Angka Kemiskinan

Kamis, 12 Juni 2025 | 06:16 WIB
Angka Kemiskinan
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Adi Wikanto. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Adi Wikanto | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kita bangsa yang besar! Kita bangsa yang kaya! Begitulah salah satu isi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai kegiatan kenegaraan.  

Namun, pidato yang selalu disampaikan secara berapi-api ini berkebalikan dengan data World Bank terbaru. Dalam laporan World Bank edisi Juni 2025 Update to the Poverty and Inequality Platform, garis kemiskinan internasional bagi kategori negara berpendapatan menengah mencakup Indonesia, naik dari US$ 6,85 menjadi US$ 8,30 per orang per hari. Dengan batasan tersebut, jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 68,25% atau 194,67 juta jiwa.

Angka tersebut berbeda jauh dengan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yakni jumlah penduduk miskin per September 2024 mencapai 24,06 juta jiwa atau 8,57% dari total populasi. Perbedaan yang timpang lantaran BPS menggunakan ambang batas garis kemiskinan nasional Rp 595.243 per orang per bulan atau Rp 19.841,43 per hari. 

Dengan nilai tukar dollar AS di Bank Indonesia (BI) Rp 16.357,38, batas garis kemiskinan menurut World Bank adalah Rp 135.766,25 per hari. 

Perbedaan yang mencolok harus segera diatasi. Kemiskinan bukan hanya masalah angka makroekonomi. Namun ada aspek kemanusiaan dan keadilan sosial yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa. 

Pasalnya, menurut BPS, orang dengan pengeluaran per hari di atas garis kemiskinan Rp 19.841,43 bukan lagi sebagai kelompok miskin. Padahal, kebijakan pemerintah terkait perlindungan sosial seperti program keluarga harapan hingga bantuan pangan hanya tertuju kepada masyarakat miskin. 

Walhasil, ada sekitar 170 juta penduduk Indonesia yang miskin menurut World Bank namun tidak tersentuh program perlindungan sosial. Padahal, miskin bukan hanya masalah pangan. Uang Rp 20.000 atau Rp 30.000, mungkin cukup untuk makan sehari, tapi tidak untuk memenuhi kebutuhan gizi, pendidikan, apalagi kesehatan.

Zaman berkembang dan dunia semakin maju. Berbagai ukuran pun telah disesuaikan. Baru-baru ini, pemerintah menyesuaikan anggaran pengadaan mobil dinas pejabat eselon I Rp 931.648.000 per unit untuk tahun 2026. Jumlah itu naik Rp 52 juta dibandingkan tahun 2025. 

Jika anggaran untuk pejabat selalu berubah tiap tahun, seharusnya perubahan angka garis kemiskinan juga disesuaikan secara rutin agar kebijakan pemerintah tepat sasaran. 

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Tantangan dan Peluang Memperkuat Neraca Dagang Tahun 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:33 WIB

Tantangan dan Peluang Memperkuat Neraca Dagang Tahun 2026

Surplus neraca dagang RI US$ 35,88 juta peiode Januari-Oktober 2025, ekspor pengolahan tumbuh 15,75%.

Proyeksi Laju Konsumsi Bakal Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:26 WIB

Proyeksi Laju Konsumsi Bakal Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri

Kembalinya laju pertumbuhan konsumsi ke level pra-pandemi di atas 5% bukan hal mudah. Namun, masih realistis untuk dicapai pada 2026.​

Bisnis Rekreasi Mengalap Berkah Nataru
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:24 WIB

Bisnis Rekreasi Mengalap Berkah Nataru

Momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu menjadi ladang cuan bagi para pengelola tempat rekreasi, terutama di wilayah Jabodetabek.

Kejar Target Hingga Akhir Tahun 2025, TMAS Berharap Tumbuh 5%-10%
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:22 WIB

Kejar Target Hingga Akhir Tahun 2025, TMAS Berharap Tumbuh 5%-10%

Manajemen TMAS menyiapkan investasi Rp 2 triliun untuk pengadaan 16 kapal serta sarana pendukungnya.

Bank Indonesia Longgarkan Suku Bunga, Rupiah Jadi Sorotan
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:19 WIB

Bank Indonesia Longgarkan Suku Bunga, Rupiah Jadi Sorotan

Ekonom memprediksi BI rate turun ke 4%-4,25% pada 2026 jika rupiah stabil. Rupiah diprediksi bergerak di rentang Rp 16.300-Rp 17.000 per dolar AS.

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) akan Agresif Menambah Jaringan Bisnis di 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:17 WIB

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) akan Agresif Menambah Jaringan Bisnis di 2026

PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) siap menambah laboratorium dan membidik pertumbuhan dua digit pada 2026.

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) Agresif Perkuat Jaringan
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:16 WIB

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) Agresif Perkuat Jaringan

Anak usaha PT Bundamedik Tbk ini menargetkan pertumbuhan pendapatan 16% pada 2026 dibandingkan proyeksi realisasi 2025

Pertaruhan Dominasi Fiskal dan Independensi Bank Indonesia
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:08 WIB

Pertaruhan Dominasi Fiskal dan Independensi Bank Indonesia

Kita tak bisa menciptakan lapangan kerja berkelanjutan dengan cara merusak kepercayaan pada mata uang yang membayar upah para pekerja tersebut.

Ekspor 2026 Tertekan Tarif AS dan Lemahnya Permintaan Komoditas dari China
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:05 WIB

Ekspor 2026 Tertekan Tarif AS dan Lemahnya Permintaan Komoditas dari China

Pemerintah targetkan ekspor tumbuh 7,09% di 2026 vs 7,1% di 2025, karena basis tinggi. Ekonom soroti risiko stagnasi surplus dagang.

Target Realistis
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:00 WIB

Target Realistis

Jika ekspansi dan investasi segitu-segitu aja, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan segitu-segitu aja.

INDEKS BERITA