Alarm Restrukturisasi Perdagangan RI

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketika gelombang gejolak global melanda -- dari fragmentasi ekonomi hingga perang dagang yang akhir-akhir ini terjadi -- Indonesia, sama seperti negara berkembang lainnya tampak limbung. Ketergantungan yang berlebihan pada pasar dan komoditas tertentu membuat perdagangan luar negeri kita sangat rentan terhadap guncangan eksternal. Kondisi ini diperparah dengan makin tidak menentunya arah kebijakan negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, yang sering kali mengambil langkah egosentris proteksionis demi kepentingan domestik mereka.
Sejak krisis keuangan global 2008, dunia mulai memasuki era "slowbalization" -- sebuah proses perlambatan integrasi ekonomi global. IMF mencatat fragmentasi ini semakin nyata, apalagi dengan munculnya kebijakan proteksionis baru dari negara-negara besar.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan