Alarm Krisis Nasional

Selasa, 25 Maret 2025 | 03:19 WIB
Alarm Krisis Nasional
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Adi Wikanto. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Adi Wikanto | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lagi-lagi, kabar tak sedap menghampiri negara ini. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang berkantor pusat di Paris, Prancis, mengingatkan potensi krisis utang di sejumlah negara berkembang.

Indonesia tentu tak luput dari peringatan ini karena utang yang menggunung. Jumlah utang pemerintah pusat pada 31 Januari 2025 mencapai Rp 8.909,14 triliun, meningkat, 1,21% dari Desember 2024 Rp 8.801,09 triliun.

Utang pemerintah dipastikan akan terus meningkat karena penerimaan perpajakan awal tahun 2025 ini loyo. Pemerintah juga harus berutang untuk membayar utang jatuh tempo tahun 2025 ini sebesar Rp 800,33 triliun. Gali lubang tutup lubang. Hanya saja, pemerintah menggali lubang semakin besar.

Selain itu, ancaman krisis ekonomi dan keamanan nasional juga perlu diantisipasi agar tak terjadi. Lihat saja, daya beli masyarakat melemah ditandai deflasi sebesar 0,76% pada Januari dan 0,48% Februari 2025. Ditambah lagi, ribuan buruh kehilangan pendapatan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) marak terjadi di perusahaan besar seperti Sritex Group. 

Kondisi ekonomi semakin sulit setelah pasar modal terpuruk. Banyak investor dari kalangan menengah yang merugi akibat harga saham-saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok. 

Seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang telah jatuh di posisi 3.610 pada penutupan perdagangan Senin 24 Maret 2025. Secara tahunan, saham BBRI telah anjlok 2.640 poin atau 42,24%. Akibatnya, lebih dari 500.000 investor ritel merugi akibat saham BBRI anjlok. Jumlah potensi kerugian semakin banyak karena puluhan saham big cap lain juga terpuruk.

Lalu belakangan ini, banyak aksi demonstrasi pasca pengesahan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bukannya meredakan para demonstran dengan cara damai, pemerintah malah memanfaatkan alat negara yang terdiri dari polisi dan tentara untuk memukul mundur para pengunjuk rasa dengan cara-cara represif.

Jika untuk mengisi perut semakin sulit, unjuk rasa yang tak kunjung berakhir akan menjalar kemana-mana. Ingat, krisis 1998 juga terjadi akibat kombinasi hal di atas. 

Oleh karena itu, pemerintah jangan abai. Aksi unjuk rasa harus diredakan dengan cara damai. Pasar modal diperkuat dengan memanfaatkan dana domestik yang masih menganggur di bank seperti dana pensiun.

Bagikan

Berita Terbaru

Sehari Bersama AI WNI
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 05:15 WIB

Sehari Bersama AI WNI

AI seperti saya hanyalah produk impor. Data warga, transaksi, bahkan kebiasaan masyarakat jadi komoditas yang dimonetisasi pihak asing. 

Ada Kabar Axiata Mencari Investor Strategis, WIFI Negosiasi Beli LINK
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 05:05 WIB

Ada Kabar Axiata Mencari Investor Strategis, WIFI Negosiasi Beli LINK

Pihaknya mengetahui ada pertimbangan dari pemegang saham pengendali LINK untuk mengakses calon investor strategis. 

Setelah Pidato Prabowo, IHSG Malah Ditutup Loyo, Masih Bisa Bangkit Lagi?
| Minggu, 17 Agustus 2025 | 04:10 WIB

Setelah Pidato Prabowo, IHSG Malah Ditutup Loyo, Masih Bisa Bangkit Lagi?

Pelaku pasar juga berekspektasi ada pemangkasan suku bunga dari Bank Indonesia, yang menjadi sentimen positif.

Utang Luar Negeri Tinggi, Modal Asing Serbu SBN
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:48 WIB

Utang Luar Negeri Tinggi, Modal Asing Serbu SBN

Posisi ULN pemerintah tercatat US$ 210,1 miliar, tumbuh 10% secara tahunan per akhir Juni 2025      

Sudah 81.000 Koperasi Merah Putih Terbentuk
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:38 WIB

Sudah 81.000 Koperasi Merah Putih Terbentuk

Kopdeskel Merah Putih itu juga sudah berbadan hukum dan tersebar di seluruh penjuru Tanah Air       

DPR dan Pemerintah Selesaikan 14 RUU
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:33 WIB

DPR dan Pemerintah Selesaikan 14 RUU

DPR bersama pemerintah telah menyelesaikan pembahasan 14 rancangan undang-undang pada tahun pertama keanggotaan DPR RI periode 2024-2029

Anggaran Rp 1.300 Triliun untuk Masyarakat Berpenghasilan Mini
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:15 WIB

Anggaran Rp 1.300 Triliun untuk Masyarakat Berpenghasilan Mini

Presiden Prabowo Subianto disebut ingin APBN dinikmati oleh lebih banyak masyarakat                .​

Anggaran Jumbo MBG
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 07:00 WIB

Anggaran Jumbo MBG

Pemerintah harus memastikan program MBG dengan dana jumbo itu bisa menjangkau target yang dipatok lebih banyak dari jumlah orang miskin.

Menyikapi Polemik Pertumbuhan Ekonomi
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 07:00 WIB

Menyikapi Polemik Pertumbuhan Ekonomi

Badan Pusat Statistik (BPS) dituntut terbuka untuk menjabarkan metodologi dan asumsi perhitungan PDB.

Theo Lekatompessy Membagi Portofolio Sesuai Tujuan Investasi
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:20 WIB

Theo Lekatompessy Membagi Portofolio Sesuai Tujuan Investasi

Theo Lekatompessy, Komisaris Independen PT Temas Tbk (TMAS) membagikan strateginya dalam berinvestasi

INDEKS BERITA