Alarm Pendidikan

Selasa, 12 Agustus 2025 | 06:07 WIB
Alarm Pendidikan
[ILUSTRASI. TAJUK - Barratut Taqiyyah (Ita)]
Barratut Taqiyyah Rafie | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar mengejutkan datang dari dunia pendidikan Tanah Air. Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan ratusan siswa Sekolah Rakyat di berbagai daerah mengundurkan diri. Hal ini menjadi sorotan di masyarakat. Pasalnya, sekolah yang didirikan untuk memberi akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, justru ditinggalkan para muridnya. Ada apa? 

Mengutip Kompas.com, program Sekolah Rakyat merupakan gagasan Presiden Prabowo Subianto yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial. Program pendidikan inklusif berasrama ini membidik anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang masih diasuh orangtua agar bisa mendapatkan pendidikan gratis. 

Sekolah Rakyat didesain sebagai pendidikan gratis dari jenjang SD hingga SMA dengan penguatan karakter, kompetensi dasar akademik, dan pembinaan kedisiplinan. Siswa juga mendapatkan layanan kesehatan gratis, fasilitas modern, dan berbagai kebutuhan sehari-hari yang ditanggung penuh oleh negara. 

Dengan biaya minim dan metode pembelajaran yang modern, sekolah ini menjadi tumpuan harapan bagi banyak anak yang sebelumnya terancam putus sekolah. Data BPS menunjukkan, terdapat sekitar 4,16 juta anak usia 6-18 tahun yang tidak sekolah, putus sekolah, atau belum sekolah hingga tahun 2024. Namun, mundurnya ratusan siswa menandakan ada masalah mendasar, mulai manajemen sekolah, kualitas pengajar, hingga kenyamanan siswa yang tinggal di asrama. 

Bagi sebagian anak, fasilitas yang terbatas, aturan yang kaku, atau lingkungan yang kurang ramah membuat mereka memilih pulang. Fenomena ini bukan sekadar urusan satu sekolah atau satu daerah. Ketika akses pendidikan melemah, dampaknya merembet: anak-anak kembali ke jalan, potensi mereka terhambat, dan risiko pengangguran di masa depan meningkat. 

Pemerintah harus segera bertindak, bukan sekadar mengimbau. Pendanaan yang layak, pelatihan guru, peningkatan fasilitas asrama, serta pengawasan mutu pendidikan alternatif harus menjadi prioritas. Di sisi lain, edukasi kepada masyarakat juga mutlak diperlukan. Orang tua harus memahami pentingnya pendidikan dan terus mendorong anak-anak mereka untuk tetap bersekolah, apa pun rintangannya. 

Ratusan siswa yang pergi adalah alarm kencang bahwa perbaikan harus segera dilakukan. Kita tak boleh membiarkan satu pun anak kehilangan haknya untuk belajar, karena setiap bangku yang kosong adalah mimpi yang terbuang.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Siasat Jababeka (KIJA) Memacu Kawasan Industri Terintegrasi
| Jumat, 19 September 2025 | 08:25 WIB

Siasat Jababeka (KIJA) Memacu Kawasan Industri Terintegrasi

Kehadiran dry port terbukti memberikan kemudahan arus logistik dengan memangkas biaya distribusi, mempercepat proses, dan meningkatkan efisiensi.

Pemulihan Harga Komoditas di Semester Kedua Mendorong Saham Emiten Energi
| Jumat, 19 September 2025 | 08:06 WIB

Pemulihan Harga Komoditas di Semester Kedua Mendorong Saham Emiten Energi

Kenaikan harga saham emiten di sektor energi lebih merepresentasikan ekspektasi investor terhadap prospek jangka menengah-panjang,

Paperocks Indonesia (PPRI) Prediksi Kinerja Tahun Ini Tak Sesuai Target Awal
| Jumat, 19 September 2025 | 08:05 WIB

Paperocks Indonesia (PPRI) Prediksi Kinerja Tahun Ini Tak Sesuai Target Awal

Faktor utama yang menekan laju industri kemasan adalah melemahnya daya beli akibat penurunan permintaan, ditambah maraknya pemain baru.

Permintaan Masih Lesu, Pemulihan Kinerja Semen Indonesia (SMGR) Diproyeksi Lambat
| Jumat, 19 September 2025 | 08:02 WIB

Permintaan Masih Lesu, Pemulihan Kinerja Semen Indonesia (SMGR) Diproyeksi Lambat

Efek berbagai stimulus di sektor properti yang digelontorkan pemerintah tidak akan instan ke industri semen.

Aturan TKDN Baru Berpotensi Mendongkrak Investasi Motor Listrik
| Jumat, 19 September 2025 | 07:45 WIB

Aturan TKDN Baru Berpotensi Mendongkrak Investasi Motor Listrik

Regulasi ini memberikan insentif berupa tambahan nilai TKDN minimal 25% bagi perusahaan yang membenamkan investasi di dalam negeri.

Pasar Obligasi Menyambut Penurunan Suku Bunga Bank Sentral
| Jumat, 19 September 2025 | 07:43 WIB

Pasar Obligasi Menyambut Penurunan Suku Bunga Bank Sentral

Pelaku pasar fokus mencermati sejauh mana pelonggaran moneter akan mempengaruhi likuiditas dan harga obligasi dalam beberapa minggu mendatang.

The Fed Pangkas Suku Bunga, Indonesia Bukan Tujuan Prioritas Aliran Modal Asing
| Jumat, 19 September 2025 | 07:41 WIB

The Fed Pangkas Suku Bunga, Indonesia Bukan Tujuan Prioritas Aliran Modal Asing

Sejak Juli 2025 sampai pertengahan September 2025 sudah tercatat arus masuk dana asing bersih ke SBN.

Sektor Pertambangan Melicinkan Bisnis Pelumas
| Jumat, 19 September 2025 | 07:20 WIB

Sektor Pertambangan Melicinkan Bisnis Pelumas

Potensi pasar pelumas di Indonesia masih menjanjikan. Maka tak heran apabila sejumlah produsen terus melicinkan ekspansi bisnis pelumas.

Profit Taking  di Bursa Saham Berpotensi Berlanjut
| Jumat, 19 September 2025 | 07:14 WIB

Profit Taking di Bursa Saham Berpotensi Berlanjut

Pemicu pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah aksi sell on news tentang pemangkasan bunga acuan The Fed. 

DSSA Terbitkan Surat Utang Rp 1,5 Triliun untuk Bayar Utang dan Ekspansi Data Center
| Jumat, 19 September 2025 | 07:08 WIB

DSSA Terbitkan Surat Utang Rp 1,5 Triliun untuk Bayar Utang dan Ekspansi Data Center

Sebagian dana sukuk akan digunakan untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pengembangan pusat data (data center) SSDP.

INDEKS BERITA

Terpopuler