Anggota Bursa Pertimbangkan Jadi Penerbit Waran Terstruktur

Rabu, 20 April 2022 | 03:20 WIB
Anggota Bursa Pertimbangkan Jadi Penerbit Waran Terstruktur
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah anggota bursa (AB) mempertimbangkan diri menjadi penerbit waran terstruktur. Produk ini akan diluncurkan Bursa Efek Indonesia (BEI) sekitar Mei atau Juni 2022 mendatang.

Waran terstruktur adalah efek yang diterbitkan penerbit yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual underlying waran terstruktur pada harga dan waktu tertentu. Efek yang dapat menjadi underlying waran terstruktur antara lain saham perusahaan tercatat.

Direktur Utama KGI Sekuritas Antony Kristanto mengatakan, KGI Sekuritas tertarik dengan produk ini. Terlebih lagi, KGI Thailand, yang merupakan sister company KGI Sekuritas, adalah penerbit waran terstruktur terbesar di Thailand. Produk ini juga diminati di Taiwan.

Antony menyebut sudah sempat berdiskusi dengan BEI terkait pengendalian risiko produk ini. "Bahkan, KGI Taiwan bersedia sharing aplikasi hedging yang dipakai," kata Antony, Senin (18/4).

Jika tersedia di pasar saham Indonesia, Antony memperkirakan, waran terstruktur akan mendorong transaksi bursa menjadi dua hingga tiga kali kali lipat dari besaran transaksi saat ini. Antony menilai, produk ini akan sangat diminati karena sederhana dan mudah dimengerti masyarakat awam.

Akan tetapi, perlu edukasi dan pengenalan ke masyarakat secara masif. Selain itu, perlu peniadaan pajak final dan levy, karena AB penerbit harus melakukan hedging.

Sebelumnya, Kepala Unit Manajemen Proyek 2 BEI Firza Rizqi Putra menjelaskan, sebagai bentuk manajemen risiko atas pergerakan harga yang naik atau turun, AB dapat melakukan dynamic data hedging. Dengan kata lain, AB akan melakukan pembelian dan penjualan waran terstruktur secara terus-menerus, mengikuti pergerakan harga saham yang menjadi underlying.

Beberapa broker lain mempertimbangkan menjadi bagian dari waran terstruktur. "Mirae Asset Sekuritas masih mempertimbangkan dan melakukan assessment untuk menjadi broker ataupun sebagai penerbit waran terstruktur," kata Head of Corporate Secretary Mirae Asset Sekuritas Ivonne Kaharu.

Hal serupa juga diucapkan oleh  Direktur Utama Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang. Untuk menjadi penerbit waran terstruktur, AB harus memiliki modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) di atas
Rp 250 miliar dan tidak mencatatkan ekuitas negatif dalam setahun terakhir.

AB penerbit waran terstruktur juga harus bersedia menjadi liquidity provider untuk setiap seri yang diterbitkan. "Ini dilakukan untuk membuat investor nyaman, sehingga kalau investor mau jual waran terstrukturnya sebelum jatuh tempo, ada pihak yang bisa melakukan pembelian," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Laksono Widodo dalam acara peluncuran peraturan waran terstruktur, Senin (11/4).

Untuk melindungi likuiditas AB yang menjadi liquidity provider, AB dapat melakukan short selling atas underlying waran terstruktur. Sementara itu, untuk menjadi perantara perdagangan waran terstruktur (bukan penerbit), tidak ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Seluruh AB dapat menjadi broker perdagangan produk anyar ini.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler