Anak Usaha PTPP Garap Proyek Bernilai Rp 3,2 Triliun, Mayoritas Proyek SPAM

Jumat, 11 Oktober 2019 | 06:31 WIB
Anak Usaha PTPP Garap Proyek Bernilai Rp 3,2 Triliun, Mayoritas Proyek SPAM
[ILUSTRASI. Proyek pembangunan gedung bertingkat yang dikerjakan oleh PTPP di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis. Foto masuk : Kamis 130321]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, PT PP Infrastruktur mengalokasikan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 860 miliar.

Anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini akan menggunakan dana itu untuk membiayai empat proyek.

Perinciannya, tiga proyek berupa pekerjaan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan satu proyek lagi adalah serat optik.

Tiga proyek SPAM tersebar di Bekasi (Jawa Barat) dengan kapasitas 200 liter per detik, Tangerang Selatan (Banten) 300 liter per detik dan Gresik (Jawa Timur) 1.000 liter per detik.

Proyek SPAM di Tangerang Selatan, misalnya, bernilai Rp 334 miliar dan kini sampai tahap konstruksi 40%.

Adapun proyek SPAM Bekasi senilai Rp 650 miliar.

PP Infrastruktur sedang berupaya membebaskan lahan seluas 6 hektare (ha).

Mereka menargetkan pembangunan berlangsung mulai tahun 2020.

Baca Juga: Oktober Baru Minggu Pertama, PTPP Sudah Kebanjiran Kontrak

Adapun proyek serat optik sepanjang 7.000 kilometer (km).

Untuk kebutuhan pembangunan serat optik, mereka menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 440 miliar dan saat ini pekerjaannya telah berjalan 10%.

PP Infrastruktur meraih proyek serat optik melalui PT Ultra Mandiri Telekomunikasi.

Mengacu laporan keuangan PTPP periode 30 Juni 2019, Ultra Mandiri adalah anak usaha tidak langsungnya.

Alhasil, Ultra Mandiri terafiliasi dengan PP Infrastruktur.

Seluruh dana belanja modal tahun ini berasal dari kas internal dan pinjaman dengan porsi sama besar.

"Komposisinya 50:50 yang mana kas internal kami berasal dari penyertaan modal dari induk juga," terang I Komang Sudarma, Direktur Keuangan PT PP Infrastruktur kepada KONTAN, Kamis (10/10).

Geber proyek air bersih

Meskipun belanja modal tahun ini hanya untuk empat proyek, sedianya total proyek di tangan PP Infrastruktur ada enam.

Total nilai investasi keenam proyek tersebut mencapai Rp 3,2 triliun.

Proyek SPAM mendominasi portofolio perusahaan ini.

Selain tiga proyek SPAM tadi, PP Infrastruktur memiliki SPAM di Pekanbaru, Riau dengan kapasitas 1.000 liter per detik.

Mereka juga berniat mengakuisisi SPAM di Bekasi berkapasitas 200 liter per detik yang bisa dikembangkan hingga 500 liter per detik.

"Saat ini dalam tahap due diligence (uji tuntas) dengan nilai masih di bawah Rp 100 miliar," ungkap Didik Mardiyanto, Direktur Utama PT PP Infrastruktur, saat ditemui KONTAN awal bulan ini.

Baca Juga: Perjalanan PT PP Infrastruktur, dari LRT Bandung, Jargas Hingga Rencana IPO

Tak berhenti sampai di situ, kemungkinan portofolio SPAM PP Infrastruktur masih akan bertambah.

Targetnya adalah memiliki SPAM dengan total kapasitas sebesar 5.600 liter per detik tahun ini.

Lantas, pada tahun depan mereka berharap bisa menaikkan total kapasitas menjadi 12.150 liter per detik.

Sejalan dengan penambahan proyek SPAM, PP Infrastruktur menargetkan akumulasi investasi proyek senilai Rp 17 triliun pada tahun 2021.

Perinciannya, investasi Rp 10 triliun pada tahun depan dan investasi Rp 7 triliun pada tahun berikutnya.

Nilai investasi proyek SPAM kurang lebih 90% dari total target itu.

Adapun sampai akhir tahun 2019, PP Infrastruktur membidik kepemilikan aset senilai Rp 800 miliar.

Baca Juga: Nilai investasi proyek 500.000 jargas PTPP dan PGN capai Rp 6 triliun

Mereka mengakui target tersebut terbilang masih kecil karena bisnis yang dijalankan terbilang masih baru alias greenfield.

"Kami dalam investasi itu bentuk BUP (Badan Usaha Pelaksana), jadi tahun ini baru dapat sehingga baru bisa memulai pelaksanaannya di tahun ini juga," kata Komang.

PP Infrastruktur belum mematok target kontribusi muluk-muluk terhadap induk usahanya, PTPP.

Mereka hanya berharap bisa mengungkit aset berkisar Rp 600 miliar hingga Rp 800 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Saatnya Membersihkan Bursa Efek Gorengan
| Senin, 13 Oktober 2025 | 12:22 WIB

Saatnya Membersihkan Bursa Efek Gorengan

Minimalisasi kasus saham gorengan sebaiknya dilakukan sejak awal, yaitu saat sebuah perusahaan melakukan initial public offering (IPO).

Grup Tjokro Siapkan Proses Akuisisi Geoprima Solusi (GPSO)
| Senin, 13 Oktober 2025 | 09:19 WIB

Grup Tjokro Siapkan Proses Akuisisi Geoprima Solusi (GPSO)

PT PIMSF Pulogadung berencana mengakuisisi  45,45% saham GPSO yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali yaitu, Karnadi Margaka. ​

Tuntaskan Akuisisi Wolfram,  Bumi Resources (BUMI) Siap Diversifikasi Bisnis
| Senin, 13 Oktober 2025 | 09:12 WIB

Tuntaskan Akuisisi Wolfram, Bumi Resources (BUMI) Siap Diversifikasi Bisnis

Pada 7 Oktober 2025, BUMI melakukan transaksi akuisisi  126.599.340 saham WFL, mewakili 99,68% saham di Wolfram senilai Rp 696,77, miliar.

Permintaan Kendaraan Listrik Memacu Saham Emiten Nikel
| Senin, 13 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Permintaan Kendaraan Listrik Memacu Saham Emiten Nikel

Tingginya permintaan kendaraan listrik di pasar global (EV) jadi faktor pendorong reli saham emiten nikel.

Menengok Peluang dan Prospek Emiten Grup Adaro, Antara ADRO, ADMR, dan AADI
| Senin, 13 Oktober 2025 | 08:49 WIB

Menengok Peluang dan Prospek Emiten Grup Adaro, Antara ADRO, ADMR, dan AADI

Transformasi bisnis melalui hilirisasi dan ekspansi ke energi terbarukan dipandang sebagai fondasi pertumbuhan jangka panjang.

Harga Saham Bank Himbara Menyusut, Nilai Aset Kelolaan Danantara bisa Ikut Menciut
| Senin, 13 Oktober 2025 | 08:24 WIB

Harga Saham Bank Himbara Menyusut, Nilai Aset Kelolaan Danantara bisa Ikut Menciut

Potensi tekanan jual terbaru muncul sebagai efek pernyataan Donald Trump yang akan menaikkan tarif atas produk yang diimpor dari China.

ESG Vale Indonesia (INCO): Menghidupkan Kembali Lahan Berkandungan Logam Berat
| Senin, 13 Oktober 2025 | 08:23 WIB

ESG Vale Indonesia (INCO): Menghidupkan Kembali Lahan Berkandungan Logam Berat

Pemulihan area tambang bukan hal mudah. Kandungan logam berat dan unsur hara yang miskin menjadi tantangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

Strategi Menggali Cuan Sekaligus Menghindari Stock Dividend Trap di Saham SPMA & ASRM
| Senin, 13 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Strategi Menggali Cuan Sekaligus Menghindari Stock Dividend Trap di Saham SPMA & ASRM

Pengalaman di PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) saat membagikan saham bonus mesti dijadikan pelajaran penting buat investor. 

Indika Energy (INDY) Intip Peluang dari Awak Mas
| Senin, 13 Oktober 2025 | 07:20 WIB

Indika Energy (INDY) Intip Peluang dari Awak Mas

INDY sudah menyerap belanja modal sebesar US$ 51,8 juta setara Rp 869,14 miliar (asumsi kurs US$ 1 = Rp 16.610) selama perioda semester I-2025.

GIPI Protes Dihapus dari UU Kepariwisataan
| Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

GIPI Protes Dihapus dari UU Kepariwisataan

Sejak 2012, GIPI dibentuk sebagai amanah UU 10/2009 dan banyak berkontribusi dalam pembangunan kepariwisataan bersama pemerintah.

INDEKS BERITA

Terpopuler