 merek lokal untuk beriklan di Times Square.

Di antaranya Nona, Nona Rara, Soleram, BohoPanna, Sabine and Heem, dan Letter in Pine. Lalu ada Bonnels, Owners Worldwide, Reclays, Noore, T.V.F., Nyonya Nursing Wear, Wearstatusquo, Sideline, dan Koze.

Kini memasang iklan di New York sepertinya telah menjadi tren pemasaran baru di kalangan pebisnis Tanah Air. Sebelumnya hanya kalangan musisi saja yang kerap menampilkan karyanya. Itu pun mereka harus menunjukkan pencapaiannya terlebih dulu.

Melansir Investopedia.com, untuk biaya iklan harian dibutuhkan biaya sekitar US$ 5.000 (Rp 71 juta)US$ 50.000 (Rp 712 juta). Biaya bulanan sekitar US$ 3 juta (Rp 43,7 miliar) dan biaya tahunan sekitar US$ 1,1 juta (15,6 miliar) US$ 4 juta (Rp 57 miliar).

Pemahaman selama ini, pemilihan lokasi beriklan harus disesuaikan dengan pangsa pasar yang hendak dibidik. Kalau mengincar daerah A, ya, beriklan di wilayah tersebut. Sejak banyak pebisnis memilih beriklan di New York, kini logikanya berubah.

Baca Juga: Begini jurus Vale Indonesia (INCO) untuk jaga pasokan nikel

Pengamat marketing Inventure, Yuswohady, memandang, merek-merek yang beriklan di New York belum tentu mengincar pasar global. Selain produknya belum tentu tersedia di sana, sejak awal yang dibidik memang konsumen lokal di Tanah Air.

"Ketika mereka pasang di Time Square, terus dipotret dan menjadi viral, itu kan bisa menarik jumlah massa yang besar. Bukan di ranah global tetapi pasar Indonesia," cetus Yuswohady.

Ada dua keuntungan yang bisa didapatkan oleh merek yang memasang iklan di New York. Pertama, dari sisi jangkauan, dan, kedua, dari sisi brand image. Ketika viral, unsur jangkauannya terpenuhi, kemudian bagi merek itu sendiri citranya bisa menjadi lebih bagus. Bahkan bisa jadi dipandang sebagai merek global.

Walaupun modal tidak sedikit, tapi menurutnya, pemilik bisnis pasti sudah memperhatikan hasil atau tingkat pengembalian investasi pemasaran yang dilakukan alias return of marketing invesment (ROMI).

"Mereka ini mengandalkan kekuatan viral. Tapi sebenarnya perlu hati-hati, karena viral tidak bisa direncanakan. Belum tentu apa yang diharapkan menjadi viral bisa sesuai rencana," paparnya.

Harus berlanjut

Angga Ranggana Putra, pengamat marketing Universitas Pertamina, juga melihat strategi itu sudah jelas membidik konsumen Indonesia. Di sini pebisnis sedang sedang berusaha memanfaatkan lokasi untuk bisa membangun citra.

Walaupun, sebenarnya, beriklan di Times Square tantangannya besar. Sangat sulit bisa mendapatkan perhatian khalayak yang melintas karena kepadatan kota dan banyaknya jumlah iklan yang dipasang. Belum lagi biayanya tidak murah.

Angga bilang, meski biayanya besar, tetapi imbal hasilnya tidak serta-merta tercermin pada penjualan. Bisa jadi keuntungan yang datang berupa penambahan pelanggan baru, peningkatan loyalitas konsumen, dan juga menjadi perbincangan atau membetuk word of mouth.

Namun, yang perlu diingat, strategi semacam ini perlu keberlanjutan. Tidak bisa hanya sekali beriklan lalu efeknya akan dirasakan seterusnya. Publik perlu diingatkan kembali ketika euforianya sudah mulai meredup. "Strateginya harus lengkap, jangan one shoot advertising," cetusnya.

Setelah aksinya viral dan mencapai brand awareness yang diharapkan, pemilik merek perlu menyiapkan strategi lain yang mengikutinya.

Baca Juga: Sembilan Jurus Pertamina Agar Pengusaha UMKM Naik Kelas

Yuswo juga bilang, branding perlu konsistensi. Misalnya, cara yang dipakai oleh merek minuman kesehatan UC 1000. Setiap tahunnya mereka rutin menjadikan putri kecantikan sebagai bintang iklan. "Harus dibuat periodik agar tidak lupa," terangnya.

Kualitas produk juga tidak bisa dilupakan. Jangan sampai brand image sudah cukup positif tetapi kenyataan ketika dibeli produknya justru mengecewakan.

Kemudian, identitas merek juga perlu dijaga agar sejalan dengan pola pemasaran yang dipilih. "Kalau sudah iklan di Times Square, jangan terus nanti tokonya buka di Tanah Abang. Perlu dipikirkan lokasi yang sesuai dengan citra yang sudah terbentuk," tandasnya.

Di antara merek-merek yang berhasil melenggang ke New York, keberhasilan strategi pemasaran yang dicapai masih pada taraf membentuk awareness dan membangun asosiasi merek. Mereka masih belum mampu membentuk persepsi konsumen, loyalitas, atau yang paling tinggi advokasi yang membuat orang mau mempromosikan produk tersebut ke orang lain.

Selanjutnya: Jaga Loyalitas Nasabah, Bank Gencar Sebar Hadiah

 

Bagikan

Berita Terbaru

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 18:00 WIB

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence

Akuisisi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) oleh sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis kendaraan listrik mulai terlaksana.

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:17 WIB

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak

Kinerja emiten tambang PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diprediksi semakin cemerlang hingga 2027 mendatang.

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:01 WIB

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor

Kebijakan deregulasi impor memberi ruang memperlancar rantai pasok bahan baku, komponen produksi, hingga barang konsumsi tertentu.

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:41 WIB

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025

Tantangan terhadap rupiah juga cukup besar dengan data PMI yang terkontraksi dan proyeksi defisit anggaran yang lebih tinggi menjadi 2,78%.

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:25 WIB

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun

Tekanan harga batubara berasal dari akumulasi turunnya permintaan impor dari China sebanyak 5% year on year (YoY).

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 15:05 WIB

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)

Pernyataan mengenai percepatan pelaksanaan proyek-proyek strategis, di dalam tujuan transaksi 15% saham FAST, memancing sas sis sus di pasar saham

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 09:00 WIB

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (5 Juli 2025) Rp 1.908.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,07% jika menjual hari ini.

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 08:25 WIB

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak

Donald Rachmat tidak tiba di posisi puncak saat ini lewat jalur instan. Dia meniti kariernya dari bawah.

Janji Ekonomi
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:05 WIB

Janji Ekonomi

Tidak mudah untuk bisa merealisasikan target pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang saat ini saja masih jauh dari target tersebut.

Menakar Geopolitik Komoditas Nikel
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:00 WIB

Menakar Geopolitik Komoditas Nikel

Dominasi negara China di industri nikel dalam negeri, efeknya dapat tidak menguntungkan bagi Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler